Menghasilkan uang belasan juta rupiah tidak harus selalu bekerja di kantoran, namun dari budidaya tikus putih pun bisa. Hal itu dibuktikan oleh Yuda Setia Priatna, Pemuda (25) asal Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Subang, Jawa Barat yang sukses jadi peternak tikus putih.
Ia yang memilih berhenti dari karyawan swasta, kini berhasil mendapatkan cuan belasan juta rupiah setiap bulannya. Yuda membudidayakan tikus jenis mencit atau tikus putih dengan ukuran tubuh mungil dan tikus jenis rat atau tikus putih dengan ukuran yang besar.
Usaha yang ia geluti sejak tahun 2017, kini sudah sukses dengan memiliki 1.500 ekor tikus putih di kandang miliknya, yang memiliki daya tampung mencapai 5.000 ekor tikus. Peternakan tikus ini ia namakan ‘Zona Tikus Berdasi’.
“Awal mulanya pertama kita punya reptil peliharaan sendiri dulu masih zaman kerja nyari pakan reptil itu susah waktu zaman 2017-an, dari situ mulailah sisain dari beli tikus itu dari pakan itu, terus dikembangkan sendiri karena kebutuhan pakan seiring berjalan waktu lumayan bisa berkembang biak mulailah dari situ tertarik mengembangbiakkan,” ujar Yuda menceritakan awal kisah menjadi peternak tikus putih kepada infoJabar, Senin (16/06/2025).
Pantauan infoJabar, yuda membuat kandang untuk ribuan tikus di ruangan ukuran 3×8 meter, ia merancang ruangan kayu dan besi seperti rak, untuk penutupnya ia gunakan ram kawat. M
enggunakan puluhan boks sebagai tempat penyimpanan atau kandang, yuda mengawinkan satu ekor tikus jantan dengan empat hingga enam ekor tikus betina.
Saat satu tikus betina yang bunting harus dipisahkan dan bisa melahirkan hingga 12 ekor anak tikus setiap tiga minggu sekali, sementara untuk pemberian pakan, yuda biasa menggunakan limbah berupa buangan ampas kelapa dari pasar yang dicampur dengan pelet atau pakan ternak, nasi aking hingga sayuran.
“Untuk pemeliharaan sangat mudah dan murah, sekam padi diganti tiga hari sekali sedangkan biaya pakan relatif terjangkau, dikasih makan setiap sore hari, sehari biaya pakan bisa 25-45 ribu tergantung jumlah populasi tikusnya,” katanya.
Untuk pangsa pasar, ia memanfaatkan jejaring sosial media, komunitas pecinta hewan reptil, atau pun para pemancing. Yuda mengaku kebanjiran permintaan dari wilayah Subang, Karawang, Purwakarta Hingga bandung.
“Selain pakan reptil juga untuk penelitian, seperti penelitian mahasiswa untuk uji coba obat, omzet paling tinggi sampai 12 juta per bulan,” ungkap Yuda.
Yuda membanderol satu ekor tikus bervariasi mulai dari Rp3-15 ribu perekornya untuk jenis mencit, sedangkan untuk jenis Rat Rp5-45 ribu perekornya.
Untuk menjaga lingkungan dan kesehatan tikus, ia tetap memperhatikan kebersihan kandang dan pemberian disinfektan secara berkala.