Drama kasus kematian tragis Mohamad Ilham Pradipta, seorang kepala cabang bank di Jakarta, menemui titik terang. Setelah menangkap penculik, polisi kini berhasil menciduk otak di balik penculikan yang berujung maut tersebut.
Sekadar diketahui, Ilham menjadi korban penculikan oleh sejumlah orang di area parkir minimarket. Kemudian, jenazah Ilham ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terikat dengan lakban, dan ditinggalkan di semak-semak.
Berikut rangkuman terbaru berkaitan kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta yang dikumpulkan infoJabar dari pemberitaan infocom pada 21-24 Agustus 2025.
Kejadian bermula pada Rabu 20 Agustus 2025 sian ketika Ilham Pradipta menjalani aktivitas rutin sebagai kepala cabang bank. Menurut keterangan Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Charles Bagaisar, korban diculik setelah melakukan rapat dengan sejumlah rekan kantornya.
“Korban habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga,” kata Charles.
Momen penculikan tersebut terjadi di area parkir supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar, Ilham mengenakan kemeja cokelat dan celana panjang krem ketika berjalan menuju mobilnya.
Saat hendak memasuki mobil hitam miliknya, ia disergap oleh dua orang tak dikenal yang keluar dari mobil putih yang parkir tepat di sebelahnya. Ilham tampak melawan, namun pelaku memaksanya masuk mobil. Pelaku membawa korban pergi dengan mobil putih.
Kurang dari 24 jam kemudian, pada pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB, warga di Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, menemukan sesosok tubuh pria di semak-semak dekat jalan.
Saat dicek, korban dalam kondisi sudah tak bernyawa, dengan bagian mata, tangan, serta kaki terikat lakban. Identitasnya kemudian dipastikan sebagai Mohamad Ilham Pradipta.
Tak butuh waktu lama, Kamis 21 Agustus 2025, polisi mengamankan empat pelaku penculikan. Mereka adalah orang-orang yang terlihat dalam CCTV saat membawa korban dengan mobil putih.
Polisi menegaskan bahwa mereka adalah eksekutor lapangan yang bertugas menculik korban, bukan pembunuhnya.
“Empat orang yang kita amankan ini merupakan penculik korban, bukan pelaku pembunuhan,” kata Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Resa Fiardi Marasabessy.
Selain pelaku lapangan, polisi berhasil menangkap empat orang yang disebut sebagai aktor intelektual atau dalang pembunuhan Ilham.
Berdasarkan rekaman video yang diterima infocom (baca selengkapnya ) pada Minggu (24/8/2025), terlihat tim gabungan dari Jatanras Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak membuntuti sebuah mobil di salah satu jalanan di Solo. Mobil tersebut ditumpangi oleh tiga orang pelaku.
Saat mobil polisi sudah berada dekat dengan mobil pelaku, mereka segera memepetnya. Polisi menghentikan paksa laju mobil pelaku, membuka pintunya, lalu meringkus ketiga orang tersebut di tengah jalan.
“Tangan di belakang. Turun semua. Tiarap,” perintah salah satu polisi yang melakukan penangkapan.
Ketiga pelaku langsung tiarap, kemudian tangan mereka diborgol menggunakan kabel ties. Setelah itu, mereka dibawa ke dalam mobil untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Benar,” ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim saat dikonfirmasi mengenai penangkapan aktor intelektual itu.
Meski begitu, polisi belum mengungkap detail motif para dalang, apakah berkaitan dengan masalah pribadi, pekerjaan, atau urusan finansial.
Pusdokkes Polri segera melakukan autopsi terhadap jenazah. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri Brigjen dr Prima Heru menyampaikan bahwa Ilham meninggal akibat hantaman benda tumpul di leher dan dada. Hal itu menimbulkan tekanan pada organ vital, menyebabkan sesak napas, hingga akhirnya korban mengalami hipoksia (kekurangan oksigen).
“Ditemukan tanda kekerasan pada bagian luar dan dalam tubuh korban. Luka-lukanya bagian dada dan leher, akibat benda tumpul, betul itu penyebab kematian korban,” kata Prima Heru dalam keterangannya.
Hasil autopsi ini menegaskan bahwa kematian Ilham bukan hanya akibat penganiayaan ringan, melainkan pembunuhan yang dilakukan dengan kekerasan. Luka parah pada leher juga memperkuat dugaan Ilham memang dianiaya sebelum nyawanya dihabisi pelaku.