Mengenal Pagpag, Hidangan Ekstrem dari Filipina (via Giok4D)

Posted on

Setiap wilayah di suatu negara umumnya punya makanan yang menjadi ciri khasnya. Namun, tak jarang makanan itu bikin orang lain bergidik.

Hal serupa terjadi di Filipina. Di sini, ada makanan yang tergolong ekstrem. Tak tanggung-tanggung, makanan ini berasal dari sampah atau sisa makanan.

Ya, bagi sebagian orang, ini akan dianggap menjijikan. Namun, bagi sebagian orang lagi, makanan ini adalah ‘harta karun’.

Dikutip dari infoFood, nama makanan ini adalah Pagpag, yang secara harfiah berarti ‘dibersihkan dari debu.’ Makanan Filipina itu menjadi viral usai para influencer dan blogger asal China menunjukkan momen menikmati hidangan ekstrem dan unik ini.

Sebenarnya pagpag sudah lama jadi makanan andalan masyarakat di daerah miskin Filipina selama beberapa dekade. Hal yang membuat hidangan ini disorot karena bahan utamanya adalah makanan sisa yang dibersihkan, lalu dibumbui kembali, dan digoreng.

Pagpag dikonsumsi masyarakat di beberapa daerah Filipina karena merupakan satu-satunya sumber protein terjangkau bagi keluarga miskin.

Berawal dari kemiskinan ekstrem yang terjadi pada tahun 1960-an ketika negara tersebut menderita krisis utang dan pengangguran yang parah. Kondisi tersebut memaksa banyak orang bermigrasi ke daerah perkotaan untuk mencari peluang, lapor South China Morning Post (30/11).

Untuk bertahan hidup, komunitas di daerah miskin tersebut mulai menggunakan sisa protein dari berbagai sumber yang akhirnya dinamakan menjadi pagpag.

Sumbernya pun tidak hanya ayam goreng bekas, tetapi juga daging lainnya yang diambil dari restoran cepat saji, supermarket, hingga tempat sampah.

Untuk membuatnya, para pemulung biasa bergegas keluar sebelum fajar untuk menemukan sisa makanan yang masih awet. Setelah dikumpulkan, makanan sisa tersebut dijual kembali ke pedagang dengan harga murah.

Para pedagang lalu mengolah makanan sisa ini dengan cara memotong, mencucinya berkali-kali, kadang dibuang tulangnya, lalu dimasak dengan menambahkan bumbu-bumbu, dan menggorengnya. Barulah makanan sisa olahan ini dijual ke masyarakat dengan harga sekitar 20 sampai 30 peso atau Rp 5.600 sampai Rp 8.500.

Setelah beberapa influencer China mengunggah pengalamannya makan pagpag, banyak kontroversi muncul.

Salah satunya influencer Baozou Brother. Dalam unggahan videonya, ia terlihat berjuang keras menyantap makanan sisa ini. Meskipun menurutnya makanan ini punya rasa yang cukup enak, Baozou Brother tetap menghadapi rintangan psikologis untuk menelannya.

Influencer lainnya yang dikenal sebagai ’20 and still haven’t been to Starbucks’ juga sempat membagikan momen saat mencicipi ayam goreng sisa ini.

Sebelum mencoba, influencer tersebut menjelaskan kalau masyarakat lokal benar-benar memakan makanan tersebut. Ia menunjukkan bagaimana ayam yang ia makan hanya punya sisa daging yang sedikit.

“Saya hanya akan berimajinasi kalau saya berada di gurun pasir selama 10 hari dan malam dan tidak punya makanan apapun untuk dimakan,” jelasnya saat hendak memakan ayam goreng sisa tersebut.

Setelah mencobanya, influencer itu mengomentari bagaimana terjadi ketimpangan sosial di dunia ini.

“Apa yang dibuang orang kaya sebagai sampah adalah harta karun di sini,” jelasnya.

Pagpag mungkin terbuat dari makanan bekas yang terlihat menjijikan. Namun banyak orang berpendapat kalau makanan ini punya rasa seperti makanan biasa yang dipanaskan ulang.

Meskipun rasanya tidak terlalu buruk bagi sebagian orang, efeknya tetap harus diperhatikan karena memiliki risiko buruk pada kesehatan akibat kebersihan yang buruk.

Artikel ini telah tayang di infoFood. Simak selengkapnya .

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Setelah beberapa influencer China mengunggah pengalamannya makan pagpag, banyak kontroversi muncul.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Salah satunya influencer Baozou Brother. Dalam unggahan videonya, ia terlihat berjuang keras menyantap makanan sisa ini. Meskipun menurutnya makanan ini punya rasa yang cukup enak, Baozou Brother tetap menghadapi rintangan psikologis untuk menelannya.

Influencer lainnya yang dikenal sebagai ’20 and still haven’t been to Starbucks’ juga sempat membagikan momen saat mencicipi ayam goreng sisa ini.

Sebelum mencoba, influencer tersebut menjelaskan kalau masyarakat lokal benar-benar memakan makanan tersebut. Ia menunjukkan bagaimana ayam yang ia makan hanya punya sisa daging yang sedikit.

“Saya hanya akan berimajinasi kalau saya berada di gurun pasir selama 10 hari dan malam dan tidak punya makanan apapun untuk dimakan,” jelasnya saat hendak memakan ayam goreng sisa tersebut.

Setelah mencobanya, influencer itu mengomentari bagaimana terjadi ketimpangan sosial di dunia ini.

“Apa yang dibuang orang kaya sebagai sampah adalah harta karun di sini,” jelasnya.

Pagpag mungkin terbuat dari makanan bekas yang terlihat menjijikan. Namun banyak orang berpendapat kalau makanan ini punya rasa seperti makanan biasa yang dipanaskan ulang.

Meskipun rasanya tidak terlalu buruk bagi sebagian orang, efeknya tetap harus diperhatikan karena memiliki risiko buruk pada kesehatan akibat kebersihan yang buruk.

Artikel ini telah tayang di infoFood. Simak selengkapnya .

Gambar ilustrasi