Korban tewas akibat ledakan hebat yang mengguncang pelabuhan peti kemas utama Iran, Bandar Abbas, kini dilaporkan mencapai sedikitnya 70 orang. Sementara itu, jumlah korban luka telah menembus angka 1.200 orang.
Sebagaimana dilansir Reuters pada Selasa (29/4/2025), para pejabat Iran mengungkapkan bahwa kebakaran yang dipicu oleh ledakan di area Shahid Rajaee, bagian dari kompleks pelabuhan tersebut, telah berhasil dikendalikan.
Upaya pemadaman api terus berlangsung sejak insiden pada Sabtu (26/4) waktu setempat. Namun, munculnya kobaran api secara sporadis masih terjadi, dipicu oleh tiupan angin dan keberadaan barang-barang mudah terbakar di dalam kontainer. Beberapa dari kontainer tersebut bahkan dilaporkan mengeluarkan emisi beracun di sekitar lokasi kejadian.
“Setelah api besar berhasil dikendalikan, operasi penyelamatan sedang berlangsung,” demikian pernyataan dari Gubernur Provinsi Hormozgan – wilayah tempat Bandar Abbas berada – seperti dikutip oleh media pemerintah Iran.
“Memindahkan peti kemas bisa memakan waktu hingga dua pekan,” lanjut pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan yang sama, Gubernur Hormozgan menyebut sebanyak 22 orang masih dalam status hilang. Selain itu, 22 jenazah dari korban tewas juga belum teridentifikasi hingga saat ini.
Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni, dalam keterangan terpisah yang dikutip kantor berita ISNA, menyebut bahwa operasi nasional pemadaman di area Shahid Rajaee telah selesai dan tanggung jawab kini diserahkan kepada otoritas lokal.
“Pelanggaran terkait dengan tidak dipatuhinya protokol keamanan telah diidentifikasi dan beberapa orang yang bersalah telah dipanggil,” ujar Momeni.
Hasil awal penyelidikan oleh komite investigasi yang ditunjuk menyebut adanya pelanggaran dalam penerapan prinsip-prinsip pertahanan dan keamanan sipil di pelabuhan tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Minggu (27/4) telah memerintahkan agar dilakukan penyelidikan menyeluruh untuk “mengungkap kelalaian atau niat” di balik insiden itu – menandakan bahwa otoritas di Teheran tidak menutup kemungkinan adanya sabotase.
Ledakan terjadi bersamaan dengan dimulainya putaran ketiga negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS), meskipun hingga kini belum ada indikasi bahwa kedua peristiwa tersebut saling berkaitan.
Diduga, penyimpanan bahan kimia yang buruk dalam kontainer menjadi pemicu ledakan besar itu. Seorang juru bicara lembaga manajemen krisis setempat mengungkapkan bahwa peringatan dini sebelumnya telah menyoroti potensi risiko keselamatan di area pelabuhan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Iran membantah laporan media internasional yang mengaitkan ledakan dengan kesalahan penanganan bahan bakar padat untuk rudal.
Artikel ini telah tayang di