Manusia Ternyata Punya 30 Pancaindra, Ini Penjelasan Ahli | Info Giok4D

Posted on

Manusia umumnya mengenal lima indra atau pancaindra, yakni penglihatan melalui mata, peraba melalui kulit, perasa melalui lidah, pendengaran melalui telinga, dan penciuman melalui hidung. Namun, temuan ilmiah terbaru mengungkapkan bahwa jumlah indra manusia sebenarnya jauh lebih banyak.

Peneliti dari University of London, Barry Smith, menjelaskan bahwa pengalaman manusia bersifat multisensori. Artinya, sebagaimana dilansir dari infoHealth, manusia tidak melihat, mendengar, mencium, menyentuh, atau merasakan sesuatu secara terpisah, melainkan sebagai satu kesatuan yang saling memengaruhi.

“Apa yang kita rasakan memengaruhi apa yang kita lihat, dan apa yang kita lihat memengaruhi apa yang kita dengar. Aroma tertentu dalam sampo, misalnya, bisa memengaruhi persepsi kita terhadap tekstur rambut. Wangi mawar dapat membuat rambut terasa lebih halus dan lembut,” kata Barry, dikutip dari Science Alert.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Ia menambahkan bahwa kolaborator lamanya, Profesor Charles Spence dari Crossmodal Laboratory, Universitas Oxford, menyebut para ahli neurosains meyakini manusia memiliki antara 22 hingga 33 indra.

“Kolaborator jangka panjang saya, Profesor Charles Spence dari Crossmodal Laboratory di Oxford, mengatakan bahwa rekan-rekannya di bidang neurosains percaya manusia memiliki antara 22 hingga 33 indra,” sambungnya.

Beberapa indra tambahan tersebut antara lain propriosepsi, yakni kemampuan untuk mengetahui posisi dan pergerakan anggota tubuh tanpa harus melihatnya. Selain itu, terdapat pula indra keseimbangan yang melibatkan sistem vestibular di saluran telinga, serta kerja sama antara penglihatan dan propriosepsi.

Indra lain yang tak kalah penting adalah interosepsi, yaitu kemampuan untuk merasakan perubahan di dalam tubuh sendiri, seperti peningkatan detak jantung, rasa lapar, atau sensasi tidak nyaman.

“Kita juga memiliki indra keagenan saat menggerakkan tubuh, sebuah perasaan bahwa kitalah yang mengendalikan gerakan tersebut. Pada pasien stroke, indra ini kadang menghilang, hingga mereka merasa seolah-olah orang lain yang menggerakkan lengan mereka,” jelas Barry.

Selain itu, terdapat pula indra kepemilikan tubuh. Barry menjelaskan bahwa pada sebagian pasien stroke, muncul perasaan bahwa tangan mereka bukan miliknya, meskipun mereka masih dapat merasakan sentuhan pada anggota tubuh tersebut.

Menurut Barry, sejumlah indra yang selama ini dianggap tunggal sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa indra. Sentuhan, misalnya, mencakup sensasi rasa sakit, suhu, gatal, dan sensasi taktil.

Demikian pula saat manusia mencicipi makanan. Proses tersebut melibatkan setidaknya tiga indra sekaligus, yakni sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Ketiganya bekerja bersama membentuk rasa makanan dan minuman.

“Pengecapan itu memungkinkan kita mengenali rasa asin, manis, asam, pahit, dan umami. Lalu bagaimana dengan mangga, melon, atau raspberry? Kita tidak punya reseptor raspberry di lidah,” ujar Barry.

Ia menegaskan bahwa rasa khas buah-buahan bukan semata hasil gabungan rasa dasar. “Rasa raspberry bukan dari gabungan manis, asam, dan pahit. Kita merasakannya melalui kerja sama lidah dan hidung. Indra penciuman menyumbang porsi terbesar dari apa yang kita sebut sebagai ‘rasa’,” sambungnya.

Penglihatan pun tidak bekerja secara mandiri. Sistem vestibular turut memengaruhi apa yang dilihat manusia. Sebagai contoh, saat berada di dalam pesawat yang sedang lepas landas, tubuh merasakan posisi pesawat menanjak, meskipun secara visual kondisi kabin tampak sama seperti saat pesawat masih di darat.

Apa yang dilihat merupakan gabungan antara sinyal visual dan sinyal dari saluran telinga yang memberi tahu bahwa tubuh sedang condong ke belakang.

“Di sekitar kita selalu ada banyak hal yang menunjukkan betapa rumitnya kerja indra, asal kita mau berhenti sejenak dan benar-benar merasakannya. Jadi, lain kali ketika berjalan di luar atau menikmati makanan, luangkanlah waktu sejenak untuk menghargai bagaimana indra-indra Anda bekerja bersama, membantu Anda merasakan seluruh pengalaman tersebut,” tutup Barry.

Artikel ini sudah tayang di infoHealth