Perkenalkan namanya Marvellino. Ia merupakan petinju amatir asal Kota Cirebon. Remaja berusia 16 tahun ini menekuni olahraga tinju karena kegemarannya pada seni bela diri. Baginya, menyalurkan energi lewat olahraga jauh lebih positif ketimbang terlibat keributan di jalanan.
Sabtu (5/7) sore, Marvellino berdiri di dekat ring yang didirikan di Alun-alun Sangkalabuana, Kota Cirebon. Ia mengenakan kostum pertandingan berwarna merah. Sarung tangan dan pelindung kepala juga tidak lupa ia siapkan.
Hari itu, Marvellino yang masih berstatus sebagai pelajar SMA ini mencoba menantang diri melalui kejuaraan tinju yang diselenggarakan oleh Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kota Cirebon.
Ada sekitar 100 orang ambil bagian dalam turnamen itu, dan Marvellino salah satunya. Di sela-sela waktu ia menunggu giliran bertanding, Marvellino bersedia berbagi cerita mengenai olahraga tinju yang kini ia tekuni.
“Saya baru empat bulan ikut olahraga tinju. Jadi mungkin masih kaku, belum fleksibel,” ujarnya sebelum naik ke ring, Sabtu (5/7/2025).
Marvellino biasa berlatih di salah satu sasana tinju yang ada di Kota Cirebon. Meski terbilang belum lama menekuni olahraga ini, Marvellino tidak gentar untuk ikut dalam sebuah kejuaraan.
Ia sendiri mengaku sedikit gugup untuk menghadapi pertandingan. Namun, melalui kejuaraan ini Marvellino ingin mencoba menguji kemampuan dari hasil latihannya selama ini.
“Ini debut pertama saya. Sedikit nervous sih. Tapi puji tuhan, mudan-mudahan bisa menang,” kata dia.
Terlepas dari kejuaraan tinju yang ia ikuti, Marvellino mengaku memilih olahraga ini karena kegemarannya pada seni bela diri. Di sisi lain, baginya menyalurkan energi melalui olahraga tinju jauh lebih baik dibanding membuat keributan di jalanan.
“Karena memang saya suka bela diri. Terus daripada berantem di jalanan mending olahraga di atas ring,” ujarnya.
Sementara Marvellino mempersiapkan diri di dekat ring, pertandingan demi pertandingan terus bergulir. Di tengah sorak-sorai penonton yang menyaksikan pertandingan, para petinju terus saling beradu pukulan.
Kejuaraan tinju yang diselenggarakan oleh Pertina Kota Cirebon ini menjadi salah satu agenda dalam rangkaian Hari Jadi ke-598 Cirebon.
Ketua Pertina Kota Cirebon Subagja mengatakan kejuaraan bertajuk Piala Wali Kota Cirebon ini diikuti oleh para petinju yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. “Semuanya kurang lebih ada 100 peserta. Ada yang dari Kota Cirebon, Tasik, Bandung, Sukabumi, Sumedang dan beberapa daerah lain,” kata Subagja.
“Jadi beberapa daerah di Jawa Barat ini sudah mengirimkan para atlet-atletnya,” kata dia menambahkan.
Sebagai pihak penyelenggara, Subagja berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah positif bagi para pelajar atau remaja yang kerap terlibat tawuran, agar mereka bisa menyalurkan energi dan kemampuan melalui olahraga tinju maupun yang lainnya. “Jadi ketika ada anak-anak nakal di sekolah, yang suka terlibat tawuran, lebih baik diarahkan ke olahraga. Bukan tinju saja, tapi ada karate dan lainnya,” kata dia.
Bagja sendiri mengaku pernah menggaet anak sekolah yang kerap terlibat tawuran untuk ikut berlatih olahraga tinju. Subagja tidak menyebutkan nama anak yang dimaksud. Namun, kata dia, sebelumnya anak tersebut kerap terlibat tawuran antarsekolah.
“Statusnya dia masih pelajar. Dia suka tawuran dan bawa-bawa senjata tajam. Dan anaknya sekarang sudah saya didik jadi petinju,” kata Subagja.
Dalam kejuaraan ini, anak tersebut juga menjadi salah satu peserta yang ikut bertanding untuk menunjukkan kebolehannya di atas ring. “Anaknya ikut di kejuaraan ini,” kata Bagja
Subagja turut menyampaikan pandangannya terkait upaya mengatasi kenakalan remaja dan anak-anak sekolah. Menurutnya, selain diarahkan ke kegiatan yang positif, mereka juga perlu diberi nasihat melalui pendekatan-pendekatan yang membangun.
“Mereka bukan hanya dilatih secara fisik saja. Tapi harus diberi masukan-masukan positif. Misalnya diberi tahu tentang perjuangan-perjuangan orang tuanya dalam mencari nafkah. Artinya biar anak ini mengerti,” kata Subagja.