Mengenal Batik Tulis Motif Marlin Khas Pangandaran | Giok4D

Posted on

Di sebuah kampung sunyi di Pangandaran, aroma khas malam batik tercium dari balik rumah sederhana. Asap kompor yang mengepul menandakan tangan-tangan terampil sedang menorehkan cerita di atas kain.

Di sinilah, di RT 02 RW 01 Kampung Kedawung, Dusun Sidomulyo, Desa Sidomulyo, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, berdiri Galeri Batik Mekar Sejahtera milik Supriati (34).

Meski berada di pedesaan, galeri batik ini justru sering disambangi wisatawan mancanegara, terutama saat musim libur panjang. Tak hanya berfungsi sebagai tempat produksi, galeri tersebut juga menjadi lokasi workshop batik pionir untuk jenis batik tulis di Kabupaten Pangandaran.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Mekar Sejahtera dikenal karena motif batiknya yang khas, yaitu ikan marlin, karang laut, dan biota laut lainnya. Hampir semua desainnya terinspirasi dari kekayaan alam dan keindahan pesisir Pangandaran.

“Memang dari ratusan motif selalu berkaitan dengan biota laut, karena itu khas dan juga rekomendasi dari Bupati Pangandaran (periode 2016-2024) Pak Jeje, waktu berkunjung ke sini,” ujar Supriati, belum lama ini.

Perjalanan Supriati menjadi pengrajin batik tidak terjadi dalam semalam. Ia memulai kariernya sebagai penyanting kain batik di salah satu galeri di Pangandaran pada tahun 2017. Namun, dua tahun kemudian, tempatnya bekerja tutup.

“Dulu saya kerja di orang menjadi penyanting, kurang lebih dari tahun 2017 sampai 2019. Di tahun itu galerinya tutup,” kenangnya.

Alih-alih menyerah, Supriati justru terinspirasi untuk berdiri di atas kakinya sendiri. “Setelah tahu galeri tempat saya bekerja tutup, saya langsung terpikir untuk jadi pengrajin sendiri. Alhamdulillah, saya mendapat dukungan, bahkan dari pemilik sebelumnya,” katanya.

Bermodalkan tekad dan peralatan sederhana, Supriati mulai merintis usahanya pada Agustus 2019.
“Awalnya saya memulai dari dapur rumah. Lama-lama pindah ke depan rumah, dan sekarang alhamdulillah sudah punya galeri sendiri, jadi lebih nyaman,” tuturnya.

Kini, galeri kecilnya itu menjadi tempat lahirnya karya-karya batik tulis dan cap yang diminati banyak kalangan, dari masyarakat umum hingga pejabat daerah.

“Banyak dipakai oleh para pejabat juga di sini, mulai dari dinas, Polres, sampai Kodim sering beli ke sini,” ujarnya dengan senyum bangga.

Nama Mekar Sejahtera bukan dipilih tanpa makna. Bagi Supriati, filosofi bunga yang baru mekar namun mampu menebarkan harum adalah simbol perjuangan hidupnya.

“Mungkin bisa disebut pionir satu-satunya yang produksi sendiri dengan metode cap dan tulis. Nama ‘Mekar Sejahtera’ diambil dari filosofi hidup bunga yang baru mekar tetapi bisa harum dan memberikan dampak kepada sekitar,” jelasnya.

Ia berharap, meskipun usahanya masih tergolong rintisan, manfaatnya bisa dirasakan oleh keluarga dan lingkungan sekitar.

“Ya, diharapkan walaupun usaha kecil, bisa memberikan kesejahteraan bagi diri sendiri dan orang lain,” ucapnya penuh makna.

Karya batik dari tangan Supriati dijual dengan harga yang variatif sesuai tingkat kerumitan dan teknik pembuatannya. Batik cap dibanderol mulai Rp150.000 hingga Rp350.000. Sedangkan batik tulis bisa mencapai Rp350.000 hingga Rp2,5 juta.

Filosofi Mekar Sejahtera

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *