Kesetiaan di Persib Itu Bernama Tatang ‘Aki’ Sutisna

Posted on

Gelar juara yang diperoleh Persib Bandung di Liga 1 2024/2025 terasa begitu istimewa. Maung Bandung mampu tampil konsisten dan akhirnya meraih gelar back to back untuk pertama kalinya.

Dari sekian banyak para pemain hingga pelatih di lapangan, gelar juara musim ini juga terasa begitu spesial bagi masseur tim Persib, Tatang Sutisna. Pria yang akrab disapa Pak Aki itu akhirnya menjadi bagian dari perjalanan Persib yang begitu membanggakan dan sepertinya tidak akan ia lupakan sepanjang hidupnya.

infoJabar berkesempatan berbincang dengan Pak Aki belum lama ini. Dengan senyum dan candanya yang begitu bersahaja, Pak Aki mengaku mulai resmi bergabung dengan Persib sejak 2004 silam.

“Kalau gabung sama Persib itu sebetulnya dari 2004. Tapi setelah itu, 2005 sempat ke Timnas Indonesia dulu, terus balik lagi ke Persib 2010 pertengahan,” kata Pak Aki membuka perbincangannya.

Di Persib, tugas Pak Aki tak bisa dipandang sederhana. Ia orang pertama yang harus ikut membantu kebugaran pemain dengan memberikan pijatan-pijatan agar tubuh dan aliran darah para penggawa menjadi lancar.

Kemampuan ini pun tidak datang begitu saja bagi Pak Aki. Ia sudah menekuninya sejak lama, bahkan pernah menjadi bagian tim Jawa Barat (Jabar) pada Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2002 silam.

Dalam tayangan YouTube Persib TV yang diunggah pada 2021 lalu, Pak Aki sempat bercerita tentang salah satu pengalaman istimewanya bersama Maung Bandung. Saat itu menjelang laga final ISL 2014 di Palembang, Pak Aki terlibat perbincangan dengan mantan pemain Persib, Atep yang hingga sekarang sepertinya tak bisa ia lupakan.

Menjelang laga final itu, Pak Aki dihampiri Atep di hotel para pemain menginap. Atep datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pak Aki, yang ternyata sama dengan hari ulang tahun putri Atep pada 5 November.

Dalam perbincangan itu, Atep menanyakan ke Pak Aki ingin diberi kado seperti apa. Bahkan, Atep menawarkan pempek Palembang dengan jumlah yang banyak jika Pak Aki menginginkannya untuk dibawa pulang.

Namun, hanya satu permintaan Pak Aki pada saat itu. Ia meminta Atep supaya membawa Persib menjadi juara supaya bisa menjadi salah satu kebanggaan dalam hidupnya.

Doa Pak Aki ternyata dikabulkan. Meski sempat bermain imbang 2-2 di babak normal melawan Persipura Jayapura, tapi Persib kemudian memenangkan babak adu penalti yang berakhir dengan skor 5-3.

Setelah itu, 10 tahun kemudian Pak Aki ikut menjadi bagian sejarah bersama Persib Bandung. Skuad Pangeran Biru saat itu mampu keluar sebagai juara di Liga 1 2023/2024, yang tentunya menjadi penantian panjang bagi semua yang terlibat di dalam tim.

“Kalau berkesan yah, sama aja yah. Karena kita niatnya ngambil trofi. Tapi kalau berkesan mah sama aja, enggak ada yang begitu mencolok,” begitulah ucapan Pak Aki dalam perbincangan dengan infoJabar yang penuh dengan canda tawa.

Selain itu, di Persib Bandung, Pak Aki selalu menjalin kehangatan dengan seluruh pemain. Tapi kata dia, gelandang Persib, Dedi Kusnandar, menjadi satu dari sekian banyak pemain yang terasa begitu dekat dengan hidup Pak Aki.

Bahkan tak jarang, Dado, panggilan akrabnya, kerap datang ke rumah Pak Aki di daerah Cicadas, Kota Bandung. Dedi Kusnandar biasanya datang sembari menyantap kupat tahu tak jauh dari rumah Pak Aki sekalian untuk bersarapan.

“Pemain yang deket mah Dado. Ke semuanya juga deket, tapi yang paling deket itu Dado. Dado kadang-kadang iseng datang ke rumah saya. Kan sambil sarapan kupat tahu, jadi mampir ke rumah,” ucap Pak Aki.

Di musim 2024/2025, satu mimpi Pak Aki kembali menjadi kenyataan. Persib mampu tampil konsisten di setiap pertandingan dan akhirnya meraih back to back juara sesuai harapan.

