Longsor Susulan Mengintai, Evakuasi Korban Gunung Kuda Dihentikan baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Deru alat berat dan langkah para relawan mendadak senyap pada Kamis 5 Juni 2025. Tepat pukul 15.00 WIB, seluruh tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan para inspektur tambang resmi menghentikan pencarian terhadap empat korban yang masih tertimbun material longsor.

Keputusan ini bukan datang tiba-tiba. Selama hampir sepekan, tim menyusuri jalur tebing, menggali bongkahan batu, hingga menurunkan anjing pelacak demi menemukan korban yang tertimbun sejak Jumat, 30 Mei 2025. Namun hasil nihil. Sementara ancaman longsor susulan justru kian terasa di lapangan.

“Baru saja kami menggelar rapat koordinasi dan memutuskan penghentian proses pencarian. Faktor utamanya adalah kondisi tebing yang terus mengalami pergeseran, dan kami tidak ingin ada korban lagi dari tim penyelamat,” ujar Bupati Cirebon, Imron.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Imron menyebut, sejak bencana terjadi, tebing di lokasi longsor sudah bergeser sejauh sembilan meter. Pergeseran itu tidak berhenti, bahkan pada hari terakhir operasi, tim mencatat pergerakan tanah masih terjadi.

Keputusan ini, menurutnya, telah disampaikan kepada seluruh keluarga korban. Pemerintah memberikan penjelasan teknis terkait kondisi di lapangan. Hasilnya, pihak keluarga bisa menerima dengan ikhlas.

“Alhamdulillah, keluarga korban bisa memahami dan menerima keputusan ini. Mereka telah mengikhlaskan keempat korban yang masih tertimbun,” ucap Imron.

Upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan telah mencapai titik maksimal. Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron, mengungkapkan bahwa anjing pelacak sempat bereaksi di sekitar batu besar yang dicurigai sebagai titik korban berada. Namun, hasil penggalian tak membuahkan hasil.

“K-9 sempat memberikan reaksi di sekitar batu besar. Namun setelah dilakukan penggalian dan pembersihan, hasilnya nihil,” jelasnya.

Yusron menyebut, berdasarkan analisis, para korban diduga tertimbun di kedalaman 20 hingga 30 meter. Namun kondisi medan tidak memungkinkan alat berat untuk masuk lebih dalam.

“Secara teori, dengan ketinggian 219 meter, zona aman minimal adalah 350 meter dari titik longsor. Tapi dalam praktiknya, sejak hari pertama tim berada jauh di bawah batas aman demi mencari korban,” tegasnya.

Setiap hari, tim dihadapkan pada guguran-guguran kecil dari atas tebing pertanda jelas bahwa tanah belum stabil. Bahkan langkah paling berhati-hati pun tak menjamin keselamatan. Dengan segala risiko yang ada, tim gabungan pun harus mengambil langkah bijak menghentikan proses pencarian demi mencegah jatuhnya korban jiwa tambahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *