Kampung Melon Sukabumi, Destinasi Agrowisata Baru Favorit Saat Libur Panjang baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Libur panjang Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan warga dengan cara berbeda. Alih-alih memadati pusat perbelanjaan, sebagian memilih menghabiskan waktu di tengah kebun melon yang asri di Kampung Melon Sukabumi, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi.

Begitu melangkah masuk ke dalam greenhouse sederhana berbahan bambu, pengunjung langsung disuguhi pemandangan ribuan buah melon yang bergelantungan rapi. Suasana hangat berpadu dengan aroma manis melon matang, menciptakan pengalaman wisata yang tak biasa.

Kampung Melon Sukabumi kini menjelma sebagai destinasi agrowisata baru yang ramai disambangi selama libur Nataru. Wisata petik buah langsung dari pohonnya menjadi daya tarik utama, terutama bagi keluarga yang ingin mengenalkan anak-anak pada wisata berbasis alam dan edukasi.

Salah satu pengunjung, Febi Vanisa Agisni (30) datang bersama keluarganya dari Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan. Ia mengaku memilih Kampung Melon sebagai alternatif liburan yang lebih bermanfaat dibandingkan mengajak anak ke mal.

“Awalnya tahu dari TikTok. Kebetulan lagi libur sekolah, saya pengin anak liburannya nggak ke mall, nggak ke gadget atau game. Anak juga suka eksplor, jadi ke sini menarik dan nambah pengalaman,” kata Febi, Selasa (30/12/2025).

Pengalaman memetik melon langsung dari pohon menjadi hal baru bagi Febi dan keluarganya. Selain itu, mereka juga mendapatkan edukasi mengenai jenis-jenis melon serta cara penanaman dan perawatannya.

“Kita jadi tahu langsung pohon melon itu seperti apa. Anak saya juga jadi tahu ternyata melon itu banyak jenisnya,” ujarnya.

Tak hanya puas dengan pengalaman, Febi juga terkesan dengan kualitas buah yang dipetik langsung. Menurutnya, rasa melon jauh lebih segar dibandingkan yang dibeli di toko buah.

“Rasanya beda, lebih manis, lebih berair. Tadi beli tiga jenis, paling enak Honey Globe. Dua lainnya dagingnya orange,” ucapnya.

Ia pun mengaku tak menyangka wisata petik melon bisa ditemukan di Sukabumi tanpa harus ke luar kota. Kunjungan pertamanya ini meninggalkan kesan mendalam.

“Biasanya tahunya petik buah itu di Bandung atau Puncak. Baru tahu ternyata di Sukabumi juga ada,” tuturnya.

Febi bahkan berencana kembali lagi bersama anggota keluarga lainnya. “Pengen balik lagi, ajak ponakan-ponakan. Soalnya benar-benar bikin happy,” sambungnya.

Penanggung Jawab Kampung Melon Sukabumi, Iman Yudasasmita menjelaskan. bahwa kebun ini mengembangkan sedikitnya 10 varietas melon dari berbagai negara.

“Yang kita kembangkan ada 10 jenis. Saat ini yang panen ada lima, yaitu Manami, Minori, Fujisawa, Rangipo, dan Honey Globe. Sisanya menyusul bulan depan,” ujar Iman.

Ia menyebutkan, beberapa benih melon didatangkan dari luar negeri seperti Rangipo dan Fujisawa dari Belanda, Honey Globe dari Taiwan, hingga Hamikwa dari China. Namun, varietas lokal seperti Ladika juga tetap dikembangkan.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Yang paling favorit memang Honey Globe. Teksturnya renyah seperti pir tapi lebih lembut, rasanya sangat manis,” katanya.

Iman menegaskan, konsep utama Kampung Melon bukan sekadar menjual buah, melainkan memberikan pengalaman dan edukasi kepada pengunjung. Setiap wisatawan yang ingin memetik melon akan didampingi petugas khusus.

“Ada petugas yang mendampingi, jadi pengunjung bisa tanya-tanya, belajar ciri melon matang dan cara memilih buah,” jelasnya.

Saat akhir pekan dan libur panjang, jumlah pengunjung bisa mencapai 200-300 orang per hari, berasal dari Sukabumi, Jabodetabek, hingga Bandung. Dalam sehari, melon yang terjual bisa mencapai 120 kilogram, bahkan meningkat saat akhir pekan.

“Kalau rata-rata 80 sampai 120 kilogram per hari. Weekend bisa sampai 200-300 kilogram. Dua hari ini saja sudah sekitar 350 kilogram,” ungkap Iman.

