Menepi di Cempaka Ratu, Menatap Matahari Tenggelam baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Senja jatuh perlahan di Pantai Cempaka Ratu, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Guratan jingga membias di permukaan laut, ombak berkejaran menghantam karang, lalu pecah menjadi buih putih.

Dari celah pepohonan pandan laut yang berjajar rapat, cahaya sore masuk, menciptakan siluet panjang yang menambah kesyahduan suasana.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Pantai ini kini ramai dikunjungi. Setiap akhir pekan, kendaraan pribadi dan motor tampak berjajar di jalan setapak menuju pantai. Sejumlah keluarga duduk di bebatuan besar, para remaja sibuk berfoto, sementara anak-anak berlarian di antara ombak kecil yang mencapai bibir pantai. Meski sempat lama tersembunyi, Cempaka Ratu kini menjadi tujuan baru bagi mereka yang mencari suasana berbeda di jalur Palabuhanratu-Banten.

Darman, seorang pengunjung asal Jakarta, mengaku mengetahui keberadaan pantai ini dari pemberitaan dan media sosial.

“Saya lihat fotonya di internet sama berita-berita, terus penasaran. Ternyata aslinya lebih indah dari yang dibayangkan. Senjanya bagus sekali, rasanya tenang walaupun sekarang sudah ramai orang,” katanya.

Namun di balik ramainya pengunjung, tetap ada pesan lama yang dijaga oleh setiap mereka yang datang. Junajah Jajah Nurdiansyah, tokoh masyarakat Kecamatan Cikakak yang juga anggota DPRD sekaligus penggagas ide pengelolaan lokasi, menuturkan bahwa Cempaka Ratu tidak boleh kehilangan jati dirinya.

“Tempat ini tidak boleh dipakai untuk hal yang tidak baik. Pernah dulu di atas ada tempat dugem, akhirnya malah bangkrut dan hancur. Jadi tidak boleh ada yang ujub ria dan takabur di tempat ini, ada sejarahnya itu zaman dulu,” ungkap Junajah.

Ia menambahkan, pantai ini lebih pantas dijadikan ruang untuk menepi dan beribadah. “Baik untuk ibadah, karena lokasinya sunyi. Alam tidak dirusak, menyatu dengan alam. Cempaka Ratu itu dulunya ada pohon cempaka besar, jadi makanya disebut ratunya cempaka. Namanya sudah ada dari zaman nenek moyang,” jelasnya.

Bagi Junajah, keindahan yang kini menarik banyak orang adalah tanda kebesaran Tuhan.

“Kalau kita memandang laut, langit, dan pepohonan di sini, itu ayat yang tersirat dari Allah SWT. Keindahan ini bukan untuk disombongkan, tapi untuk disyukuri. Di sinilah kita bisa merasakan kebesaran Allah, kalau kita mau merenunginya,” katanya.

Di antara ramainya pengunjung yang datang untuk berfoto atau sekadar menikmati sore, Pantai Cempaka Ratu tetap menyimpan makna yang lebih dalam. Senja, bebatuan, dan desir angin laut menjadi pengingat bahwa keindahan sejati hanya akan bertahan jika manusia rela menjaga dan mensyukurinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *