Siang itu, di salah satu sudut Jalan Kesambi Raya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon terdapat seorang lelaki yang sedang sibuk dengan aneka perkakas tukang kayu, di depannya terlihat deretan meja kayu dengan berbagai macam ukuran.
Lelaki sibuk itu akrab disapa Ozi (35). Saat berbincang dengan infoJabar, Ozi bercerita tentang semangatnya belajar untuk membuat mebel atau furnitur dari sudah muncul sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Ozi mendapatkan bimbingan langsung dari ayahnya soal pembuatan mebel berbahan baku kayu.

Namun, Ozi baru menekuni usaha kayu sendiri sejak 5 tahun yang lalu. Ozi meneruskan usaha yang telah dibangun mendiang ayahnya.
Pilihan Ozi itu tak lepas amanah orang tua. Sebelum meninggal, ayah dari Ozi berpesan agar usaha yang telah dirintis sejak 1980-an itu harus tetap melayani pelanggan. Ozi akhirnya tergerak untuk melanjutkan usaha ayahnya itu.
“Sebelum bapak meninggal 5 tahun lalu, pesan ke saya buat nerusin usaha, pas itu saya lagi merantau di Banten disuruh pulang, merantau kerja di bidang kayu juga, belajar di bidang kayu dari SD sekitar tahun 1993-an,” tutur Ozi, Selasa (29/4/2025).
Ozi sendiri memfokuskan diri untuk membuat meja kayu, meski begitu, Ozi juga menerima pesanan pembuatan barang kayu lain. Untuk bahan kayu yang digunakan Ozi sendiri adalah kayu mahoni, dalam sehari, Ozi bisa membuat 2 meja kayu.
Menurut Ozi, dulu, saat usahanya masih dipegang ayahnya, usaha kayunya selalu ramai pembeli. Dalam satu bulan, ayahnya bisa mendapatkan omzet mencapai Rp 10.000.000.
Namun, kini pendapatan Ozi dari berjualan meja kayu tidak menentu. Ozi pun pernah merasakan mejanya tak laku sama sekali dalam sehari. Artinya, ia tak mendapatkan penghasilan saat hari itu.
Ozi memperkirakan, sepinya lapak kayu miliknya disebabkan karena banyaknya tukang kayu dan daya beli masyarakat yang menurun. “Ramaian dulu, sehari ada saja meja yang laku, minimal 1 atau 2, penyebabnya sekarang sudah banyak pembuat meja kayu di Cirebon, ekonominya juga lagi sulit, sekarang pendapatan sehari-hari nggak menentu, kadang nggak laku sama sekali, ” tutur Ozi.
Karena pendapatan yang tidak menentu, tak jarang, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ozi harus berutang terlebih dahulu. Meski sulit, karena ada amanah dari orang tua, Ozi masih tetap menjadi tukang kayu. Ia berharap semoga usaha kayu miliknya bisa lebih berkembang lagi.
“Masih pengen usaha biar lebih maju, umur masih muda juga, ditambah ada amanah orang tua, kalau sehari nggak dapat penghasilan yah terpaksa utang dulu ke warung atau tetangga,” pungkas Ozi.