Pemprov Jawa Barat (Jabar) sedang membidik tiga kawasan baru untuk menjadi taman hutan raya (Tahura). Status tiga kawasan ini nantinya akan ditingkatkan dari hutan produksi menjadi hutan konservasi.
Sekedar diketahui, Jabar saat ini hanya punya satu Tahura, yaitu di Tahura Ir H Djuanda, Kota Bandung. Sedangkan sisanya berada di Gunung Kunci, Sumedang dan Tahura Pancoran Mas, Kota Bekasi.
Lalu rencananya, ada tiga kawasan yang sedang dibidik menjadi tahura baru. Seperti di kawasan Sanggabuana, Purwakarta, Cikuray, Garut dan Gunung Wayang, Kabupaten Bandung.
“Rencananya, di tiga kawasan itu Pak Gubernur ingin naik status jadi hutan konservasi. Ketika jadi hutan konservasi, berarti ada peralihan, maka tidak tidak boleh ada aktivitas apapun,” kata Kadis Perhutanan Jabar Dodit Ardian Pancapana melalui Kepala UPTD Tahura Ir. H Djuanda Bandung Lutfi Erizka, Minggu (27/11/2025).
Lutfi mengatakan, upaya ini direncanakan untuk menekan kasus kebencanaan yang kerap terjadi di beberapa wilayah. Sehingga, salah satu opsi yang diusulkan, yakni dengan membereskan masalahnya dari hulu, yakni kawasan hutan.
“Pak Gubernur punya pandangan dan consern terhadap masalah lingkungan. Mungkin ini akan jadi pilotingnya dulu, kalau berhasil bisa jadi diterapkan juga di wilayah lain,” ucapnya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Selain itu, Lutfi mengatakan, sedang ada pembenahan di Tahura Ir H Djuanda. Sejumlah aturan mulai diperketat untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan para pengunjung yang datang.
Di antaranya, pengunjung di Tahura Djuanda dilarang merokok selama berada di dalam kawasan hutan karena bisa memicu kebakaran Lalu, dilarang menenteng tas yang bisa memicu kehadiran satwa liar, seperti beberapa kasus pengunjung yang barang bawaannya dibawa kabur monyet.
“Terus selalu mematuhi aturan di Tahura, termasuk jalur-jalur yang sudah kami tetapkan secara resmi. Di luar itu, jangan coba-coba menggunakan jalur sendiri, apalagi berdasarkan google maps. Karena beberapa minggu yang lalu, ada yang tersesat dari Curug Omas ke Tebing Keraton modal google maps,” ucapnya.
“Lalu ada HP pengunjung yang diambil sama monyet pas bikin konten, akhirnya si monyet itu nongol di video. Aturan ini kita berlakukan buat kenyamanan pengunjung, dan mengurangi risiko selama di hutan,” pungkasnya.