Kala itu, Kamis 7 Maret 2019, ada hal tak biasa yang memeriahkan Stadion si Jalak Harupat Bandung. Sesosok “harimau” berjalan dari lorong pemain Persib Bandung menuju tengah lapangan dengan tangan terbentang bak bintang.
Kehadirannya langsung disambut gemuruh sorak khalayak yang hadir untuk menyaksikan laga Persib Bandung kontra Persebaya Surabaya di babak penyisihan Grup A Piala Presiden 2019. Di tengah banjir tepuk tangan, sang harimau kemudian beraksi di lapangan.
Ia berjoget mengikuti irama musik, dengan ekornya yang panjang bergoyang-goyang. Sosok di dalam kostum harimau tersebut dengan lincah melompat, bergulung ke depan, hingga berguling ke samping gaya baling-baling. Dalam iringan reffrain lagu Bruno Mars, ia melakukan split yang sontak memancing sorak penonton.
Ialah Prabu, maskot resmi Persib Bandung yang sore hari itu tampil untuk perdana ke depan khalayak luas. Sosok berupa harimau Jawa dengan jersey biru tersebut sebelumnya sudah diperkenalkan oleh Persib pada 25 Desember 2018 di akun Instagram resmi mereka.
Nama Prabu diambil bukan tanpa alasan. Prabu merupakan akronim dari salah satu julukan Persib, yakni “Pangeran Biru”. Selain itu, nama tersebut juga terinspirasi dari salah satu penguasa tatar Sunda terdahulu, Prabu Siliwangi.
Sejak saat itu, sosoknya menjadi bagian tak terpisahkan dalam hampir setiap laga kandang Persib. Aksinya yang lincah dan enerjik kerap mencuri perhatian para bobotoh. Bahkan, akun Instagram khusus Prabu pun berhasil menggaet ratusan ribu followers dengan kolom komentar yang tak pernah sepi.
Sosok Prabu menjadi pelengkap maskot Simba “Si Maung Bandung” yang sudah eksis terlebih dahulu. Adapun maskot Simba dibuat oleh perwakilan salah satu komunitas pendukung persib, yakni Bobotoh Maung Bandung Bersatu atau Bomber. Prabu dan Simba pun beberapa kali tampil bersama, menghibur penonton di sela laga-laga Persib.
Berbeda dengan Simba, selama bertahun-tahun, Prabu hadir sebagai sosok maskot tanpa diketahui identitas di baliknya. Hingga akhirnya, penyerang Persib Bandung, Ciro Alves tak sengaja membongkar “rahasia” tersebut.
Ciro kala itu berhasil mencetakkan gol bersejarah ke gawang Persija Jakarta dalam laga tunda di Stadion GBLA pada 11 Januari 2023. Ia kemudian melakukan selebrasi dengan berlari ke luar lapangan, dan menghampiri Prabu.
Sejurus kemudian, Ciro melepaskan kostum kepala harimau milik Prabu dan memakainya ke tengah lapangan. Sosok Prabu tanpa kepala tersebut menyisakan wajah Mohammad Purnama Suherman (30) yang gelagapan. Identitas yang ia sembunyikan sekian lama akhirnya terkuak.
“Waktu itu saya cuma ingin ngucapin selamat ke Ciro karena sudah bikin Persib menang. Saya peluk dia, lalu tiba-tiba dia minta izin untuk pinjam kepala Prabu. Baru mau saya bilang ‘no’, eh sudah dia tarik duluan. Momen itu kan banyak yang merekam, jadi ya otomatis ramai di media sosial, sosok Prabu kebongkar,” ujarnya seraya tertawa ketika ditemui infoJabar beberapa waktu lalu.
Selepas viralnya video kepala Prabu yang dilepas tersebut, ia menyebut, orang-orang di sekitarnya banyak yang tidak menyangka bahwa dirinya adalah sosok di balik maskot Persib. Termasuk para pedagang dan orang-orang yang tinggal di sekitar kamar kost yang ia tinggali.
“Jadi sering dipanggil ‘Kang Prabu, Kang Prabu mau kemana?’. Instagram saya pun mendadak ramai banget,” kenangnya.
Selama berbincang, Purnama kerap bertutur dengan sangat bersemangat dan meluap-luap, seringkali diselingi tawa. Sosok yang tak jauh berbeda dari gambaran maskot Prabu yang selalu enerjik.
Agaknya pembawaan itu pulalah yang membuat Purnama kemudian “dijebak” dalam audisi maskot Persib Bandung di 2018 silam. Kala itu, ia diundang oleh salah satu kenalannya yang bekerja di manajemen Persib Bandung.
Ia diminta untuk ikut berpartisipasi dalam audisi pencarian sosok yang akan berperan sebagai maskot resmi Persib Bandung. Purnama yang sebelumnya juga pernah menjadi maskot Asian Para Games 2018 tersebut datang ke tempat yang telah ditentukan dengan bersemangat.
