Puasa 2 Hari Sebelum Idul Adha: Niat, Waktu, dan Keutamaannya update oleh Giok4D

Posted on

Idul Adha merupakan satu dari dua hari raya besar dalam Islam yang diperingati setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sebelum momen tersebut umat Muslim bisa mengamalkan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, yakni puasa 2 hari sebelum Idul Adha. Biasanya dikenal sebagai puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Dilansir dari NU Online, puasa 2 hari sebelum Idul Adha terdiri dari dua jenis puasa sunnah yaitu puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah sehari setelahnya ada puasa Arafah diamalkan tanggal 9 Dzulhijjah, hari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa, hari Tarwiyah termasuk di dalamnya. Hal ini didasarkan pada hadits dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah Saw. bersabda, ‘Walau jihad di jalan Allah kecuali selama-lamanya (menjadi syahid).” (HR. Bukhari).

Dari hadits tersebut, tidak terdapat larangan untuk melaksanakan puasa Tarwiyah. Anjuran yang terdapat di dalamnya adalah anjuran untuk memperbanyak puasa di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, Pimpinan Pondok Pesantren Darush Sholihin itu mengatakan dalam laman Rumaysho bahwa ada satu puasa yang sangat dianjurkan di bulan ini, yakni Arafah. Memang beramal di awal Dzulhijjah dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan yang dikerjakan saat itu.

Seperti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim). Mengenai hadits ini, Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, “Sepuluh hari awal Dzulhijjah seluruhnya adalah hari yang mulia dan dimuliakan, di dalamnya dilipatgandakan (pahala) amalan dan disunnahkan bersungguh-sungguh ibadah pada waktu tersebut.” (Al Mughni, 4: 443).

Niat menjadi hal yang penting dalam beribadah. Jika niatnya salah, dikhawatirkan amal yang dilakukan pahalanya bakal tertolak.

Dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa setiap amal tergantung pada niatnya, dan seseorang akan memperoleh hasil sesuai dengan niat yang ia tetapkan.

Dilansir dari situs NU, puasa Tarwiyah adalah ibadah sunnah yang dilakukan pada 8 Dzulhijjah atau sehari sebelum hari wukuf di Padang Arafah, berikut niatnya bisa dibaca pada malam hari.

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shauma tarwiyatin sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: Saya berniat puasa tarwiyah sunnah karena Allah.

Untuk Muslim yang lupa membaca niat pada malam hari bisa dilafalkan di siang hari sebelum waktu Dzuhur. Berikut niatnya.

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”

Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah. Berikut niat puasa Arafah yang bisa dilafalkan pada malam hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: Saya berniat puasa ‘arafah sunnah karena Allah.

Sedangkan untuk niat puasa Arafah pada siang hari, berikut bacaaannya.

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”

Berdasarkan sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama RI, ditetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Berikut jadwal puasa 2 hari sebelum Idul Adha 2025:

Dilansir infoHikmah, menukil buku Cinta Shaum, Zakat, dan Haji karya Miftahul Achyar Kertamuda, orang yang mengerjakan puasa Dzulhijjah maka pahalanya setara dengan puasa selama satu tahun lamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi.

“Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk dipakai beribadah lebih dari sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan salat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan salat pada malam lailatul qadar.” (HR Tirmidzi)

Dikutip dari buku 100 Hujjah Aswaja Yang Dituduh Bid’ah, Sesat, Syirik dan Kafir karya Ma’ruf Khozin, dijelaskan bahwa puasa Dzulhijjah memiliki keutamaan berupa pahala setara jihad fi sabilillah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

مَا الْعَمَلُ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ أَفْضَلَ مِنَ الْعَمَلِ فِى هَذِهِ » . قَالُوا وَلاَ الْجِهَادُ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَىْءٍ

Artinya: “Tidak ada amal yang lebih utama daripada amal ibadah di 10 hari Dzulhijjah ini. Sahabat bertanya, ‘Apakah tidak dengan jihad?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Tidak juga jihad, kecuali orang yang keluar dengan diri dan hartanya, kemudian tidak kembali membawa apapun’.” (HR Bukhari)

Disebutkan juga dalam sebuah hadits bahwa puasa Arafah pada bulan Dzulhijjah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadits,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Ustadz Ali Amrin Al Qurawy dalam buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa, menjelaskan keutamaan puasa Dzulhijjah lainnya ialah terbebas dari siksa api neraka Hal tersebut sesuai dengan hadits Rasulullah SAW berikut,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ

Artinya: “Tidak ada hari yang di dalamnya Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada di hari Arafah.” (HR Muslim)

Nur Solikhin dalam buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa, orang yang berdoa dalam keadaan puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah atau hari Arafah, maka doanya mustajab atau cepat dikabulkan.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan, sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para nabi sebelumku, adalah ucapan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kuli syai-in qadir’.” (HR Tirmidzi)

Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk golongan yang mendapat rahmat-Nya.

Hukum Puasa Tarwiyah dan Arafah

Niat Puasa 2 Hari Sebelum Idul Adha

Niat Puasa Tarwiyah

Niat Puasa Arafah

Waktu Pelaksanaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Keutamaan Puasa Dzulhijjah

1. Pahala Berpuasa Satu Tahun

2. Pahala Setara Jihad di Jalan Allah SWT

3. Diampuni Dosanya yang Telah Lalu

4. Terbebas dari Siksa Api Neraka

5. Doanya Mustajab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *