Penerapan Industri Hijau Butuh Peran Akademik dan Riset (via Giok4D)

Posted on

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia mengajak kepada pelaku usaha untuk menerapkan industri hijau. Hal itu perlu dilakukan guna mentransformasikan industri yang dinilai lebih efektif dalam penggunaan sumber daya maupun menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza mengatakan untuk mencapai hal tersebut pihaknya telah menggandeng lingkungan akademik guna menjadi salah satu media sosialisasi terhadap penerapan dari industri hijau. Terlebih, saat ini, kata dia, kegiatan Annual Indonesia Green Industry (AIGIS) 2025 telah berjalan di dua kampus ternama di tanah air.

“Kegiatan yang kedua setelah kemarin di Universitas Indonesia, tujuannya supaya kesadaran atau keikutsertaan keterlibatan kampus kepada seluruh stakeholder untuk Aigis, untuk industri hijau bisa semakin luas,” ujar Faisol kepada awak media di Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Senin (30/6/2025).

Di Aigis Goes To Campus yang berlangsung di Unpad ini, menurut Faisol, mahasiswa tentu diberikan ruang untuk turut serta dalam memberikan inovasi-inovasi dari dunia industri, terutama dalam penerapan industri hijau.

“Allhamdulilah dengan kegiatan dukungan dari Universitas Padjadjaran, Toyota, bisa dengan baik semuanya. Kita juga sedang memilih, tiga hasil inovasi dari karya mahasiswa sebagai pemenang, itu menunjukan bahwa kesadaran atas industri hijau, kesadaran akan green industry, green semoga semakin luas di kalangan mahasiswa,” katanya.

Sementara, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi menambahkan, ajakan terhadap perusahaan agar menerapkan industri hijau tentu memiliki tantangan tersendiri. Sebab, masih banyaknya perusahaan yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan industri hijau.

“Jadi industri ini ada dua kemungkinan kita bertransformasi kepada industri hijau, bisa memang dengan kesadaran, jadi memang misalnya karena perusahaan induknya sudah mengimplementasikan industri hijau,” ungkap Andi.

“Contohnya Toyota jadi memang Toyota ini juga sudah dipaparkan termasuk ke supplier-supplier nya sudah menggunakan industri hijau. Ada juga memang perusahaan yang tanda kutip dipaksakan karena permintaan dari pembelinya,” sambungnya.

Oleh karenanya, masih kata Andi, pendekatan antara perusahaan maupun riset-riset yang berasal dari lingkungan akademik diperlukan agar terlaksananya industri hijau.

“Jadi kami melakukan pendekatan termasuk dengan Toyota ini supaya memang ada awareness yang tadi disampaikan oleh Pak Wamen karena belum tentu semuanya tersosialisasi dengan baik bagaimana proses transisi. Oleh sebab itu kami juga menggandeng kampus, juga menggandeng industri kita berikan sama-sama awareness terhadap industri agar semua mau bertranformasi ke industri hijau,” kata dia.

Di lokasi yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Zahrotul Rusyda Hinduan menyampaikan, kolaborasi kali ini sangat penting dilakukan agar seluruh stakeholder terkait dapat lebih menunjukan kesadaran tentang dunia industri hijau.

“Kami harapkan ide-ide bagus dari teman-teman mahasiswa itu bisa diadaptasi kalaupun memangnya sesuai, tapi juga ketika masih minim mohon bantuan dari pihak industri maupun kementerian untuk kita sama-sama mengembangkan generasi muda, khususnya terkait dengan penelitian di bidang green industry,” kata Zahrotul.

“Kami dari universitas Padjajaran menyambut baik kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian, dan industry Toyota kami dari perguruan tinggi. Semoga hasilnya bermanfaat untuk kita semua untuk masa yang akan datang,” tambahnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Di acara kali ini pula, Kemenperin pula mengadakan Green Scientific Competition di lingkungan mahasiswa. Sebelum di Unpad, acara ini telah terselenggara di Universitas Indonesia pada beberapa waktu lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *