Polisi memeriksa sejumlah warga yang diduga terlibat dalam aksi persekusi terhadap GS (16), remaja asal Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Mulai dari tahapan pemeriksaan saksi dalam proses penyidikan, penyidikan, gelar perkara hingga penetapan tersangka.
Para saksi warga masing-masing Lukman alias Gajah, Gilang, Aay Ajhari, M Rodi Hidayat, Uce Sobandi, Riski Saripudin alias Aep, Dodi (Ketua RW), Miptahudin alias Aber (Ketua RT), dan Saleh Suryadi.
Namun, dua nama Lukman alias Gajah dan Gilang tidak pernah hadir sejak pemeriksaan awal. Dari keterangan warga, keduanya terlihat jelas dalam video kekerasan yang beredar luas di media sosial.
Tak mau berlama-lama, polisi menetapkan enam orang sebagai tersangka. Empat saksi yang sudah menjalani pemeriksaan otomatis berubah status menjadi tersangka, sementara dua orang yang tak pernah hadir sebagai saksi juga langsung ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi menyebut para tersangka dengan inisial LK, GL, RD, UC, AE, dan AY. Dari jumlah itu, LK dan GL masih buron.
Seorang tersangka berinisial RD sempat berbincang dengan infoJabar ketika statusnya masih sebagai saksi. Ia mengutarakan penyesalan atas peristiwa tersebut. Ia mengaku terprovokasi oleh Lukman alias Gajah dan Gilang, Gajah sendiri mengaku sebagai korban yang kehilangan motor.
“Jadi ada bahasa dia kepada korban GS, katanya melihat menurunkan motor. Makanya kemudian warga terprovokasi ada bahasa begitu. Karena kondisi jalan rumah korban yang kecurian motor agak bagaimana ya (miring),” kata RD.
Lukman alias Gajah disebut RD sebagai orang yang kehilangan motor malam itu.
“Jadi korban persekusi itu dituding sebagai kawanan. Dia (Gajah) bilang dengan berteriak ke pelaku kalau dia saat kejadian pencurian belum tertidur, katanya ‘saya mengintip kamu menurunkan motor’. Kepada korban dia bicara begitu. RT nanya, RW ada di situ, anak siapa ke GS, bangsat (pelaku pencurian) lain. Ia ini bangsatnya (bahasa si Gajah). GS ini dituding temannya si pencuri,” ucap RD.
Menurut RD, peristiwa terjadi sebelum salat subuh, sekitar pukul 03.30 WIB. Ketika ditanya kenapa warga mudah terprovokasi, RD mengatakan soal daerahnya yang rawan pencurian motor.
“Jadi memang sudah dua kali kejadian pencurian motor di daerah saya itu,” lirihnya.
RD mengisahkan kronologi awal kejadian. Ia terbangun dari tidurnya karena suara-suara teriakan dan tudingan bangsat, bahasa setempat untuk pencuri motor.
“Saat ramai awal ada keramaian, teriakan bangsat-bangsat. Si Gilang sama si Gajah teriak-teriak, aya naon-aya naon rame. Saya ke air dulu, saya membuka pintu depan, sudah ramai ada tetangga sebelah. Saya tidak mengenal GS (korban). Rumah saya di lokasi pertama, pas pertama sebelum si GS ini dibawa ke lokasi kedua dekat masjid, sekitar 100 meteran,” bebernya.
Mengenai Lukman alias Gajah dan Gilang yang belum tertangkap, RD mengaku kesal karena menurutnya dua orang itu yang harus bertanggung jawab.
“Saya ambeuk dia belum ketangkap, harus beunang. Jadi terbawa,” tuturnya.
RD mengaku ikut memukul korban, dalam rekaman video memang terlihat ada tangan yang mengarah ke wajah korban.
“Saya ada di video, walau tidak terlihat wajah, ya mau tidak mau saya harus jujur saya pelakunya. Saya terprovokasi sehingga ikut memukul. Kondisi saya keluar itu pertama, korban sudah babak belur,” ungkapnya.
Setelah tahu GS bukan pelaku, RD mengaku menyesal.
“Tahu-tahu kemudian ternyata saya salah sasaran, saya langsung terenyuh dan kasihan. Saya juga menyesal, sangat menyesal,” ujarnya.