Malam itu, udara pegunungan di Blok 10 Cisujen, Desa Sumberjaya, Kecamatan Surade, Sukabumi, masih basah oleh hembusan angin basah. Di sebuah saung kecil di atas kebun, Otib (78) baru saja merebahkan diri. Di bawahnya, sang istri, Eem (60), tengah bersiap melelapkan diri di saung lain, hanya beberapa meter jaraknya.
“Abi téh can sare lilir, kakara rék sare, aya bedil ngabeledug. Ceuk abi téh, tah beunang aya nu meunang begu (Saya belum tidur, baru mau rebahan, tiba-tiba ada suara letusan. Saya langsung mengira ada yang menembak babi),” kenang Eem, Rabu (23/4/2025).
Seketika, gemuruh kecil terdengar. Lalu, dalam diam malam itu, sebuah rintihan lirih memecah kesunyian.
“Teu nyangka abah teh murag abdi nanya kunaon abah murag? Abah langsung ngajawab abah katembak!’ Astagfirullah (Saya tidak menyangka Abah jatuh, saya bertanya kenapa Abah jatuh, lalu menjawab ‘Abah tertembak!’ Astagfirullah),” ujar Eem, suaranya serak mengenang kejadian itu.
Dalam kepanikan, Eem berteriak memanggil warga. Malam yang biasanya sunyi pun mendadak ramai.
“Kuring kaluar, terus ngagero-ngagero ka batur, ‘tulungan abah, abah katembak!’ (Saya langsung keluar, lalu teriak ke warga, ‘Tolongin Abah, Abah tertembak!’),” katanya.
Tubuh Otib terkapar bersimbah darah. Eem sempat melihat beberapa orang datang mendekat, tapi kesadarannya perlahan menipis.
“Bejaan wa Ibro kadieu kituh, jol etah anu tiluan ngan urang teu eling. Ceuk anu rencangana teh, tuh pan du dek dibejaan ku dek oge aya conat pasti aya jelamaan. Ceuk rerencangana teh, tos we kitu tidinya teh abi teh teu emut nanaon. (Kasih tahu wa Ibro ke sini, lalu datang tiga orang, hanya saja saya tidak sadar siapa. Kata temannya, saya sudah bilang kalau ada saung pasti ada orang. Setelah itu saya tidak ingat apa-apa),” lanjutnya.
Sebuah mobil Jeep datang. Tubuh renta Otib diangkut menuju jalan besar, lalu dipindahkan ke ambulans desa. Namun, nasib berkata lain. Otib mengembuskan napas terakhirnya sebelum sempat tertolong di RSUD Jampangkulon.
Keesokan harinya, jasad Otib diautopsi di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Dokter Spesialis Forensik Biddokkes Polda Jabar, dr. Nurul Aida Fathya, mengungkapkan hasil pemeriksaan.
“Luka cukup besar, sekitar 18 cm dengan kedalaman mencapai rongga dada. Kerusakan terjadi pada organ dalam, termasuk paru-paru, dan menyebabkan pendarahan hebat,” jelas Nurul Aida, Rabu (23/4/2025) malam.
Namun, teka-teki mengemuka. Tak ada proyektil peluru ditemukan di tubuh Otib. “Nggak ada (benda asing atau proyektil), jadi bentuknya itu hanya luka terbuka. Ukurannya cukup besar sekitar 18 cm dengan kedalaman sampai organ, sampai rongga tubuh. (Benda tajam?) tidak, kalau dari karakteristiknya kekerasan tumpul,” ungkap Aida.
Luka itu hanya satu, membentang dari kanan ke kiri di punggung korban. Tidak ditemukan luka lain.
Polres Sukabumi bergerak cepat. Kapolres Sukabumi AKBP Samian memastikan pihaknya mengamankan satu orang terduga pelaku.
“Alhamdulillah, kita sudah mengamankan satu orang terduga pelaku, karena lalainya menyebabkan meninggalnya orang lain. Siang ini sedang dilakukan pendalaman pemeriksaan, telah dilaksanakan olah TKP dan Otopsi terhadap korban,” kata Samian, Kamis (24/4/2025).
Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, menambahkan kronologi kejadian tersebut.
“Perburuan dilakukan malam hari pukul 23.00 WIB. Diduga terjadi kelalaian karena tidak menerapkan standar keamanan dan keselamatan. Ini yang menyebabkan tembakan menjadi salah sasaran,” ujar Hartono.
Terduga pelaku, JF, warga Bogor, kini tengah diperiksa intensif. “Barang bukti sudah ada yang diamankan, termasuk senpi, peluru, dan perlengkapan lainnya. Pemeriksaan masih terus berjalan,” lanjut Hartono.
Hingga kini satu pertanyaan belum terjawab, di mana proyektil peluru yang menembus tubuh Otib?
