Insiden mengerikan terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibolang, Kabupaten Garut pada Senin (12/5) pagi saat amunisi tak layak pakai milik TNI Angkatan Darat (AD) tiba-tiba meledak dan menewaskan 13 orang.
Kejadian itu bermula saat TNI hendak melakukan pemusnahan amunisi (disposal) di sebuah tempat terbuka di Desa Sagara. Namun dalam proses pemusnahan itu, ledakan yang terjadi menimbulkan korban jiwa.
“Benar kejadian tersebut,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan saat dikonfirmasi.
Korban meninggal dunia akibat ledakan mengerikan itu kemudian dibawa ke RSUD Pamengpeuk, Garut. Korban dibawa untuk dilakukan identifikasi. Sementara keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit.
“Penanganan ini lagi kan masih ada di TKP. Keluarga korban masih menunggu,” ucap Kasi SIMRS dan Rekam Medis RSUD Pameungpeuk, Yani Sryani Dahyani.
Yani menjelaskan, ada 13 korban meninggal dunia akibat ledakan tersebut. Dari 13 korban itu,, 4 diantaranya diketahui merupakan anggota TNI AD dan 9 lainnya merupakan warga sipil.
“Ada 13 (korban), semua meninggal dunia. Jadi ada sembilan warga sipil dan empat anggota TNI AD,” ujarnya.
Diketahui, amunisi bekas yang dimusnahkan hingga menimbulkan korban jiwa itu berasal dari Gudang Pusat Munisi III (Gupusmu III) Jakarta yang dimusnahkan oleh Kodim Garut. Hendra membenarkan korban jiwa berasal dari warga sipil dan anggota TNI.
“Telah terjadi Kecelakaan Disposal (pemusnahan amunisi tidak layak pakai) dari Gupusmu III Jakarta,” kata Hendra.
“Korban meninggal dunia dari pihak masyarakat dan anggota TNI dari Tim Gupusmu III Jakarta,” sambungnya.
Sementara Kapendam III Siliwangi, Kolonel Inf Mahmuddin menuturkan, pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab terjadinya ledakan yang menewaskan 13 orang tersebut.
“Kronologi belum, tim investigasi sudah menuju ke lokasi,” singkat Mahmuddin.