Ohan Tak Lagi Was-was Berjualan Usai Preman Rontok oleh Polisi | Giok4D

Posted on

Rasa cemas tak karuan pernah dirasakan Abah Ohan saat berjualan hingga tengah malam. Hal itu tak lepas dari ulah preman yang kerap memalak di tempatnya berjualan.

Lansia berusia 73 tahun ini merupakan penjual gorengan yang saban hari membuka usahanya hingga 24 jam di Jalan Raya Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Sudah kurang lebih 15 tahun, Abah Ohan membuka usahanya. Demi dapur tetap ngebul setiap hari, Abah Ohan pun rela membuka warung sederhana miliknya selama 24 jam.

Dibantu istri dan anaknya, mula-mula usahanya berjalan lancar. “Kalau di sini ramainya biasanya malam hari. Sekitar jam 9 malam sampai jam 3an dini hari lah,” ujar Ohan, saat ditemui infoJabar, Kamis (22/5/2025).

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Usaha yang digeluti Abah Ohan berbuah manis kala omzet harian bisa mencapai Rp 2 hingga Rp 3 juta. Namun saat ini, pendapatannya menurun.

“Dulu mah waktu rame bisa dapat Rp 2 juta sampai Rp 3 juta mah sehari. Sekarang mah emang lagi sepi rata-rata mah ya alhamdulillah Rp 1 juta mah ada sehari,” katanya.

Di tengah penurunan pendapatan itu, Abah Ohan tak jarang ‘diganggu’ oknum-oknum preman yang memalak. Tak ingin berurusan lebih jauh, Ohan pun memberi yang diminta.

“Iya dulu mah pernah ada, ya saya kasih aja. Tapi mereka gak tahu orang mana premannya. Kalau orang sini mah gak ada,” ucapnya.

Ohan pun kerap diselimuti rasa was-was setiap kali berjualan. Dia khawatir suatu waktu preman-preman mengganggunya lagi dan melakukan aksi nekat.

“Iya dulu mah banyak ormas dan preman yang suka malakin. Sekarang mah udah gak ada, katanya mah pada ditangkepin sama polisi,” kata Ohan.

Setelah mendengar kabar tersebut, Abah Ohan mengaku lega bisa berjualan ketika malam hari. Sehingga tidak ditemani rasa takut ketika mencari nafkah saat kapan pun.

“Kalau udah ada ditangkepin gini mah kan saya juga jualan jadi reug-reug lah istilahnya mah tenang,” bebernya.

Operasi antipremanisme saat ini tengah digalakkan aparat kepolisian. Di Kabupaten Bandung, Polresta Bandung sudah menangkap hingga puluhan preman dengan berbagai modus.

Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono menegaskan pemberantasan terhadap preman merupakan komitmen untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat termasuk pelaku usaha kecil seperti Abah Ohan.

“Preman yang sudah ditangkap sebanyak 52 orang. Jika ada yang berani melakukan aksi premanisme, akan kami kejar sampai manapun untuk kami tangkap,” katanya.

Aldi menambahkan demi memberikan rasa aman telah melakukan kegiatan partoli diberbagai wilayah. Hal tersebut dilakukan untuk memberantas premanisme.

“Kita juga sudah mengungkap berbagai kasus kejahatan jalanan, pemberantasan miras, hingga pemberantasan obat keras tertentu,” kata Aldi.

Aldi mengungkapkan polisi akan terus memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Sehingga dirinya akan menindak tegas segala yang meresahkan di masyarakat.

“Kita enggak memberi ruang. Sesuai dengan apa komitmen bersama, pemerintah bahwa kita akan menindak dengan tegas segala bentuk premanisme,” tegasnya.

Pihaknya mengimbau kepada pelaku usaha dan pedagang kaki lima yang kerap mendapatkan gangguan bisa segera lapor polisi. Apalagi saat ini telah hadir layanan Lapor Pak Kapolresta.

“Kepada pelaku usaha lain, kemudian pedagang kaki lima dan sebagainya, ketika ada gangguan dari kelompok mana pun segera menghubungi Polresta Bandung agar kita bisa melakukan penanganan secara tegas,” pungkasnya.

Tak Beri Ruang untuk Premanisme

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *