Pelaksanaan SPBM di Kabupaten Tasikmalaya Masih Offline, Kendala Sumber Daya Manusia

Posted on

Pelaksanaan SPBM (Sistem Penerimaan Murid Baru) di Kabupaten Tasikmalaya masih digelar secara offline. Sejumlah kendala menjadi faktor pelaksanaan SPMB masih dilakukan offline.

“Kalau di Kabupaten Tasikmalaya masih offline belum online. Tahun depan kami targetkan online,” kata Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Jani Maulana, Rabu (11/6/25).

Untuk prosesnya, kata dia, para orang tua dan siswa datang secara langsung ke sekolah yang dituju. Selain itu, pendaftaran juga dilakukan secara kolektif oleh sekolah asal.

“Mayoritas pendaftaran dengan siswa datang ke sekolah tujuan. Ada juga yang kolektif,” kata Jani.

Pendaftaran dilakukan offline karena terkendala Sumberdaya Manusia. Kendala jaringan turut mempengaruhi proses pendaftaran online.

“Yah persoalan sumber daya, di antaranya kita belum memiliki aplikasi SPMB online, kendala jaringan di daerah serta perangkat yang belum memadai,” kata Jani Maulana.

Meski demikian, tidak menyurutkan niat masyarakat untuk daftar sekolah. Mereka datang ke sekolah negeri dengan membawa berkas. Bahkan, animo untuk daftar sangat tinggi.

Di SMP Negeri 2 Singaparna misalnya. Dua hari dibuka pendaftar sudah tembus 154 dari kuota 225 orang.

“Ini antusias banget ortu datang ke sekolah daftarin anaknya. Dari 225 kuota hari ini sudah masuk 154,” kata Wakasek Bidang Kurikulum SMP Negeri 2 Singaparna, Desi Restiyanti.

Uniknya, di SMP Negeri 2 Singaparna siswa yang daftar wajib ikuti tes baca Al-Quran dan baca tulis umum. Hal ini dilakukan atas temuan beberapa siswa yang daftar ternyata belum bisa baca tulis dan baca Al-Quran.

“Nggak ada tes akademik lain, hanya siswa harus tes baca Al-Quran dan baca biasa. Ini atas temuan ada memang siswa yang belum bisa baca. Akhirnya sekolah harus ekstra ngajarin lagi baca,” kata Desi Restiyanti.

Siswa yang tidak bisa baca tapi masih memenuhi syarat tetap akan diterima. Namun, siswa ini akan mendapatkan pembelajaran tambahan agar bisa baca Al-Quran dan baca biasa.

“Ada treatment khusus bagi siswa yang belum bisa baca. Nanti juga ada klasifikasi pembagian kelasnya agar anak ini bisa ikuti pelajaran. Berdasarkan pengalaman ada memang yang tidak bisa baca, tapi setelah kami ajari sekarang di kelas 9 sudah bisa baca,” kata Desi.

Bagi siswa yang belum bisa baca Alquran nantinya juga akan diberikan pembelajaran lebih “Ada yang baca Iqro ada yang sudah Quran, nanti ada pembelajaran tambahan,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *