Penampakan Wajah di Gunung Chili Picu Spekulasi Alien, Benarkah?

Posted on

Penampakan tak biasa di pegunungan terpencil Chili kembali menarik perhatian pengguna Google Maps. Kali ini, sebuah formasi berbentuk wajah di puncak gunung memicu berbagai spekulasi, mulai dari dugaan pangkalan alien hingga peninggalan peradaban kuno.

Melansir infoInet penemuan tersebut terjadi di sebuah pulau terpencil di selatan Chili. Bentuk formasi menyerupai wajah manusia tersebut pertama kali dibagikan oleh Scott C. Waring, seorang penggemar teori luar angkasa yang dikenal aktif membagikan temuan-temuan unik melalui media sosial dan kanal YouTube pribadinya.

Waring mengungkapkan koordinat penampakan tersebut berada di 55°32’35” LS dan 69°15’56” BB. Dalam unggahannya, ia menyebutkan bahwa formasi ini mungkin saja berkaitan dengan makhluk luar angkasa.

“Alien tertua di alam semesta kita mungkin terlihat seperti malaikat atau iblis dengan kekuatan seperti itu, atau bahkan para dewa,” kata Waring dalam video yang telah ditonton ribuan kali.

Spekulasi pun bermunculan dari para pengikutnya, termasuk komentar yang mengaitkan formasi itu dengan geoglif kuno seperti Nasca Lines di Peru. Meski demikian, para ilmuwan memberikan penjelasan yang lebih rasional atas fenomena tersebut.

Menurut para pakar, formasi wajah yang terlihat itu kemungkinan besar merupakan contoh pareidolia, yakni fenomena psikologis di mana otak manusia secara tidak sadar mengidentifikasi pola yang familiar-terutama wajah-pada objek acak.

“Deteksi wajah dalam sistem visual kita sangat sensitif. Lebih baik sesekali salah melihat objek sebagai wajah ketimbang tidak menyadari wajah yang benar-benar ada,” jelas Dr. Robin Kramer, ahli persepsi wajah dari Lincoln University.

Fenomena ini diyakini berkembang secara evolusioner untuk membantu manusia mengenali kawan atau lawan dengan cepat. Dalam konteks bertahan hidup, kesalahan mengira ranting sebagai wajah dinilai lebih aman ketimbang tidak menyadari kehadiran ancaman sesungguhnya.

Formasi wajah pada gunung, batuan, awan, atau bahkan makanan bukanlah hal baru. Namun, dalam konteks ini, lokasi penampakan yang terpencil dan bentuk yang terlihat jelas memicu rasa penasaran sekaligus interpretasi yang beragam.

Profesor Kevin Brooks dari Macquarie University menambahkan bahwa manusia memiliki kecenderungan alami untuk menganggap segala sesuatu yang samar sebagai wajah, hingga terbukti sebaliknya.

Sementara itu, Dr. Susan Wardle dari National Institutes of Health menyatakan bahwa meskipun pareidolia bukanlah gejala gangguan mental, orang-orang yang percaya pada hal-hal paranormal memang lebih mungkin mengalami fenomena ini.

“Sebuah studi di Finlandia pada 2012 menemukan bahwa orang dengan kecenderungan percaya pada hal supranatural lebih sering melihat wajah dalam pola-pola acak,” ungkap Wardle.

Meski tidak sedikit yang tetap bersikukuh pada spekulasi luar angkasa, para ahli menekankan bahwa formasi tersebut lebih mencerminkan kehebatan otak manusia dalam mengenali pola, ketimbang bukti keberadaan kehidupan luar bumi.

Artikel ini sudah tayang di infoInet

Penjelasan Ilmiah: Pareidolia

Rentan Disalahartikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *