Kasus Etin Jadi Alarm Sosial, Asjap Imbau RT hingga Camat Lebih Peka!

Posted on

Bupati Sukabumi Asep Japar menyoroti, pentingnya kepekaan aparat pemerintahan tingkat bawah terhadap kondisi warganya. Pernyataan ini disampaikan usai meninjau langsung kandang domba tempat Etin (25) tinggal selama empat tahun terakhir di Kampung Babakan Astana, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Rabu (27/8/2025).

Pria yang akrab disapa Asjap ini mengingatkan perangkat desa, mulai dari RT, RW, Kepala Dusun, Kepala Desa, hingga Camat, harus lebih sigap dan responsif ketika menemukan kasus warga miskin atau kondisi rumah yang tidak layak huni.

Kasus Etin disebut menjadi alarm sosial tentang pentingnya kepekaan pemerintah tingkat bawah terhadap kondisi warganya. Jika laporan dari RT, RW, Kepala Dusun, dan Kepala Desa dilakukan lebih cepat, penanganan bisa segera dilakukan.

“Saya mengimbau RT, RW sampai kepala desa, termasuk Pak Camat, ini ketika menemukan hal seperti ini segera melaporkan ke Pemkab Sukabumi. Banyaklah yang harus kita perhatikan. Intinya, harus peka lah, mulai dari rutilahu, anak-anak, atau warga kurang mampu yang sakit, untuk segera melapor agar dijadikan skala prioritas,” kata Bupati Asjap kepada infoJabar.

Kunjungan Asjap dilakukan setelah kisah Etin yang tinggal di kandang domba selama empat tahun terakhir menjadi sorotan publik. Dalam kunjungannya, Asjap juga melihat kondisi rumah reyot milik Ibah, ibunda Etin, yang ditempati bersama anak laki-lakinya, Dede Rohedi, dan keluarganya.

Melihat kondisi tersebut, Asjap menegaskan, penanganan harus dilakukan segera. Ia memastikan, pembangunan dua rumah sekaligus kandang Etin dan rumah ibunda Etin akan dieksekusi mulai awal September 2025.

“Melihat kondisi rumah seperti ini harus dibantu segera, ini betul-betul tidak layak ini. Awal September ini kita bangun,” tegas Asep.

Sementara itu, Etin sudah dialihkan untuk sementara ke rumah kerabat terdekat. Relawan bersama warga setempat mulai bergotong royong menyiapkan lahan dan merakit tiang rumah semi panggung, sebagai langkah darurat agar Etin tidak lagi tidur di kandang domba.

“Lalu kaitan yang sempat ramai, Ibu Etin yang menginap di kandang domba kita alihkan untuk tempat yang layak. Hari ini pun sudah mulai. Untuk yang rumah dua ini bulan September kita eksekusi perbaikan,” jelasnya.

Bupati Asjap menegaskan bahwa program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) akan menjadi prioritas pemerintah daerah dan mulai berjalan bulan September 2025. Dalam instruksinya, Asep meminta Dinas Perkim menyusun daftar prioritas keluarga yang kondisinya paling mendesak.

“Untuk Rutilahu seluruhnya bulan September mulai dibangun. Saya menekankan ke Dinas Perkim, skala prioritas mana yang benar-benar perlu dibangun,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *