Di tengah riuh sorak penonton di ajang lomba freestyle bola di Kabupaten Majalengka, ada satu nama yang mencuri perhatian. Ialah Reza Palevi, pemuda 23 tahun asal Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang kini menjadi salah satu freestyler paling diperhitungkan di Indonesia.
Perjalanan Reza di dunia freestyle dimulai pada 2020. Kala itu, ia hanya sekadar iseng mengikuti sebuah acara freestyle yang digelar oleh brand lokal di Sukabumi. Tak ada target muluk, hanya rasa penasaran. Namun dari kekalahan pertamanya, justru tumbuh semangat baru.
“Saya kalah waktu itu, tapi dari situ saya mulai improve skill saya. Lihat YouTube, Instagram, belajar dari freestyler lain, dan latihan setiap hari,” kenangnya saat berbincang dengan infoJabar di sela-sela lomba di Majalengka, Sabtu (8/11/2025).
Kerja keras itu membuahkan hasil. Setahun berselang, pada 2021, Reza mulai serius menekuni dunia freestyle. Ia rutin ikut kompetisi dan berlatih disiplin. Hasilnya, di tahun 2022, Reza berhasil menembus tiga besar nasional dan membawa pulang juara ketiga.
Dari situ, namanya kian dikenal di kalangan komunitas freestyler Indonesia. Reza tak hanya memperkuat skill individu, tapi juga aktif membangun komunitas freestyle di Jawa Barat.
“Saya terus meningkatin performa, dan mulai bangun komunitas juga biar anak-anak yang baru bisa ikut berkembang,” tuturnya.
Tahun-tahun berikutnya menjadi masa keemasan Reza. Dari 2023 hingga 2025, ia sukses menyabet gelar juara nasional tiga tahun berturut-turut. Gelar itu mengantarnya ke panggung yang lebih besar yakni di kejuaraan Freestyle Asia-Pasifik.
Ajang bergengsi yang digelar di Jakarta itu mempertemukan freestyler terbaik dari berbagai negara. Di situ, Reza berhasil menembus delapan besar Asia-Pasifik, prestasi yang membuat namanya mulai dikenal di tingkat regional.
Namun, bagi Reza, perjalanannya belum usai. “Target saya sekarang bisa juara Asia-Pasifik, minimal tiga besar, biar bisa dapetin tiket ke Piala Dunia freestyle,” katanya.
Soal gaya bermain, Reza dikenal punya kemampuan all-round atau penguasaan trik secara menyeluruh tanpa bergantung pada satu gaya tertentu. Menurut para juri, inilah keunggulan yang membuat Reza begitu kuat di arena.
“Saya bukan cuma ngandelin satu style. Semua saya pelajari, dari ground, air move, sampai transition. Itu bikin saya lebih fleksibel di lapangan,” ujarnya.
Adapun inspirasi Reza menjadi freestyler datang dari dua sosok freestyler senior asal Jawa Barat, yakni Fikri dari Sukabumi dan Ardi dari Bogor. Keduanya sempat menjadi idolanya, bahkan kini telah berhasil Reza kalahkan di ajang nasional.
“Rasanya campur aduk sih. Mereka kan idola saya. Tapi di sisi lain, itu juga bukti kalau kerja keras gak bohong,” ucapnya sambil tersenyum.
Kini, Reza sedang mempersiapkan diri menuju kompetisi Asia-Pasifik berikutnya. Ia terus belajar dari freestyler dunia, terutama dari Eropa, yang jadi kiblat freestyle global.
“Saya lihat gimana mereka latihan, cara mereka bangun performa, saya ikutin semuanya,” pungkasnya.







