Kabar baik datang dari Lanti (46), pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kota Sukabumi yang tengah terbaring sakit di Shanghai, China. Perempuan yang tinggal di Jalan Pemuda, Gang Sumberjaya, Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi itu kini sudah mendapat penanganan dari KJRI setempat.
Kakak korban, Isop (55) mengatakan kabar tersebut diterima keluarga setelah adanya komunikasi langsung dengan pihak agen di China yang difasilitasi kuasa hukum keluarga.
“Pak Rangga alhamdulillah sudah nelpon langsung ke agen di China, bicara sama adik ibu. Alhamdulillah ada kabar baik, adik ibu sudah dibawa ke imigrasi, sudah difoto dan cek sidik jari,” kata Isop saat dihubungi, Selasa (16/12/2025).
Isop menyebutkan, meski saat ini Lanti masih berada di rumah agen, ia sempat dibawa ke kantor imigrasi untuk keperluan administrasi kepulangan. Namun, proses pemulangan ke Indonesia diperkirakan belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.
“Jadwal pulangnya katanya nggak bakal sampai sebulan lagi. Tapi alhamdulillah sekarang sudah bisa makan, kemarin-kemarin susah makan. Cuma dia ngasih foto kakinya makin bengkak,” ujarnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum keluarga Lanti, Rangga Suria Danuningrat, membenarkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Ia menyebut penanganan terhadap Lanti dilakukan pada hari yang sama setelah laporan disampaikan.
“Kemarin pagi saya sebagai kuasa hukum keluarga Lanti menghubungi KJRI dan hari itu juga Lanti langsung mendapatkan penanganan dari KJRI,” kata Rangga.
Menurut Rangga, Lanti telah menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah China serta menjalani proses foto dan sidik jari untuk keperluan pembuatan paspor Republik Indonesia.
“Yang bersangkutan langsung medical check up di RS milik pemerintah China dan langsung difoto serta sidik jari untuk keperluan paspor RI,” jelasnya.
Namun demikian, proses pemulangan masih menunggu hasil pemeriksaan medis. Rangga menyebut terdapat prosedur khusus apabila Lanti terdeteksi mengidap penyakit tertentu.
“Mudah-mudahan bisa pulang secepatnya. Namun kata pihak KJRI, masih menunggu hasil medical check up. Apabila mengidap TBC, ada prosedur tersendiri karena dapat membahayakan penumpang pesawat,” tambahnya.
Rangga memastikan seluruh biaya pemeriksaan kesehatan ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Saat ini, Lanti berada di shelter penampungan PMI di Shanghai.
“Lokasinya saat ini di shelter tempat penampungan TKW di Shanghai. Sudah dua minggu di sana karena sudah tidak mampu membayar kontrakan,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, tangis Isop (55) pecah di ruang tamu rumah sederhana itu. Kedua tangannya gemetar saat memegang foto sang adik, Lanti (46) yang sejak 2019 merantau ke luar negeri demi menghidupi anak semata wayangnya. Air mata Isop tak terbendung ketika mengenang komunikasi terakhir dengan adiknya yang kini terbaring sakit parah di Shanghai, China.
“Dulu dia sempat mengabari ke ibu, katanya sakit ada benjolan di perut. Awalnya kecil belum besar. Ibu bilang sudah pulang saja. Tapi dia jawab belum ada uangnya, mau pulang gimana,” kata Isop dengan suara bergetar saat ditemui infoJabar di rumahnya.
Korban diketahui berangkat ke luar negeri sejak 2019. Awalnya ia berpamitan hendak bekerja ke Hong Kong. Namun di tengah proses, korban disebut menggunakan visa turis yang diberikan seseorang dan akhirnya bekerja di China, tepatnya di Shanghai. “Katanya mau ke Hong Kong, tiba-tiba malah ke China. Katanya kalau ke Hong Kong lama prosesnya lalu ada yang menawarkan visa turis ke China,” kata dia.
Dari keterangan keluarga, korban didiagnosis menderita komplikasi penyakit jantung, TBC, dan pembengkakan perut. Kondisi itu semakin parah dalam beberapa bulan terakhir.







