Kenangan Pasar Munding, Jejak Kejayaan Perdagangan Ternak di Ciamis

Posted on

Pada era tahun 1970-an, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, punya pasar ternak yang cukup tersohor. Dikenal juga sebagai Pasar Munding. Lokasinya berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Baregbeg. Pasar ini pernah menjadi pusat jual beli kerbau yang didatangi pedagang dari berbagai daerah di Jawa Barat hingga Cilacap, Jawa Tengah.

Pasar Munding yang buka setiap hari Kamis ini sempat menjadi pusat ekonomi warga setempat. Endang (60), warga setempat yang merasakan langsung masa kejayaannya, mengenang betapa ramainya suasana pasar saat itu.

“Setiap Kamis ramai sekali. Bandar ternak datang dari Manonjaya, Rancah, Tasikmalaya, Ciawi, Majalengka, dan daerah lainnya,” ujar Endang, Kamis (8/5/2025).

Pada masa itu, transportasi belum memadai. Para pedagang menggiring kerbau dari kampung masing-masing ke lokasi pasar. Hal itu kerap menjadi pusat perhatian warga yang dilewati ternak. Menurut Endang, perputaran uang di Pasar Munding sangat tinggi sehingga banyak warga yang turut merasakan manfaatnya.

Endang yang pada waktu itu masih duduk di bangku kelas 5 SD, sering mencari uang tambahan dengan menjual rumput untuk pakan ternak. Endang mengaku, mampu meraup Rp 50 setiap seminggu sekali. Pada masa itu uang tersebut untuk ukuran anak kecil merupakan nilai yang cukup besar. Uang itu digunakan untuk keperluan sekolah.

“Satu ikat rumput dibayar Rp 50. Untuk anak kecil waktu itu, nilainya lumayan besar,” kenangnya.

Adanya Pasar Munding, tak jarang rumah warga dijadikan tempat menginap para pedagang ternak yang datang sehari sebelum pasar dibuka. Aktivitas pasar tersebut pun menghidupkan ekonomi warga. Seperti warung-warung makanan dan pedagang musiman seperti penjual pakaian, golok, hingga alat pertanian.

Namun kejayaan Pasar Munding perlahan memudar. Menurut Endang, sekitar tahun 1980-an, Pasar Munding mulai ditinggalkan. Salah satu penyebabnya adalah perubahan pola transaksi antara petani dan pedagang, serta menurunnya fungsi kerbau sebagai hewan ternak utama.

“Warga Ciamis sejak dulu memang jarang makan daging kerbau. Lama-lama pasar jadi sepi, akhirnya tidak buka lagi,” tutur Endang.

Sementara itu, Kepala Desa Mekarjaya Elan Kuswaya membenarkan Pasar Munding pernah berjaya. “Pedagang dari Rancah hingga Cilacap datang ke sini. Mereka jalan kaki, karena dulu belum ada kendaraan,” ungkap Elan.

Kini, lahan bekas pasar itu hanya berupa tanah kosong. Namun Pemerintah Desa tidak tinggal diam dan rencananya akan diubah menjadi ruang terbuka untuk anak-anak dan masyarakat umum.

“Kami berencana membangun kolam renang dan taman bermain dengan nama Taman Caringin Kahuripan. Tujuannya agar bisa menghidupkan UMKM dan meningkatkan pendapatan desa. Semoga segera terealisasi,” jelas Elan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *