Mengintip Koleksi Tombak di Keraton Kacirebonan Cirebon

Posted on

Tombak-tombak pusaka di Keraton Kacirebonan menjadi bagian penting dari warisan sejarah. Benda-benda pusaka itu hingga kini masih dirawat dan digunakan dalam berbagai upacara adat di lingkungan keraton.

Di salah satu ruangan di dalam kompleks Keraton Kacirebonan, tombak-tombak masih berdiri tegak. Gagangnya terbuat dari kayu, sementara bilahnya terbungkus kain putih.

Patih Keraton Kacirebonan, PH Tommy Iplaludin Dendabrata mengatakan, tombak merupakan salah satu senjata penting pada masa kerajaan. Di Cirebon, kata dia, dikenal tiga jenis tombak.

“Di masa lalu tombak merupakan salah satu senjata. Dan jenis tombak sendiri ada tiga macam, yaitu tombak ekasula, dwisula dan trisula,” kata Pangeran Tommy saat berbincang dengan infoJabar di Keraton Kacirebonan, Selasa (28/10/2025).

Ia menjelaskan, ekasula merupakan tombak dengan satu bilah lurus. Sementara dwisula memiliki dua mata tombak, dan trisula memiliki tiga mata tombak.

“Ekasula itu berarti tunggal, kalau dwisula itu berarti dua, sedangkan trisula itu berarti tiga,” kata dia.

Hingga kini, tombak pusaka masih menjadi bagian penting dalam kehidupan Keraton Kacirebonan. Benda-benda itu tetap digunakan dalam berbagai upacara adat yang rutin digelar di lingkungan keraton.

Salah satunya seperti tradisi Panjang Jimat, sebuah upacara yang rutin diselenggarakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dalam tradisi tersebut, sejumlah pusaka termasuk tombak dihadirkan sebagai bagian dari rangkaian prosesi adat. Tombak itu digunakan oleh para pasukan keraton saat mengiringi sultan.

“Tombak itu digunakan saat upacara adat yang biasa digelar di lingkungan keraton, misalnya dalam momen pengiringan sultan, itu ada pasukan yang mengiringinya dengan membawa tombak,” kata dia.

Selain digunakan di lingkungan keraton, tombak juga kerap dibawa oleh pasukan keraton saat mengikuti kirab peringatan Hari Jadi Cirebon.

Dalam kegiatan di luar keraton, yang digunakan bukanlah tombak pusaka melainkan duplikat. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian pihak keraton dalam menjaga pusaka mereka.

“Tombak yang duplikat itu digunakannya untuk acara-acara di luar keraton, seperti kirab yang dilakukan di Kota Cirebon dalam rangka memperingati Hari Jadi Cirebon. Prajurit-prajuritnya itu dari keraton, dan tombak yang digunakan adalah tombak duplikat,” kata Pangeran Tommy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *