Perhelatan Pasar Seni ITB akan kembali hadir tahun ini. Setelah diselenggarakan terakhir kalinya di 2014, festival akbar yang melibatkan kolaborasi berbagai seniman tersebut akan digelar dengan konsep anyar dan skala yang lebih besar.
Ketua Panitia Pasar Seni ITB 2025, Kayla Davina mengatakan, Pasar Seni ITB baru bisa diselenggarakan tahun ini karena sempat terkendala pandemi COVID-19 di tahun 2020. Salah satu tujuan digelarnya kembali acara ini, ia mengatakan, adalah sebagai ajang memasyaratkan seni kepada khalayak luas.
“Awalnya mau dilaksanakan lagi di 2020, tapi tertunda COVID-19. Kami menilai 2025 adalah momentum yang tepat karena situasinya sudah jauh lebih kondusif, dan ternyata masyarakat pun masih antusias bertanya kapan pasar seni ini diadakan lagi,” ungkapnya di Galeri Soemardja ITB, Senin (2/6/2025).
Kayla mengatakan, sejalan dengan tujuan memasyarakatkan seni, nantinya Pasar Seni ITB 2025 akan terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Siapapun dapat langsung hadir ke lokasi acara.
“Pasar seni ini terbuka untuk umum dan gratis, tanpa biaya masuk. Sekarang kita kalau mau datang ke event-event seni kan harga tiketnya mahal. Jadi bentuk memasyarakatkan seninya di situ, warga Bandung ataupun luar Bandung bisa merasakan secara gratis hal yang biasanya hanya ada di galeri-galeri besar,” kata Kayla,
Nantinya, akan ada karya-karya seni dari berbagai seniman lokal yang terkurasi di Pasar Seni ITB, dan tak menutup kemungkinan hadirnya seniman internasional. Selain itu, kolaborasi dengan para civitas akademia ITB sendiri pun akan dijalin untuk menghadirkan wahana interaktif yang unik untuk pengunjung.
“Kolaborasi teknologi dengan seni itu sudah pasti ada. Tiap tahunnya di Pasar Seni ITB pasti ada wahana, ada properti interaktif yang dibuat dari kolaborasi keilmuan seni dan teknologi,” papar Kayla.
Kayla mengatakan, Pasar Seni ITB 2025 akan digelar selama satu hari pada Minggu, 19 Oktober 2025. Pihaknya berencana untuk menghadirkan area instalasi seni yang lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga area pameran seni tak terbatas hanya terpusat di kampus ITB.
“Di acara utama tanggal 19 Oktober itu, sepanjang Jalan Ganesha akan ada ‘jalan seni’. Kami akan berikan tempat bagi seniman untuk memasang karya ataupun performance,”ungkapnya.
“Senimannnya akan dikurasi untuk mereka yang emerging (pendatang baru) dan memiliki karya yang unik,” tambahnya.
Adapun area event akan diperluas hingga Gelap Nyawang dan Tamansari. Ia mengatakan, akan hadir pula aktivasi ruang publik di sejumlah titik. “Target kita 600 ribu pengunjung, lebih banyak dari sebelumnya. Maka akan ada perluasan tempat, sampai ke Gelap Nyawang dan Tamansari. Acara utama tetap di ITB Ganesha, tapi di beberapa titi Kota Bandung akan ada aktivasi juga,” jelasnya.
Kayla mengungkap tema besar Pasar Seni ITB 2025 akan mengusung isu-isu sosial yang relevan di kehidupan masyarakat saat ini. Salah satunya menyinggung peleburan realitas dunia nyata dan dunia maya yang saat ini telah terjadi melalui media sosial.
“Batas dunia maya dan dunia nyata sekarang kan sudah kabur, kita mengangkat bentuk peleburan itu. Contohnya seperti media sosial yang telah merubah cara masyarakat untuk berperilaku dan berkehidupan sosial,” tuturnya.
Selain instalasi seni di sepanjang area acara, terdapat pula pasar yang menghadirkan berbagai produk hingga tenant makanan dan minuman. Sebelum acara utama di tanggal 19 Oktober mendatang, akan ada rangkaian pra-event yang digelar tiap bulannya.
“Akan ada aktivasi pra-event tiap bulannya dari Juni hingga Oktober. Yang terdekat adalah Pameran Seni Rupa di tanggal 28-29 Juni nanti di ITB Jatinangor, pameran hasil karya mahasiswa-mahasiswa baru Seni Rupa ITB,” jelasnya.