Polisi Telusuri Penyebab Kebakaran Ratusan Kios di Pasar Lemahabang

Posted on

Bau hangus masih menyelimuti Pasar Desa Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Deretan los dan kios yang menghitam menjadi saksi bisu kebakaran hebat yang menghanguskan ratusan lapak pedagang.

Di tengah puing-puing sisa kebakaran, aparat kepolisian menyusuri setiap sudut pasar, berupaya merangkai kepingan awal penyebab munculnya si jago merah. Rabu (31/12/2025), tim Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Cirebon bersama Inafis kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan.

Olah TKP tersebut dipimpin langsung Wakil Kasat Reskrim Polresta Cirebon, AKP Iwa Mashadi, didampingi Kapolsek Lemahabang, AKP Yuliana.

“Hari ini kami menindaklanjuti pascakejadian kebakaran di Pasar Desa Lemahabang Kulon. Kami dari Satreskrim bersama tim Inafis melakukan olah TKP terkait kejadian kebakaran ini,” ujar AKP Iwa Mashadi kepada wartawan di lokasi.

Ia menjelaskan, proses olah TKP diawali dengan pengamatan kondisi pasar secara umum, sebelum difokuskan pada los dan kios yang terdampak paling parah.

“Pertama kami mengamati keadaan secara umum, kemudian secara spesifik meneliti kios atau los yang terbakar untuk mencari barang-barang yang berkaitan dengan kejadian,” katanya.

Dari pemeriksaan awal tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang yang diduga berhubungan dengan sumber api.

“Beberapa barang yang kami amankan antara lain bekas kabel yang terbakar serta sisa-sisa barang elektronik,” jelasnya.

Barang bukti tersebut langsung dikemas dan diamankan untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut. Namun demikian, polisi menegaskan bahwa temuan tersebut masih bersifat awal.

“Ini masih olah TKP tahap awal. Untuk memastikan penyebab kebakaran, kami akan berkoordinasi dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri,” ujarnya.

Koordinasi dengan Puslabfor akan dilakukan secepatnya agar penyebab kebakaran dapat dipastikan secara ilmiah.

“Kami membutuhkan keterangan yang mendasar terkait sumber kebakaran ini sebagai bahan penyelidikan lanjutan,” tambahnya.

Selain mengamankan barang bukti, penyidik juga telah memeriksa sejumlah saksi. Hingga saat ini, lebih dari lima orang telah dimintai keterangan, termasuk penjaga malam pasar yang menjadi orang pertama melihat munculnya api.

“Saat kejadian, pasar dalam kondisi tutup dan tidak ada aktivitas. Kami memeriksa pedagang serta saksi pertama yang melihat sumber api,” ungkapnya.

Dari keterangan awal saksi mata, api diduga berasal dari bagian atas los pasar.

“Saksi melihat api muncul dari bagian atas los. Ini menjadi petunjuk awal yang akan kami dalami untuk mengarah pada penyebab kebakaran,” katanya.

Pantauan di lokasi, tim Inafis mulai melakukan olah TKP sekitar pukul 11.15 WIB. Petugas juga menghadirkan langsung penjaga malam pasar guna memperdalam keterangan. Fokus pemeriksaan diarahkan ke titik tengah pasar yang diduga menjadi lokasi awal kobaran api.

Sebelumnya diberitakan, kebakaran Pasar Lemahabang terjadi pada Selasa (30/12) malam, sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu, hujan yang turun sejak sore tak mampu meredam kepanikan warga.

Api tiba-tiba muncul dari bagian tengah pasar ketika aktivitas jual beli mulai lengang. Dalam hitungan menit, kobaran api membesar dan melalap kios-kios di pasar tradisional tersebut. Asap hitam pekat membumbung tinggi dan terlihat jelas dari Jalan Penghubung Lemahabang-Japura.

Warga dan pengguna jalan sontak berhenti, sebagian berkerumun menyaksikan api melahap bangunan pasar.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, mengungkapkan dugaan sementara kebakaran berkaitan dengan cuaca ekstrem.

“Dari hasil wawancara di lapangan, ada dugaan sambaran petir sebanyak dua kali yang mengenai instalasi listrik pasar, sehingga menyebabkan hubungan arus pendek atau korsleting,” ujarnya.

Sebanyak sembilan unit mobil pemadam kebakaran dengan sekitar 45 personel dikerahkan untuk menjinakkan api. Proses pemadaman berlangsung hingga malam hari dan dilanjutkan dengan pendinginan guna mencegah munculnya titik api baru.

Api Muncul Saat Hujan, Diduga Akibat Cuaca Ekstrem