Makanan Lezat Khas Sunda Mulai Rp5 Ribu di Dapur Judes Purwakarta

Posted on

Asap tipis dari cobek panas, aroma sambal menyengat hidung, dan segelas teh hangat ala pedesaan menjadi pemandangan pertama yang menyambut pengunjung Dapur Sambal Judes di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Berada di Kompleks Perumahan Usman, Dapur Sambal Judes mulai buka setiap hari dari pukul 16.00 WIB hingga 23.00 WIB.

Menjelang sore, satu per satu pengunjung berdatangan. Ada yang datang bersama keluarga, rombongan teman, hingga para pemburu sambal sejati yang rela antre demi satu cobek sambal pedas ‘juara’.

Konsep yang diusung Dapur Sambal Judes sangat kental dengan nuansa Sunda. Makanan disajikan menggunakan cobek, piring seng, dan alas anyaman, menghadirkan sensasi makan seperti di dapur rumah kampung.

Pengunjung bebas memilih, mau makan santai di meja dan kursi, atau menikmati sajian pedas sambil lesehan.

Tak lengkap rasanya makan pedas tanpa minuman khas. Di sini, pengunjung bisa menyesap teh hangat ala pedesaan yang diseduh sederhana namun nikmat, atau memilih teh manis jumbo yang jadi andalan untuk meredam sengatan sambal.

Soal menu, Dapur Sambal Judes benar-benar memanjakan lidah pencinta masakan tradisional. Pilihan nasi putih dan nasi daun jeruk disandingkan dengan lauk khas Sunda seperti ayam goreng, ikan nila, cumi, iga goreng, gepuk, hingga cobek nila.

Aneka pelengkap pun tersedia, mulai dari teri kacang, telur dadar, tempe dan tahu goreng, bala-bala, hingga petai. Yang paling menggoda tentu sambalnya. Mulai dari sambal judes khas, sambal cumi, hingga semur jengkol judes yang aromanya menggoda.

Ada pula menu unik seperti Peda Seblok, Ase Cabai Gendot, ikan asin jambal, sepat, hingga sate udang. Semua disajikan dengan satu benang merah yang sama: cita rasa pedas yang kuat dan adiktif.

Pemilik Dapur Sambal Judes, Lisda Pramulyani, mengaku usaha ini awalnya hanya mencoba menyalurkan hobi memasak. Tak disangka, olahan makanan dan sambal racikannya justru mendapat tempat di hati para penikmat pedas.

“Awalnya masak buat teman dan keluarga. Ada dukungan dari mereka dan keinginan menyalurkan hobi, jadi saya coba saja. Nama Judes itu singkatan dari Juara Pedas. Sambalnya memang kami buat khas, pedasnya berani, tapi tetap nikmat,” ujar Lisda kepada awak media.

Menurutnya, meski sederhana, Dapur Sambal Judes ingin menghadirkan rasa rumahan khas Sunda yang autentik.

“Ini makanan Sunda sehari-hari, tapi sambalnya kami buat berbeda. Cocok bagi mereka yang menyukai tantangan pedas,” ujarnya.

Menariknya lagi, harga menu di sini jauh dari kata judes. Dengan Rp 5.000 hingga Rp 30.000, pengunjung sudah bisa menikmati hidangan lengkap dengan sambal judes.

Soal menu favorit, Lisda menyebut hampir semua cepat habis. Namun, ada beberapa yang selalu jadi buruan.

“Teri kacang judes, udang sambal judes, iga goreng, ayam goreng, sambal cumi, dan semur jengkol judes itu paling cepat ludes. Biasanya kurang dari tiga jam sudah habis,” ujarnya.

Pantauan di lokasi, Pengunjung memenuhi tenda berwarna merah dengan gerobak khas angkringan, serta area lesehan. Sebagian pengunjung bahkan terlihat rela antre untuk mendapatkan tempat.

Ranti, salah satu pelanggan Dapur Sambal Judes menyebutkan, ia hampir setiap hari makan malam di lokasi ini, selain karena konsepnya yang nyaman, cita rasa hidangannya pun lezat.

“Hampir setiap hari saya ke sini sama suami, setiap hari ganti menu, karena yang saya rasakan semua hidangannya sangat lezat, dan harganya juga terjangkau,” ucap Ranti ditemui di sela-sela menyantap makanannya.

Ranti juga mengungkapkan, sensasi rasa teh hangatnya seolah kita sedang bersantap di pedesaan, aroma asapnya begitu terasa.

“Saat dihirup, tehnya terasa nikmat, seperti sedang berada di saung tengah sawah. Nuansa Sundanya sangat terasa, Dapur Sambal Judes ini sangat direkomendasikan,” pungkasnya.