Setiap tahun luas lahan sawah di Kota Cirebon terus mengalami penyusutan, mengutip data yang dimiliki Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, yakni dari tahun 2019 – 2024 luas lahan sawah di Kota Cirebon terus mengalami penyusutan.
Tercatat, pada tahun 2019 luas lahan sawah di Kota Cirebon 173.21 hektar, dan di tahun 2024 hanya menyisakan 93.6 hektar, turun sekitar 79,61 hektar atau 45.96% dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Lebih jelasnya bisa dilihat dalam data di bawah ini.
Ketua Tim Kerja Pertanian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Bagus Setyo Nugroho, mengatakan, penyusutan lahan sawah di Kota Cirebon tersebut disebabkan karena adanya alih fungsi lahan dan minimnya regenerasi petani di Kota Cirebon.
“Banyaknya karena alih fungsi lahan jadi perumahan, itu yang data 2024 juga kan datanya sesuai dengan Kementerian ATRBPN yang 93 hektar itu sama alih fungsi lahan, sama minimnya generasi petani juga mempengaruhi, sekarang kan banyaknya yang tua-tuanya saja, ” tutur Bagus, Senin (14/4/2025).
Sisa lahan 93.6 hektar tersebut terbagi dalam 3 kecamatan di Kota Cirebon, yakni 77.45 hektar di Kecamatan Harjamukti, 9.3 hektar di Kecamatan Lemahwungkuk, 6.88 di Kecamatan Kesambi. Menurut Bagus, kebanyakan sawah yang tersisa sudah dimiliki oleh pengembang.
“Milik pemkotnya cuman 3.000 meter persegi, sisanya ada yang milik developer sama petani pribadi, tapi kebanyakan mah pengembangan developer, petaninya sedikit. Untuk suplai beras kita masih mengandalkan kabupaten tetangga seperti Kabupaten Cirebon, Kuningan Indramayu, Majalengka,” tutur Bagus.
Bagus memaparkan, sisa lahan 93.6 hektar tersebut menghasilkan produksi padi sebanyak 900-an ton. Untuk memenuhi kebutuhan beras di Kota Cirebon, pihaknya masih mengandalkan suplai beras dari wilayah sekitar Cirebon.
“Kalau panennya itu kadang ada yang 1 kali 2 kali atau 3 kali dalam setahun tergantung indeks tanamnya, di tahun 2024 jumlah padi yang diproduksi itu sekitar 996 ton. Untuk suplai beras kita masih mengandalkan kabupaten tetangga seperti Kabupaten Cirebon, Kuningan Indramayu, Majalengka,” tutur Bagus.
Karena jumlahnya yang semakin menyusut, DKPPP Kota Cirebon akan terus berupaya untuk mempertahankan luas sawah yang tersisa di Kota Cirebon, salah satunya dengan mengupayakan lahan sawah yang tersisa menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
“Cara mempertahankan kita pengennya luas sawah itu jadi LP2B, itu nantinya lahan sawah yang dijadikan LP2B tidak bisa dijual dan nggak bisa dialihkan fungsikan, tapi kan kita lihat kebijakan pemkotnya bagaimana,” tutur Bagus.
Dengan lahan sawah yang terbatas juga, DKPPP Kota Cirebon terus berupaya untuk mendorong para petani yang tersisa di Kota Cirebon agar terus produktif.
“Selama lahan sawah masih ada, kelompok tani juga masih ada, penekanannya ada di situ, biar luas tanam sedikit juga harus tetap produktif,” pungkas Bagus.