Misteri Keberadaan Proyektil Peluru yang Tewaskan Petani Sukabumi

Posted on

Polres Sukabumi mengamankan seorang pria berinisial JF yang diduga sebagai pelaku penembakan yang menewaskan Otib (78), warga Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade. Meski pelaku sudah ditangkap, proyektil peluru yang menyebabkan kematian Otib hingga kini masih menjadi teka-teki.

Otib ditemukan tewas dengan luka menganga di bagian punggung yang menembus rongga dada. Menurut hasil autopsi, luka tersebut menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan pendarahan hebat.

“Luka cukup besar, sekitar 18 cm dengan kedalaman mencapai rongga dada. Kerusakan terjadi pada organ dalam, termasuk paru-paru, dan menyebabkan pendarahan hebat,” jelas Dokter Spesialis Forensik Biddokkes Polda Jabar Nurul Aida Fathya, Rabu (23/4/2025).

Nurul menyatakan, luka tersebut bukan akibat benda tajam, melainkan karena kekerasan tumpul. “Kalau dilihat dari karakteristiknya, ini akibat kekerasan tumpul. Bukan karena senjata tajam,” ungkapnya.

Keterangan serupa disampaikan kembali sehari setelahnya, Kamis (24/4/2025), saat ia menegaskan tidak ditemukan proyektil peluru di tubuh korban. “Nggak ada (benda asing atau proyektil), jadi bentuknya itu hanya luka terbuka. Ukurannya cukup besar sekitar 18 cm dengan kedalaman sampai organ, sampai rongga tubuh. (Benda tajam?) tidak, kalau dari karakteristiknya kekerasan tumpul,” ucap Nurul.

Sebelum tewas, Otib disebut sempat meminta tolong. Eem (60), istrinya yang tidur tak jauh dari suaminya di sebuah saung conat, mendengar suara letusan. “Saya tidur di saung, sementara suami saya tidurnya di atas saung conat (saung yang ditinggikan posisinya). Abi téh can sare lilir, kakara rék sare, aya bedil ngabeledug. Ceuk abi téh, tah beunang aya nu meunang begu” (Saya belum tidur, baru mau rebahan, tiba-tiba ada suara letusan. Saya langsung mengira ada yang menembak babi),” kata Eem kepada infoJabar.

Beberapa saat kemudian, ia mendengar rintihan minta tolong dari arah luar. Saat keluar, ia mendapati suaminya sudah tergeletak bersimbah darah.

“Teu nyangka abah téh murag abdi nanya kunaon abah murag? Abah langsung ngajawab abah katembak!’ Astagfirullah” (Saya tidak menyangka Abah jatuh lalu bertanya kenapa Abah jatuh, Abah langsung menjawab ‘Abah tertembak!’ Astagfirullah), ujarnya.

Eem lalu berteriak meminta bantuan. “Kuring kaluar, terus ngagero-ngagero ka batur, ‘tulungan abah, abah katembak!” (Saya langsung keluar, lalu teriak ke warga, ‘tolongin Abah, Abah tertembak!’), katanya.

Ia juga menyebut didatangi tiga orang. Namun karena panik, ia tak mengenali siapa mereka.

“Bejaan wa Ibro kadieu kituh, jol etah anu tiluan ngan urang teu eling. Ceuk anu rencangana teh, tuh pan du dek dibejaan ku dek oge aya conat pasti aya jelamaan. Ceuk rerencangana teh, tos we kitu tidinya teh abi teh teu emut nanaon” (Kasih tahu Wa Ibro ke sini, lalu datang tiga orang. Hanya saja saya tidak sadar siapa mereka. Kata temannya itu, ‘saya sudah bilang kalau ada saung, pasti ada orang.’ Setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi), jelas Eem.

Tubuh Otib dibawa menggunakan mobil Jeep hingga jalan beraspal, lalu dipindahkan ke ambulans dan dilarikan ke RSUD Jampangkulon sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH untuk autopsi. Namun nyawanya tidak tertolong.

Kapolres Sukabumi AKBP Samian menyatakan pelaku diamankan karena diduga lalai dalam prosedur perburuan babi. “Alhamdulillah, kita sudah mengamankan satu orang terduga pelaku, karena lalainya menyebabkan meninggalnya orang lain. Siang ini sedang dilakukan pendalaman pemeriksaan,” ujar Samian, Kamis (24/4/2025).

Kasat Reskrim Iptu Hartono menyebut kejadian berlangsung saat perburuan babi di malam hari. “Perburuan dilakukan malam hari pukul 23.00 WIB. Diduga terjadi kelalaian karena tidak menerapkan standar keamanan dan keselamatan. Ini yang menyebabkan tembakan menjadi salah sasaran,” katanya.

JF diketahui merupakan warga Bogor. Polisi masih mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain. “Barang bukti sudah ada yang diamankan, termasuk senpi, peluru, dan perlengkapan lainnya. Pemeriksaan masih terus berjalan,” tambah Hartono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *