Sejak dilantik sebagai Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan disambut dengan harapan tinggi dari warga. Sosok publik figur yang kini beralih ke dunia birokrasi ini dianggap membawa semangat baru dalam pemerintahan.
Namun, beberapa bulan berselang, suara kritis mulai bermunculan. Berbagai kalangan menilai, langkah-langkah Farhan sejauh ini masih terjebak dalam kegiatan seremonial. Pertanyaan muncul untuk Farhan terkait kebijakannya yang benar-benar menyentuh akar persoalan.
Salah satu kritikan muncul dari warga di daerah yang kerap dilanda banjir, yakni Kecamatan Gedebage. Setiap hujan turun, banjir selalu menggenang. Belum lagi kemacetan karena sempitnya akses jalan yang dilalui warga dan wisatawan yang hendak menuju Masjid Raya Al Jabbar.
“Ya kondisinya gini kalau akhir pekan, jalannya macet karena banyak bus yang melintas jalan ini,” kata Iwin, salah satu warga Gedebage, Sabtu (12/4/2025).
Selama ini, Iwin hanya bisa pasrah menikmati masalah di kawasan tempat tinggalnya itu. Dia pun menaruh segudang harapan kepada Wali Kota Bandung Farhan dan wakilnya Erwin untuk membuat solusi konkret demi menuntaskan permasalahan macet.
“Ada jalan tol, nggak bisa dipakai bus, sama aja bohong. Justru kalau lagi libur gini jumlah bus lebih banyak daripada mobil kecil. Semoga saja, Pak wali kota ada solusinya. Harus lihat ke sini bapaknya, macet bukan hanya di tengah kota, tapi di sini juga,” jelasnya.
Sementara Entin warga lainnya mengaku was-was tiap kali hujan turun. Sebab jika hujan turun dengan durasi cukup lama, banjir hampir dipastikan terjadi dan bisa bertahan hingga berhari-hari.
“Sekarang mah suka takut kalau hujan gede tuh, banjir dan banjirnya bisa berhari-hari,” ujar Entin warga Derwati.
“Harapan saya ya minta ke Kang Farhan untuk membuat solusi penanganan banjir bagi warga sini,” harapnya.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan ikut menyoroti kinerja Farhan-Erwin yang dianggapnya belum bisa menunjukkan gebrakan sesuai dengan apa yang dijanjikan semasa kampanye.
“Kelihatannya belum, mungkin belum masif, ada tidaknya belum masif, diinformasikan dan disosialisasikan. Tadi itu saya sampaikan cepat, ngabret dan berlari kencang untuk Kota Bandung sebagai ikon Jabar,” ujar Cecep.
Cecep juga menyinggung masalah timbulnya korban akibat jalan berlubang di kawasan Jalan Ir H Djuanda (Dago) beberapa waktu lalu. Menurut Cecep, Farhan harus bisa cepat merespon setiap yang keluhan dan keresahan yang dialami warga.
“Jangan nunggu lagi, harus proaktif, jangan menunggu korban ada perbaikan, menunggu banjir ada perbaikan, menunggu sampah menumpuk baru ada pergerakan. Pemerintah yang antisipatif dan pori aktif dibutuhkan hari ini. Jangan lambat mengatasi itu,” tegasnya.
Kritikan juga muncul dari DPRD Kota Bandung yang masih menantikan gebrakan nyata dari Farhan-Erwin. Keduanya disebut memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
“Memang Farhan-Erwin ini dipilih hasil demokratis, masyarakat Kota Bandung yang mayoritas pilih beliau. Banyak harapan warga Bandung di bawah kepemimpinan Farhan-Erwin, ini kan sudah sebulan lebih,” kata Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi.
“Saya lihat Pak Wali Kota dan Pak Wakil Wali Kota belum pada urusan substantif terkait dengan permasalahan Kota Bandung,” sambungnya.
Sementara Anggota Komisi III DPRD, Andri Rusmana mengungkapkan, lebih banyak kegiatan seremonial yang dilakukan Farhan-Erwin ketimbang melakukan hal yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kalau melihat dari beberapa aktifitasnya yang diliput oleh media sosial milik Pemerintah Kota Bandung, masih banyak kegiatan seremonial yang dampaknya sangat kurang bagi pembangunan atau perbaikan bahkan kemajuan untuk Kota Bandung ataupun masyarakat,” tegas Andri, Minggu (13/4/2025).
Menurut Andri, tren pemimpin saat ini adalah hadir langsung di tengah masalah yang dihadapi masyarakat dan mampu menyelesaikannya dalam waktu singkat. Hal itulah yang menurutnya belum terlihat dari seorang Farhan.
“Selanjutnya wali kota dan wakil wali kota setiap hari harus keliling Kota Bandung untuk menemukan permasalahan yang ada di depan mata dan sekaligus menyelesaikannya langsung, jangan hanya banyak menghadiri seremonial,” ujarnya.
Karena itu, dia meminta Farhan-Erwin untuk segera bergerak menyelesaikan segala persoalan yang ada di Kota Bandung serta mengurangi kegiatan-kegiatan seremonial yang tak perlu dihadiri keduanya.
“Mulai kurangi acara acara seremonial yang tidak berdampak langsung terhadap penyelesaian masalah di Kota Bandung, tetapi temukan masalah dan selesaikan langsung,” tutup Andri.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menanggapi santai sejumlah kritik yang dialamatkan padanya. Ia menegaskan bahwa kritik adalah hal lumrah dalam pemerintahan dan akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja ke depan.
“Gak apa-apa kita sangat terima dikritik seperti itu, kita akan evaluasi mana kegiatan yang lebih ke seremonial dan lebih ke praktek nyata,” kata Farhan, Minggu (13/4/2025).
“Karena memang mungkin kegiatan seremonial lebih mudah diekspos ketimbang kerja blusukan karena riweuh (sibuk). Nanti itu bagian evaluasi kita ke humas,” sambungnya.
Farhan mengaku, selama berkecimpung di dunia politik, dirinya termasuk orang yang tidak anti kritik. Sebaliknya, kritik yang muncul akan dijadikan catatan dan bahan evaluasi agar kinerjanya sebagai pemimpin Kota Bandung bisa diterima masyarakat.
“Saya sangat terbuka pada kritik dan saya terima kasih sudah dikritik, kami kalau dikritik tidak akan jadikan itu sebuah perdebatan justru sebuah masukan buat kita agar apa yang kita lakukan ini diterima masyarakat dan dinilai masyarakat,” tutup Farhan.