Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pangandaran tidak hanya menyimpan pesona flora dan fauna. Salah satunya Goa Panggung yang diyakini sebagai tempat semedi terakhir Putra Nyi Roro Kidul, Embah Jaga Lautan.
Sepintas Goa Panggung Pangandaran terlihat seperti lubang karang yang terbelah dua. infoJabar menjajal suasana dalam Goa Panggung. Di dalamnya, ada 10 anak tangga yang menuntun menuju makam Embah Jaga Lautan. Aroma mistis langsung menyambar tubuh kala masuk ke dalam goa.
Selain sensasi mistis yang kuat, pemandangan ciamik turut mendekap tubuh pengunjung kala berada di mulut Goa Panggung. Pesona alam yang begitu indah dan memanjakan mata pungunjung.
Ketika masuk ke dalam, sekitar berjarak lima meter dengan mulut goa, pengunjung disuguhkan dengan kokohnya bebatuan stalaktit dan stalagmit. Dinding goa yang basah menambah kesan yang tak biasa. Air di dinding goa terus menetes.
Goa Panggung seperti lorong yang menghubungkan ke pantai pasir putih Pantai Timur Pangandaran. Di sebelah baratnya, bisa langsung menatap Samudera Hindia.
Goa Panggung memiliki nilai historis yang kuat antara cerita Nyi Roro Kidul dan anak angkatnya, Embah Jaga Lautan. Sosok Embah Jaga Lautan diceritakan sebagai seseorang yang memiliki wangsit dan diperintahkan langsung Roro Kidul untuk menjaga laut Pangandaran khususnya, lautan Nusantara pada umumnya.
Juru Kunci Goa Panggung Edwar mengatakan goa ini merupakan tempat Embah Jaga Lautan mendapat tugas untuk lautan di daerah Jawa Barat pada khususnya, dan menjaga pantai Nusantara pada umumnya.
“Embah Jaga Lautan mempunyai istri tujuh orang dan hidupnya selalu bertengkar satu sama lainnya. Pada suatu hari istri yang ketujuh tidak sempat ditengok karena pergi memancing dan mendapatkan ikan tempel pada pancingannya,” terang dia.
Setelah mendapatkan petunjuk dari Nyi Roro Kidul, kata Edwar, Embah Jaga Lautan mengajak ketujuh istrinya makan bersama dengan ikan hasil tangkapannya, terbukti ketujuh istrinya hidup rukun. Pada suatu hari memberitahu kepada istrinya, bahwa dirinya akan melakukan semedi yang lama.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Namun waktu semedinya itu, dalam waktu yang tidak tentu,” ucapnya.
Ia mengatakan karena terlalu lama merasa penasaran di tinggal dalam waktu yang tak sebentar, para istrinya menengok ke tempat semedi. “Tapi saat sampai suaminya sudah tidak ada, menunggu dengan waktu yang lama tidak kunjung datang juga, maka untuk mengenangnya para istrinya membuat makam sebagai tanda setia kepada suaminya,” katanya.
Ia menjelaskan sebetulnya makam Embah Jaga Lautan yang ada di Goa Panggung hanyalah simbol. Tidak ada jenazah di dalam makam tersebut.
“Makom itu dibuat ketujuh istrinya sebagai penghormatan dan simbol kesetiaan,” ucapnya.
Pemandu wisata sekaligus Polisi Cagar Budaya Pangandaran Haris Bugis menyatakan Goa Panggung memiliki geometri berupa ceruk berukuran tinggi 5 meter, lebar 17 meter dan panjang goa 61 meter menembus bukit batu gamping hingga berakhir di pantai timur. “Pada ujungnya goa menghadap ke laut terdapat semacam panggung, yang atapnya dihiasi stalaktit, sebagai sarang burung walet,” kata Haris.
Menurutnya, nama Goa Panggung karena makam di atas goa itu menyerupai panggung pertunjukan. “Apalagi disertai dengan anak tangga menuju ke atasnya,” ucapnya.
Ia mengatakan penamaan Goa Panggung memang secara turun temurun alamiah. “Alamiah turun temurun, kalau saat masih ada Embah Jaga nggak tahu namanya apa,” katanya.