Kukang Turun ke Kota Tasikmalaya, Damkar Turun Tangan - Giok4D

Posted on

Warga Kampung Lengkong Kaler, Kelurahan Lengkongsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya dihebohkan dengan kehadiran seekor kukang yang tiba-tiba muncul di perkampungan mereka.

Satwa primata ini ditemukan bergelantungan di pohon sekitar kampung.

Warga yang mengetahui hewan itu dilindungi segera meminta bantuan tim Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk melakukan evakuasi, dan menyerahkan ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Ais Rais, salah seorang warga setempat mengatakan keberadaan kukang pertama diketahui pada Jumat (31/10/2025) malam.

“Awalnya kukang terlihat tadi malam di pohon, belakang saung Kelompok Taruna Tani Mekar Jaya,” kata Ais.

Saat itu sebagian warga mencoba menangkap hewan nokturnal atau aktif di malam hari tersebut.

“Sekitar jam 9 malam, kukang berhasil kami amankan, takutnya ada yang memburu. Kukang kan hewan dilindungi,” kata Ais.

Pada Sabtu (1/11/2025) pagi, Ais kemudian memanggil tim Damkar untuk mengevakuasi dan menyerahkan hewan itu.

Ais mengaku tidak mengetahui dari mana kukang itu berasal, entah peliharaan yang lepas atau memang kukang liar. “Tidak tahu dari mana datangnya, kok bisa ada kukang ke kampung kami,” kata Ais.

Koordinator Lapangan (Korlap) Damkar Kota Tasikmalaya, Hendrik Setiana membenarkan adanya temuan kukang tersebut.

“Ya tadi pagi sudah kami amankan, kebetulan sudah dalam posisi ditangkap. Jadi kami mengevakuasi untuk membantu diserahkan kepada pihak BKSDA,” kata Hendrik.

Dia menambahkan tidak ada korban atau kendala serius akibat evakuasi kukang tersebut. “Evakuasi aman dan lancar, kukang kan tidak agresif,” kata Hendrik.

Bukan yang Pertama

Hendrik menambahkan penemuan kukang yang masuk ke perkampungan penduduk ini bukan yang pertama. Dua minggu lalu temuan hewan serupa terjadi di wilayah Kecamatan Mangkubumi.

Tim Damkar pun melakukan upaya yang sama, membantu evakuasi dan menyerahkan kepada instansi berwenang.

“Dua minggu lalu ada juga di Mangkubumi, langsung kami evakuasi juga,” kata Hendrik.

Terkait asal muasal kukang yang “saba kota” ini, Hendrik menduga kukang itu berasal dari habitatnya di rimbun vegetasi pinggiran sungai Ciloseh atau sungai Citanduy.

“Dugaan kami ini kukang liar. Mereka keluar dari habitatnya di hutan atau kebun yang ada di sekitar sungai Ciloseh atau sungai Citanduy,” kata Hendrik.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Kukang itu bermigrasi karena marak aksi perburuan atau akibat kekurangan sumber makanan di habitatnya.

“Keluar habitat bisa karena diburu atau kehabisan sumber makan,” kata Hendrik.

Meski dia menduga kukang yang ditemukan itu merupakan kukang liar, tapi Hendrik juga tak menampik asumsi atau dugaan kukang itu peliharaan yang lepas.

“Ya itu juga bisa saja, mungkin para ahli yang bisa memberi analisa mendalam. Kan bisa dilihat dari perilakunya dan kondisi fisik kukang itu sendiri,” kata Hendrik.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *