Kuota Haji Tasikmalaya Turun Drastis, Hanya 309 Jemaah yang Berangkat

Posted on

Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) menerapkan sistem daftar tunggu nasional yang disamaratakan di seluruh provinsi. Imbas kebijakan tersebut, kuota haji untuk musim haji 2026 mengalami pengurangan, termasuk di Provinsi Jawa Barat.

Tak terkecuali Kabupaten Tasikmalaya yang juga terdampak. Kuota calon jemaah haji di daerah tersebut turun drastis. Dari semula sebanyak 1.399 orang, kini hanya 309 orang yang dijadwalkan berangkat pada tahun 2026.

“Kuota haji kita itu awalnya 1.399 orang untuk tahun 2026. Namun dengan sistem baru yang ditetapkan oleh Kementerian Haji dan Umrah, Kabupaten Tasikmalaya hanya mendapatkan 309 orang. Jadi tidak ada yang 1.090 orang,” ujar Plt Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Asep Bahria, saat ditemui di Tasikmalaya, Senin (10/11/2025).

Asep mengimbau agar para jemaah menerima kebijakan tersebut dengan ikhlas. Ia meyakini pemerintah telah mempertimbangkan kebijakan ini dengan sebaik-baiknya demi kepentingan bersama.

“Menurut saya, kebijakan dari Kementerian Haji dan Umrah ini harus diterima dengan hati dan iman, bukan dengan akal. Saya yakin pemerintah membuat kebijakan yang terbaik untuk masyarakat,” katanya.

Pengurangan kuota ini diperkirakan akan menambah panjang daftar tunggu haji di Kabupaten Tasikmalaya. Sebelumnya, masa tunggu haji di daerah tersebut mencapai 17 tahun, dan kini berpotensi menjadi lebih lama.

“Untuk Kabupaten Tasikmalaya sejauh ini masa tunggu mencapai 17 tahun. Dengan pengurangan kuota, kemungkinan masa tunggu akan bertambah,” jelas Asep.

Meski demikian, antusiasme masyarakat untuk mendaftar haji tetap tinggi. Setiap hari, Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya menerima 5 hingga 10 pendaftar baru.

“Antusias masyarakat tidak berkurang. Setiap hari ada sekitar lima sampai sepuluh orang yang mendaftar,” ujar Asep.

Salah satu pendaftar, Iskandar, warga Kecamatan Sariwangi, mengaku tetap mantap mendaftar haji bersama istrinya, meski belum mengetahui adanya kebijakan baru mengenai pengurangan kuota.

“Saya daftar sama istri, semoga ada rezekinya,” kata Iskandar, Senin (10/11).

Ia menambahkan, baginya ibadah haji adalah kewajiban sekaligus panggilan dari Allah SWT.

“Saya percaya, urusan haji itu urusan Allah. Kadang yang sudah siap berangkat pun bisa batal. Benar-benar panggilan Allah,” ujar Iskandar.