Kota Bandung memiliki sejumlah taman kota yang dilengkapi dengan fasilitas bermain anak. Mulai dari perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, dan sebagainya.
Umumnya, taman-taman dengan arena bermain ini terletak di pusat kota. Fasilitas bermain anaknya pun gratis dan terbuka untuk umum. Oleh karenanya, taman-taman ramah anak ini kerap menjadi incaran keluarga untuk berekreasi dengan murah-meriah namun tetap menyenangkan.
Namun, benarkah taman-taman tersebut cukup nyaman untuk disambangi anak-anak dan keluarga? infoJabar mencoba mendatangi beberapa taman-taman ramah anak yang kerap ramai dikunjungi masyarakat untuk mengetahuinya.
Salah satu taman ramah anak paling anyar di Kota Bandung adalah Taman Monumen Perjuangan atau “Taman Monju”. Lokasinya terletak di antara Lapangan Gasibu dan tugu Monumen Perjuangan Bandung.
Berdasarkan pantauan infoJabar, taman ini biasanya ramai dikunjungi di pagi dan sore hari. Ada tiga area bermain yang luas, meliputi area “Bukit Teletubbies”, area playground, dan area kosong yang kerap digunakan untuk bermain bola ataupun permainan lainnya.
Di siang hari, taman relatif sepi dengan cuaca terik yang menyengat. Pasalnya, tidak banyak pepohonan yang memayungi area bermain di taman ini, cukup jauh dari kesan teduh.
Meski demikian, hal tersebut tak menyurutkan warga untuk datang dan bermain. Anak-anak terlihat nyaman bermain dan berlarian di area playground, sementara orang dewasa yang menunggui pun bisa “selonjoran” dan beristirahat di sekitar area bermain.
Di dalam area playground terdapat sejumlah perosotan berukuran besar, area panjat, hingga ayunan. Lantainya pun telah dilapisi oleh rumput sintetis sehingga relatif aman bila anak-anak berlarian. Namun, terpantau ada beberapa spot di mana rumput sintetisnya rusak dan terkelupas, berpotensi membuat anak tersandung bila tak hati-hati.
Di tengah maraknya kemunculan berbagai playground berbayar di dalam mall, taman-taman bermain anak di Kota Bandung bisa menjadi opsi sebagai tempat bermain yang murah sekaligus menawarkan keasrian ruang terbuka hijau.
Seperti yang sering dilakukan Hamidah (29) dan anaknya yang berusia tiga tahun. Dalam seminggu, setidaknya ada dua hari yang ia gunakan untuk menjajal area bermain di taman-taman kota.
Siang hari itu, ia memilih Taman Foto di Jalan Kemuning untuk berekreasi. Anaknya tampak asyik bermain ayunan, sementara ia dan ibunya menikmati semangkuk bakso yang dijajakan di luar area taman.
“Milih ke sini karena dekat rumah. Sebenarnya lebih dekat ke Taman Monju, tapi di sana sering penuh. Kalau di sini, siang hari biasanya enggak terlalu banyak orang,” ungkap Hamidah pada infoJabar belum lama ini.
Ia mengatakan sering mengajak anaknya untuk bermain di taman kota sejak lama. Beberapa taman dengan fasilitas bermain anak di pusat kota sudah ia jajal, termasuk Taman Superhero hingga Taman Inklusi di dekat Taman Maluku.
“Saya lebih pilih main ke taman-taman biar anak main di ruang terbuka hijau, kalau playground kan tertutup. Lebih enak kalau ada matahari masuk. Di sini juga sudah pakai rumput sintetis, jadi enggak langsung ke tanah. Enak untuk lesehan,” jelasnya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Berbeda dengan Taman Monju, area bermain di Taman Foto tidak terlalu luas, namun lebih teduh karena di sekitarnya terdapat pepohonan rindang. Beberapa mainan yang tersedia melliputi perosotan, jungkat-jungkit, hingga monkey bars alias area memanjat.
