Pembersihan Sampah di Pasar Induk Gedebage Kota Bandung oleh DLH | Giok4D

Posted on

Tumpukan buah busuk, bonggol pisang, hingga batok kelapa di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, dibersihkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung. Sekitar 90 ton sampah diangkut DLH dan nantinya akan diolah di tempat pengolahan sampah di pasar tersebut.

Pantauan infoJabar, Jumat (4/7/2025) tumpukan sampah yang sudah lama menumpuk di depan kios-kios pedagang dan menutup jalan di pasar tersebut dibersihkan menggunakan dua alat berat jenis loader dan diangkut memakai truk.

“Tumpukan sampah ini dikeluhkan warga, pedagang, dan pengguna layanan pasar mengingat ini sudah lama tidak ditangani dan cukup besar volumenya. Ini kita perkirakan 18 rit, hari ini kita selesaikan. Tonasenya 5 ton x 18 ritase,” kata Kepala DLH Kota Badung Darto di Pasar Induk Gedebage.

Disinggung mengapa pembersihan sampah dilakukan pihak dinas, bukan oleh pihak pasar, Darto mengatakan itu karena banyak keluhan. Sehingga pihaknya langsung turun tangan.

“Selama ini belum diputuskan bagaimana cara penanganannya. Beberapa hari lalu kita putuskan DLH menangani penanganan sampah di sini. Kita sudah punya side pengolahan di sudut belakang di pasar ini, kita akan olah sekaligus dicoba sistem pengolahan sampah organik, ke depan jadi gas, pupuk, dan media tanam, karena ini kebanyakan organik,” ungkapnya.

“Ini adalah kawasan berpengelola, kewajibannya adalah pengelola kawasan, karena kita lihat ini belum tertangani dengan baik kita sebagai pemerintah berkewajiban harus melakukan penanganan, DLH turun untuk memastikan kebersihan dan sampah ditangani dengan baik,” tambahnya.

Darto menyebut, timbulan sampah di Pasar Induk Gedebage setiap harinya mencapai 3-4 ton. Menurutnya permasalahan sampah di pasar ini sedikit demi sedikit akan dibersihkan.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

“Sehari 3-4 ton, bisa, kita kawal sampah hariannya dibereskan, kita nanti cek dan kita belum bisa pastikan terkait teknis penyelesaian yang dilakukan partner kita. Jika tidak, kita akan cari alternatif lain. Intinya konsep buang sampah ke TPA akan kita kurangi, sistem reduksi akan kita lakukan, butuh waktu, butuh biaya, dan lama-lama ke depannya tidak buang sampah lagi ke TPA,” jelasnya.

Darto mengatakan, sampah di pasar tersebut harus dikelola dan tidak bisa dibuang ke TPA Sarimukti karena akan mengganggu pembuangan jika dibuang ke Sarimukti.

“Ya, sudah sangat jelas, bisa ganggu ritase. Ini tidak dibuang ke Sarimukti sehingga tidak mengambil kuota ritase, jadi kita olah di side pengolahan yang ada di sini,” ujarnya.

Menurut Darto, tempat-tempat pengolahan sampah lainnya juga dibangun Pemkot Bandung demi mengurangi ritase pembuangan sampah ke TPA Sarimukti.

“Hari ini dan seterusnmya kita sudah membangun tempat pengolahan berbasis inisiator di beberapa tempat, Hari Senin juga akan beroperasi lagi satu di atas 15 ton, pelan tapi pasti sampah yang dibuang ke Sarimukti kita kurangi dengan diolah di sini,” pungkasnya.