Pertempuran antara Pakistan dan India membuka mata dunia akan keandalan teknologi persenjataan buatan China. Pasalnya, konflik di dunia negara itu menghadirkan momen ‘unjuk gigi’ bagi China.
Sebelumnya, penggunaan J-10C dan rudal PL-15 buatan China oleh Pakistan menembak jatuh Rafale, salah satu jet tempur barat yang canggih.
“Negara manapun yang memproduksi atau membeli senjata ingin melihat bagaimana produk itu dipakai di konflik sebenarnya. Uji coba memang bisa menguak kapabilitas senjata, namun sering tes pamungkasnya adalah di pertempuran,” cetus Siemon Wezeman, periset di Stockholm International Peace Research Institute (Sipri).
Negara-negara barat tentu mengamati perkembangan persenjataan China ini sebagai antisipasi konflik masa depan. Namun pakar juga menilai, Taiwan perlu waspada terkait keinginan China mencaplok negara itu.
Kebolehan J-10C dan PL-15 adalah peringatan bagi Taiwan. “Kita mungkin perlu menilai kembali kemampuan tempur militer China, yang mungkin mendekati atau sudah melampai kekuatan udara AS di Asia Timur,” cetus Shu Hsiao Huang dari Institute of National Defense and Security Research.
Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, China terus memodernisasi dan mengembangkan kekuatan militernya. Konon tujuan utamanya adalah mampu menginvasi Taiwan dari darat dan udara di tahun 2027.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Beberapa blogger di China menyatakan militer Taiwan harus khawatir melihat betapa baiknya jet tempur China beraksi melawan jet dari negara barat. “Sungguh situasi yang tidak menguntungkan bagi Taiwan saat menghadapi China,” tulis mereka.
Taiwan memiliki beberapa jet tempur andalan termasuk F-16 dan Mirage. Namun dengan perkembangan terkini, Mirage yang sudah cukup tua dinilai akan kalah jika berhadapan dengan jet tempur modern China.
“Kejadian ini membuat Taiwan akhirnya mulai memahami bahwa senjata dari Amerika Serikat dan negara Barat tidak sangat ampuh,” cetus mereka seperti dikutip infoINET dari Eurasian Times.
Artikel ini telah tayang di