Tak terlalu jauh dari Taman Foto, terdapat taman bermain anak serupa di Jalan Tongkeng. Area bermain di taman ini tidak terlalu luas, namun tetap ramai dikunjungi anak-anak, terutama menjelang sore. Fasilitas bermain yang tersedia meliputi ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit.
Hanya saja, salah satu tantangan utama di taman ini adalah ketersediaan lahan parkir. Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi kerap kesulitan mencari tempat parkir, sehingga sebagian besar yang datang lebih memilih berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum.
Sementara itu, Taman Inklusi yang berlokasi tidak jauh dari Taman Maluku menawarkan fasilitas bermain yang ramah untuk anak-anak difabel. Di taman ini tersedia sejumlah permainan yang dirancang untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Namun, taman ini cenderung gelap dan kurang penerangan ketika sore hari atau saat cuaca mendung tiba. Ketika infoJabar menyambangi Taman Inklusi di pagi hari, terpantau belum ada satu pun penyandang disabilitas yang tampak tengah menikmati taman tersebut.
Satu lagi taman yang cukup populer di kawasan pusat kota adalah Taman Superhero. Sesuai dengan namanya, taman ini dilengkapi dengan patung-patung tokoh superhero yang ikonik, seperti Batman dan Superman, yang kerap menjadi latar berfoto anak-anak.
Selain itu, di taman ini juga tersedia juga area bermain anak. Kelebihan Taman Superhero adalah banyaknya jajanan hingga warung makan di sekitar taman. Sehingga, pengunjung tidak perlu berpindah tempat untuk bisa mencicipi jajanan ataupun makanan berat.
Meski keberadaan taman-taman ramah anak di Bandung memberi ruang alternatif bermain yang murah-meriah, namun sejumlah masalah masih mengemuka. Mulai dari kurangnya pemeliharaan fasilitas hingga perilaku pengunjung yang tak tertib.
Sebagai ruang publik terbuka, kenyamanan di taman kota sangat bergantung pada kedisiplinan warga yang datang. Namun, kenyataannya masih ada pengunjung yang tidak mengindahkan aturan.
Di Taman Foto, misalnya, infoJabar melihat seorang bapak yang tengah merokok tepat di dalam area bermain anak. Asap rokok mengepul tak jauh dari anak-anak yang tengah bermain tentu menimbulkan kekhawatiran soal kesehatan.
Bahkan, menurut penuturan Hamidah, ia pernah mendapati orang tua yang membiarkan anaknya buang air kecil sembarangan di sekitaran Taman Monju.
“Udah mah sering penuh banget, pernah juga ngeliat ibu-ibu yang nyuruh anaknya buang air kecil di dekat taman, bukan di toilet. Itu kan jorok banget ya,” paparnya.
Sebagai pengunjung rutin taman kota, ia juga menyoroti soal perawatan fasilitas bermain yang dinilai masih kurang. Ia mencontohkan sebuah ayunan yang rusak di Taman Foto dan belum kunjung diganti.
“Ini ayunannya sudah rusak, jadi harus gantian kalau mau main. Jumlah mainannya sih sudah cukup lengkap ya, tapi mungkin lebih diperhatikan lagi perawatannya,” terangnya.
Ia juga menilai fasilitas dasar seperti toilet dan wastafel masih belum memadai, sehingga jarang ia gunakan. Hamidah berharap, toilet dapat menjadi fasilitas yang diutaman di taman-taman kota, terlebih yang sering dikunjungi anak-anak.
“Saya sih sebenarnya tidak berekspektasi soal toilet, karena namanya juga taman umum. Biasanya kalau anak mau ke toilet, ya sekalian pulang saja. Tapi bagus banget kalau bisa sampai diperbaiki. Minimal ini wastafel saja dulu diperbaiki,” tuturnya seraya menunjuk sebuah tempat cuci tangan yang tampak telah lama tak berfungsi.