Pikun Dini Mengintai Gen Z dan Milenial, Penyebabnya Sering Tak Disadari

Posted on

Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa sindrom metabolik bisa menjadi faktor pemicu munculnya gangguan memori seperti demensia di usia yang masih tergolong muda. Jika sistem metabolisme dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik, dampaknya bisa menjalar hingga ke otak.

Individu yang mengalami gangguan metabolik biasanya menunjukkan beberapa kondisi medis berikut:

Data dari penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengalami sindrom metabolik atau memiliki kombinasi dari faktor-faktor tersebut memiliki risiko 24 persen lebih tinggi untuk terkena demensia dini.

“Hal terpenting (dari studi ini) adalah bahwa sindrom metabolik secara signifikan meningkatkan risiko terkena demensia dini,” ujar Dr. Minwoo Lee, peneliti utama studi tersebut, seperti dikutip dari CNN.

“Temuan kami menyoroti pentingnya mengelola kesehatan metabolik sejak dini untuk mencegah demensia dan menjaga kesehatan otak,” tambahnya.

Penelitian ini melibatkan hampir dua juta peserta dari sistem Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea yang menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Para peneliti menelusuri indikator sindrom metabolik dan mengamati kasus demensia dini yang terjadi sejak tahun 2009 hingga akhir 2020. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Neurology.

“Setiap komponen, seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol abnormal, secara individual terkait dengan risiko demensia yang lebih tinggi,” jelas Lee, yang juga menjabat sebagai asisten profesor neurologi di Hallym University Sacred Heart Hospital, Korea Selatan.

Temuan ini turut menunjukkan adanya potensi risiko serupa pada populasi luas, termasuk di Amerika Serikat, di mana satu dari tiga orang dewasa diketahui mengidap sindrom metabolik, berdasarkan data dari National Heart, Lung, and Blood Institute.

“Demensia merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti, dan mengalami demensia pada usia dini bahkan lebih mengkhawatirkan,” ujar Dr. Richard Isaacson, pakar neurologi preventif sekaligus direktur riset di Institute for Neurodegenerative Diseases, Boca Raton, Florida.

“Orang-orang dari segala usia, 20-an, 30-an, 40-an, 50-an dan seterusnya harus diberdayakan untuk membuat pilihan yang menyehatkan otak sejak dini,” lanjut Isaacson.

“Saya pikir penelitian ini memberi kita lebih banyak bukti yang menunjukkan bahwa pilihan yang menyehatkan otak ini dapat menghasilkan hasil otak yang lebih baik dari waktu ke waktu.”

Adapun beberapa tanda awal demensia dini yang perlu dikenali antara lain:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *