Munculnya Lubang Menganga Usai Longsor di Sukabumi

Posted on

Hujan deras yang mengguyur wilayah Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (19/4/2025) malam memicu longsor di Perumahan Frinanda, Desa Citepus. Sebagian badan jalan amblas, menyisakan lubang besar tepat di depan rumah warga. Air dari pipa pecah yang menggantung di bibir longsoran menciptakan aliran menyerupai air terjun.

Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu. Jalan utama yang biasa dilalui warga kini terputus. Dari permukaan tanah yang longsor, air terus mengalir deras membentuk curug dadakan air terjun kecil yang jatuh bebas ke dasar cekungan tanah, menciptakan suara deras yang konstan.

“Itu tadinya jalan aspal, sekarang sudah hilang, tinggal jurang sama air,” ujar seorang warga sambil mengisi ember dengan air yang mengalir deras dari pipa. Akses jalan di lingkungan itu kini benar-benar terputus.

Pantauan infoJabar Minggu (20/4/2025) pagi, dampak bencana benar-benar luar biasa. Aspal yang sebelumnya menopang lalu lintas warga kini longsor. Air mengalir bebas seolah sedang memahat batu dan tanah yang telah lepas dari tempatnya.

Beberapa meter di belakangnya, deretan rumah berjajar rapat. Hanya jalan sempit yang tersisa, itupun kini berfungsi ganda sebagai jalur air dan tempat lalu lalang warga yang terpaksa berjalan di antara kerikil dan bongkahan batu. Dinding penahan tanah yang dibangun dari batu kali, kini tak kuasa menahan tekanan air yang terus menggerus dari baliknya.

Yang paling mencolok adalah pemandangan tak biasa: lima pancuran air dari sela-sela tembok, menyerupai air terjun alami yang muncul tiba-tiba. Air terjun mini itu terus mengalir, menyusur jalur rumah warga, melintas di antara motor-motor terparkir, ember, tanaman pot, bahkan anak-anak yang tetap bermain di sekitar lumpur dengan kaki telanjang.

“Ini bukan banjir, ini seperti kampung yang diganggu air terjun liar,” celetuk warga lainnya sambil menunjuk ke arah pancuran yang jatuh dari ketinggian sekitar dua meter.

Warga kini hidup berdampingan dengan bahaya. Tak ada rambu pengaman, tak ada garis polisi, tak ada tanda larangan melintas. Semua hanya mengandalkan insting dan kehati-hatian.

“Kejadiannya malam tadi, ramai di grup perumahan. Katanya ada longsor di blok B depan. Sampai saat ini masih ada retakan,” tutur Rissa, warga perumahan.

Beberapa warga memilih menutup saluran rumahnya agar air tak masuk ke dalam. Sementara lainnya mengangkut batu dan tanah dengan sekop, berusaha membuka akses darurat agar kendaraan bisa masuk.