Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan membuka upacara adat Ngalaksa tahun 2025 di Desa/Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, pada Selasa (13/5/2025). Pada kali ini Ngalaksa 2025 mengusung tema ‘Nata Budaya, Mupusti Tradisi, Ajen Inajen Adat Luluhur’.
Ngalaksa 2025 ini rencananya akan digelar selama enam hari lamanya yang dimulai pada tanggal 13 hingga 18 Mei 2025 mendatang. Rangkaian acara diisi lebih dari 40 pertunjukan seni dan budaya Sunda, termasuk ritual Ngalaksa dan kesenian Buhun Terbangan yang menggambarkan kekayaan nilai spiritual dan budaya masyarakat Rancakalong.
Hadir dalam upacara adat Ngalaksa, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyampaikan apresiasi tinggi atas konsistensi warga masyarakat Rancakalong yang turun-temurun terus melestarikan warisan budaya leluhur selama ratusan tahun.
“Ini adalah bentuk nyata pelestarian nilai budaya yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada anak cucu kita. Selain menjaga jati diri budaya, Ngalaksa juga menjadi penggerak ekonomi lokal dan menjadi penguat Sumedang sebagai Puser Budaya Sunda sesuai Misi ke-9 dari Visi Sumedang Simpati Semakin Maju,” ujar Dony.
Lebih lanjut, Dony menyebut Desa Rancakalong sebagai destinasi wisata budaya yang potensial, bahkan dijuluki sebagai ‘Bali-nya Sumedang’ karena keindahan alam dan kearifan lokal yang harmonis.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan menyatakan dukungannya terhadap pelestarian tradisi Ngalaksa. Ia mengaku telah menyaksikan perkembangan gelaran tersebut sejak lama, bahkan sejak sebelum menjabat sebagai Wakil Bupati Sumedang.
“Saya hadir bukan hanya sebagai pejabat, tapi sebagai bagian dari masyarakat yang bangga memiliki tradisi seperti Ngalaksa. Kegiatan ini bukan hanya bentuk rasa syukur kepada Tuhan, tapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. Tradisi ini adalah identitas kita yang tidak boleh pudar,” kata Wagub Erwan.
Erwan menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berkomitmen mendukung pengembangan budaya lokal melalui program revitalisasi seni tradisi dan pembangunan desa wisata berbasis kearifan lokal.
“Pada tahun 2025 ini sebanyak 42 karya budaya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya.
“Ngalaksa adalah salah satu kebanggaan kita. Kami ingin ke depan tradisi ini bukan hanya semarak di Rancakalong, tapi juga dirasakan gaungnya hingga ke seluruh penjuru Jawa Barat. Tradisi bukan sekadar tontonan, tapi juga harus menjadi penggerak ekonomi kreatif dan penguat jati diri masyarakat,” pungkasnya.