“Saya sudah ngebayangin audisi yang beribu-ribu orang mengantre gitu, pasti ramai banget kan. Eh sesampainya di sana saya bingung, kok sepi. Mana nih pendaftar lainnya,” tuturnya.
Kenalannya tersebut meminta ia untuk naik ke lantai tiga, sebelum akhirnya ia menyadari bahwa ia adalah satu-satunya peserta dalam audisi tersebut. Kala itu, Purnama mengatakan, terdapat sejumlah kru dan karyawan yang sudah bersiap untuk menyaksikan unjuk kebolehan dirinya.
“Astaghfirullah ternyata saya di-prank, cuma saya doang yang datang ke sana. Saya diminta untuk pakai kostum Prabu dan nge-dance pakai kostum itu. Saya nggak tahu harus ngapain, dan akhirnya malah senam aerobik aja di sana,” ungkapnya.
Setelah melancarkan sejumlah atraksi, aksi pose split andalannya kemudian memancing tepuk tangan dan sorak-sorai orang yang hadir. Dari momen tersebutlah, Purnama mengantongi kerjasama sebagai freelancer dengan Persib Bandung sebagai Prabu.
Ia pun mengenang saat kali pertama dirinya menginjakkan kaki di stadion sebagai maskot Persib Bandung pada 2019 silam. Purnama mengaku merasa tegang dan gemetar saat meyaksikan gemuruh penonton dari balik lorong pemain.
“Setelah dipersembahkan ini sosok maskot baru Persib Bandung, tibalah waktunya saya harus dance kan. Saya nari saja sebisanya, orang-orang pada ketawa, anak kecil teriak-teriak happy. Itu merinding banget dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gini kali ya rasanya jadi Coldplay kalau lagi manggung,” kelakarnya.
Menjadi “jiwa” sebuah maskot ternyata punya tantangan fisik yang luar biasa. Purnama menceritakan betapa pekerjaannya terkadang bisa menguras habis tenaga.
Tak hanya menjadi Prabu, Purnama juga rupanya merupakan sosok di balik maskot Momo di Asian Para Games 2018 dan maskot badak Jawa “Bacuya” di Piala Dunia U-17 2023. Keringat yang mengucur deras, suhu panas di dalam kostum, hingga minimnya akses udara membuat tubuhnya sering kewalahan.
“Jujur, di dalam maskot itu saya bisa habis lima baju. Bisa keringetan banget bahkan sampai dehidrasi parah. Kadang juga mata sampai merah dan lemas seluruh badan,” tuturnya.
Meski demikian, semua itu seolah terbayar lunas ketika melihat reaksi penonton, terutama anak-anak yang antusias menyambut sosok maskot yang ia hidupi. Salah satu yang paling berkesan, Purnama mengatakan, adalah ketika ia ikut dalam pawai kemenangan Persib tahun 2024 lalu.
Prabu diajak untuk ikut dalam Bus Bandros yang mengarak para pemain dan ofisial tim dari Pasteur hingga ke Gedung Sate. Lautan bobotoh yang membiru pun membuatnya haru.
“Itu pengalaman paling berkesan banget sih, bisa lihat lautan biru se-Bandung. Tapi memang capeknya dua kali lipat. Karena biasanya dua jam sekali buka kepala, waktu itu enggak bisa. Bahkan sempat kena flare, sampai wajah jadi biru-biru. Pemain mah enak kena angin,” tuturnya sembari tertawa.
Namun, di balik seluruh keletihan tersebut, Purnama mengaku seringkali justru tersentuh oleh momen-momen yang tak terduga. Ia menyebut bahwa menjadi Prabu juga mengajarkannya banyak tentang empati dan kasih sayang.
Ia menceritakan satu momen yang membuatnya ikut meneteskan air mata. Kala itu, ia melihat seorang anak kecil dan neneknya berdiri di balik pagar sekolah tempat sebuah acara yang dihadirinya berlangsung. Mereka ingin masuk dan bertemu Prabu, tetapi tak memiliki akses.
Tanpa ragu, ia kemudian menghampiri keduanya dan memberikan pelukan hangat. Momen tersebut ia simpan dalam ingatannya hingga kini.
“Nenek dan anak itu sampai nangis, ingin ketemu Prabu akhirnya kesampaian. Saya gendong anaknya, dan ikut nangis sejadi-jadinya di balik kostum,” kenangnya.
Hal serupa juga kerap terjadi ketika ia bertemu ibu-ibu hamil yang meminta foto, anak kecil yang tak mau turun setelah digendong, hingga orang dewasa yang tak malu-malu minta gendong oleh Prabu.
“Salah satu pendekatan saya dengan Tuhan itu lewat maskot. Kenapa? Karena dari situ saya bisa menghibur orang lain, bisa bikin orang tersenyum. Itu juga kan bagian dari ibadah,” tutupnya.