Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi terus memperkuat sistem pengelolaan sumber daya manusia kesehatan (SDMK) melalui integrasi digital. Beragam aplikasi kini dimanfaatkan untuk memastikan data tenaga kesehatan terkelola secara akurat dan efisien.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Masykur Alawi, mengatakan pengelolaan SDM kesehatan memang masih menghadapi sejumlah kendala di lapangan. Namun dari sisi infrastruktur teknologi informasi, Sukabumi sudah cukup siap.
“Terkait dengan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang memadai tidak menjadi kendala. Saat ini sudah ada aplikasi SDMK yang memudahkan dalam pengelolaan data tenaga kesehatan, seperti SiASN, e-Jabfung, dan aplikasi Satu Sehat Kemenkes yang sudah terintegrasi secara digital,” ucap Masykur dalam keterangan tertulis yang diterima infoJabar.
Meski sistem digital sudah berjalan baik, ia mengakui tantangan masih terjadi pada tahap perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di setiap puskesmas. Penyusunan rencana kebutuhan (renbut) seringkali belum optimal, sementara redistribusi tenaga kesehatan juga terkendala kondisi geografis Kabupaten Sukabumi yang luas.
“Masih ditemui kesulitan dalam penyusunan rencana kebutuhan tenaga kesehatan di masing-masing puskesmas. Selain itu, redistribusi tenaga kesehatan juga terkendala luasnya wilayah Kabupaten Sukabumi,” kata Masykur.
Ia menjelaskan, kekurangan tenaga pada jenis profesi tertentu seperti dokter gigi, analis laboratorium (ATLM), dan petugas promosi kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah. Namun dengan sistem data yang semakin terintegrasi, pemetaan kebutuhan tenaga kesehatan dapat dilakukan lebih akurat.
Langkah ini diharapkan membantu Pemkab Sukabumi dalam menyusun kebijakan rekrutmen dan distribusi tenaga medis secara lebih tepat sasaran. Digitalisasi juga menjadi dasar untuk perencanaan jangka panjang penguatan layanan kesehatan di tingkat puskesmas.







