Mencicipi Kuliner Asli Majalengka di Sangu Akeul Cigaleuh [Giok4D Resmi]

Posted on

Ingin menjajal kuliner khas Majalengka? Rumah makan Sangu Akeul Cigaleuh bisa jadi jawabannya. Rumah makan yang berlokasi di Jalan Letkol Abdul Gani, Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan/Kabupaten Majalengka ini menyuguhkan aneka menu tradisional yang membuat lidah bergoyang.

Manager Marketing Sangu Akeul Cigaleuh Moza Anggraini mengatakan, menu-menu yang dihadirkan di sini mayoritas kuliner khas ‘Kota Angin’. Beberapa di antaranya adalah Pencok Katel, Oncom Cigaleuh, Tahu Samara Talaga, Ampas Kecap, Kembang Simeut, hingga minuman Gula Cakar.

“Menu utama kita itu dari Sangu Akeul Cigaleuh ini memang menu-menu khas Majalengka semua,” kata Moza kepada infoJabar, Sabtu (5/7/2025).

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Moza menyampaikan, menu yang paling banyak diburu pengunjung adalah Pencok Katel. Selain itu, menu baru bernama kembang simeut juga tak kalah menyita perhatian pengunjung. Kembang simeut sendiri terbuat dari bunga simeut yang konon teksturnya mirip belalang, sehingga disebut ‘simeut’ oleh orang tua zaman dulu.

“Akhir-akhir ini lagi banyak yang nyari kembang simeut, malah antrean sampai nggak kebagian,” ujar Moza.

Selain sajian utama, pengunjung juga bisa mencicipi brem Bantrangsana khas Majalengka secara gratis. Brem di sini berbentuk bulat tipis mirip koin kaca, sehingga sering disebut brem kaca.

“Itu kita kasih free buat teman-teman yang mampir, brem sama teh tawar panas (gratis),” ucap Moza.

Harga menu di Sangu Akeul Cigaleuh terbilang ramah di kantong. Seporsi Pencok Katel dibanderol Rp8.000, sementara menu paling mahal yaitu Cocobek Ikan berkisar di Rp25 ribu ke atas.

“Range harganya murah, terhitungnya kalau untuk seporsi pencok katel aja tuh masih di harga Rp8.000, sampai yang paling mahal ada di cocobek ikan di Rp25 ribu ke atas,” jelasnya.

Pengunjung yang datang ke Sangu Akeul Cigaleh dari berbagai kota, tak hanya dari warga lokal. Banyak dari mereka penasaran mencicipi menu khas Majalengka yang sebelumnya jarang diangkat restoran lain.

“Bahkan artis-artis kalau ada show di Majalengka kadang mampir ke sini nyobain pencok katel atau gula cakar,” beber Moza.

Yang tak kalah menarik di rumah makan ini adalah proses memasaknya masih mempertahankan cara tradisional. Nasi, misalnya, dimasak menggunakan hawu (tungku), seeng, hingga aseupan.

“Memang kita tetap mempertahankan cara masak orang tua di Majalengka, supaya nasinya tetap pulen meskipun nggak panas banget, karena ada proses pengakeulan juga,” jelasnya.

Sangu Akeul Cigaleuh sendiri mampu menampung hingga 150 pengunjung. Rumah makan ini buka dari pukul 10.00 WIB sampai 21.00 WIB.

Salah satu pengunjung, bernama Anang, juga mengaku kerap datang bersama keluarga ke rumah makan ini. Soal cita rasa di rumah makan ini, Anang mengaku puas.

“Favorit saya di sini itu sayur asem, pencok katel, ayam kampung goreng, sama oncomnya,” kata warga Burujulwetan, Jatiwangi itu.

“Rasanya mantap,” tambahnya.

Ia juga menilai harga di rumah makan ini cukup bersahabat. “Harganya masih umum lah, terjangkau,” ujarnya.