Kampung Melon Sukabumi tidak memungut tiket masuk. Harga melon dipatok Rp30 ribu per kilogram untuk semua jenis.

Dalam satu masa panen, produksi melon dari satu greenhouse bisa mencapai 1,5 ton. Total terdapat lima greenhouse dengan luas lahan sekitar 3.000 meter persegi.

“Omzet selama masa panen bisa mencapai Rp30-40 juta,” katanya.

Dengan lokasi yang mudah dijangkau dan konsep wisata edukatif, Kampung Melon Sukabumi menjadi alternatif menarik untuk mengisi libur panjang sekaligus menikmati melon premium langsung dari kebunnya.

Keanekaragaman Melon dari Berbagai Negara

Wisata Petik yang Sarat Edukasi

Pengalaman memetik melon langsung dari pohon menjadi hal baru bagi Febi dan keluarganya. Selain itu, mereka juga mendapatkan edukasi mengenai jenis-jenis melon serta cara penanaman dan perawatannya.

“Kita jadi tahu langsung pohon melon itu seperti apa. Anak saya juga jadi tahu ternyata melon itu banyak jenisnya,” ujarnya.

Tak hanya puas dengan pengalaman, Febi juga terkesan dengan kualitas buah yang dipetik langsung. Menurutnya, rasa melon jauh lebih segar dibandingkan yang dibeli di toko buah.

“Rasanya beda, lebih manis, lebih berair. Tadi beli tiga jenis, paling enak Honey Globe. Dua lainnya dagingnya orange,” ucapnya.

Ia pun mengaku tak menyangka wisata petik melon bisa ditemukan di Sukabumi tanpa harus ke luar kota. Kunjungan pertamanya ini meninggalkan kesan mendalam.

“Biasanya tahunya petik buah itu di Bandung atau Puncak. Baru tahu ternyata di Sukabumi juga ada,” tuturnya.

Febi bahkan berencana kembali lagi bersama anggota keluarga lainnya. “Pengen balik lagi, ajak ponakan-ponakan. Soalnya benar-benar bikin happy,” sambungnya.

Penanggung Jawab Kampung Melon Sukabumi, Iman Yudasasmita menjelaskan. bahwa kebun ini mengembangkan sedikitnya 10 varietas melon dari berbagai negara.

“Yang kita kembangkan ada 10 jenis. Saat ini yang panen ada lima, yaitu Manami, Minori, Fujisawa, Rangipo, dan Honey Globe. Sisanya menyusul bulan depan,” ujar Iman.

Ia menyebutkan, beberapa benih melon didatangkan dari luar negeri seperti Rangipo dan Fujisawa dari Belanda, Honey Globe dari Taiwan, hingga Hamikwa dari China. Namun, varietas lokal seperti Ladika juga tetap dikembangkan.

“Yang paling favorit memang Honey Globe. Teksturnya renyah seperti pir tapi lebih lembut, rasanya sangat manis,” katanya.

Keanekaragaman Melon dari Berbagai Negara

Iman menegaskan, konsep utama Kampung Melon bukan sekadar menjual buah, melainkan memberikan pengalaman dan edukasi kepada pengunjung. Setiap wisatawan yang ingin memetik melon akan didampingi petugas khusus.

“Ada petugas yang mendampingi, jadi pengunjung bisa tanya-tanya, belajar ciri melon matang dan cara memilih buah,” jelasnya.

Saat akhir pekan dan libur panjang, jumlah pengunjung bisa mencapai 200-300 orang per hari, berasal dari Sukabumi, Jabodetabek, hingga Bandung. Dalam sehari, melon yang terjual bisa mencapai 120 kilogram, bahkan meningkat saat akhir pekan.

“Kalau rata-rata 80 sampai 120 kilogram per hari. Weekend bisa sampai 200-300 kilogram. Dua hari ini saja sudah sekitar 350 kilogram,” ungkap Iman.

Kampung Melon Sukabumi tidak memungut tiket masuk. Harga melon dipatok Rp30 ribu per kilogram untuk semua jenis.

Dalam satu masa panen, produksi melon dari satu greenhouse bisa mencapai 1,5 ton. Total terdapat lima greenhouse dengan luas lahan sekitar 3.000 meter persegi.

“Omzet selama masa panen bisa mencapai Rp30-40 juta,” katanya.

Dengan lokasi yang mudah dijangkau dan konsep wisata edukatif, Kampung Melon Sukabumi menjadi alternatif menarik untuk mengisi libur panjang sekaligus menikmati melon premium langsung dari kebunnya.

Wisata Petik yang Sarat Edukasi