Namun di balik euforia perayaan, ada kabar duka yang harus Pak Aki rasakan musim ini. Istri Pak Aki, Ani Barnasih berpulang pada 8 April 2025 sekitar pukul 02.00 WIB, lalu jenazahnya dimakamkan di TPU Sirnaraga, Kota Bandung.

Pak Aki tentu merasakan kehilangan. Sebab selain sebagai istri, mendiang Ani Barnasih merupakan sosok yang paling mendukung karir Pak Aki meskipun kini sudah memasuki usia senja.

“Ya musibah begitu lah, mau gimana lagi. Si ibu mah mendukung sekali, saya ngerasa kehilangan. Biasanya kalau denger juara begini dia meluk gitu, ngasih semangat,” ucapnya.

Mendiang Ani Barnasih dalam benak Pak Aki merupakan sosok istri yang tak pernah hitung-hitungan soal urusan rumah tangga. Justru, almarhumah begitu mendukung pekerjaan Pak Aki yang membuatnya semakin ringan saat bertugas untuk Persib Bandung.

Ada satu cerita yang sempat diselingi gelak tawa saat Pak Aki menceritakan tentang kebiasaan sang istri. Almarhumah ternyata kerap tak mau keluar rumah jika melihat Persib mengalami kekalahan dalam pertandingan.

Kata Pak Aki, mendiang istrinya suka merasa malu jika hasil kurang memuaskan itu diperoleh Persib Bandung. Keluar rumah sedikit saja, sudah pasti berbagai pertanyaan akan diarahkan kepada mendiang dengan tajuk yang sama yaitu ‘kenapa Persib kalah’.

“Istri mah tidak melihat uangnya, tapi kebanggaan untuk Pak Aki. Sebab kalau istri saya mah kalau Persib kalah, enggak pernah keluar rumah. Malu sama tetangga, kenapa Persib kalah, jadi enggak pernah ke warung kalau Persib kalah,” begitu cerita Pak Aki mengenang istrinya.

Tak hanya itu saja. Pak Aki sebetulnya sudah sering dilarang oleh anaknya untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat di luar rumah. Sang anak pertama yang biasanya memberikan masukan itu kepada Pak Aki, tapi pada akhirnya berujung sia-sia.

Bukan tanpa alasan, Pak Aki memandang tugasnya sekarang di Persib bukan soal pekerjaan saja. Lebih dari itu, ia sudah menganggap pekerajaannya ini sebagai kebanggaan yang tercatat dalam perjalanan hidupnya sampai sejauh ini.

“Anak saya sudah melarang, terutama yang besar, udah melarang. Tapi sayanya yang bandel. Dari sebelum-sebelumnya juga udah gitu, pas masih ada si ibu udah dilarang,” kata pria yang dikaruniai 2 anak dan sudah memiliki seorang cucu tersebut.

“Tapi saya enggak mau. Enggak mau bukannya saya mau cari uang, terus terang. Kalau cari uang mah di rumah juga pasien banyak yang datang, enggak usah ribet-ribet kalau untuk dapur mah. Ini mah buat kebanggaan sama hiburan, melayani pemain Persib,” begitulah prinsipnya.

Setelah sang istri berpulang, Pak Aki kini merasakan hidupnya begitu kehilangan. Bahkan tak jarang, Pak Aki kerap tak pulang ke rumah dan memilih untuk menghabiskan banyak waktu di luar.

Salah satu aktivitas yang sering dilakukan Pak Aki yaitu memancing. Tapi terkadang, ia tak bisa mengelak tujuannya pergi ke tempat pemancingan bukan untuk mencari ikan, tapi lebih banyak melepaskan kekosongan yang kini Pak Aki rasakan.

“Ya kalau sekarang, saya males pulang. Pada enggak ada, (anak) kerja semua. (Tidur) Ah ke mana aja, gimana nanti motor majunya. Ih terus terang, saya sekarang mau ke mana?,” begitulah kata Pak Aki.

“Karena kalau mampir-mampir (ke rumah) kan kepikiran lagi. Paling nyari hiburan apa. Kan saya favorit mancing, jadi berangkat tapi lihat yang mancing,” ucapnya menambahkan.

Di laga tandang melawan Persita Tangerang (16/5/2025), Pak Aki memutuskan tidak berangkat bersama tim Persib. Sebab, ia sedang punya kesibukan menyiapkan acara 40 hari sepeninggal mendiang istrinya.

Mengakhiri perbincangannya, Pak Aki pun merasa tugasnya di Persib seperti pengabdian. Ia sudah merasa begitu nyaman dan menemukan keluarga baru dalam kehidupannya. “Dan dari dulu juga enggak ada keluhan soal apapun, jadi nyaman,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *