Ribuan anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan antusias membuat batik ecoprint, di Dome Bale Rame, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (25/4/2025). Aksi itu berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Kegiatan itu merupakan rangkaian kegiatan hari jadi ke-384 Kabupaten Bandung. Ribuan anak nampak bersemangant membuat batik ecoprint dengan teknik pounding (memalu).
Bunda PAUD Kabupaten Bandung, Emma Dety Permanawati mengatakan, kegiatan tersebut melibatkan sebanyak 3.480 siswa PAUD yang ada di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung. Sehingga aksi tersebut dilakukan secara meriah.
“Iya ini melibatkan 3.480 siswa PAUD. Jumlah siswa itu disesuaikan dengan hari jadi ke-348 Kabupaten Bandung, tinggal menambah nol-nya di belakang,” ujar Emma, dalam keterangan yang diterima infoJabar, Jumat (25/4/2025).
Emma mengatakan, awalnya dirinya menginginkan ada yang berbeda dalam perayaan hari jadi Kabupaten Bandung. Kemudian ide mewarnai tersebut muncul dan langsung direalisasikan hingga mendapatkan apresiasi dari MURI.
“Ini merupakan pertama kalinya di Indonesia, ribuan anak-anak PAUD membatik ecoprint secara bersama-sama sehingga mampu memecahkan Rekor MURI,” katanya.
Menurutnya adanya aksi membatik ecoprint merupakan salah satu upaya dalam memberikan edukasi kepada anak-anak untuk mencintai lingkungan. Anak-anak dituntut untuk bisa memiliki kreativitas dan mempunyai kesabaran.
“Karena teknis membuat batik ecoprint ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk menghasilkan sebuah karya. Karena dalam memukulkan palu kayu nya pun harus sabar dan pelan-pelan, tidak perlu mengetuk dengan keras,” jelasnya.
Dia menyebutkan, dengan adanya aksi tersebut anak-anak bisa memanfaatkan hal terkecil yang ada di sekitar. Dengan itu bisa menjadi karya yang baik dan bisa menghasilkan.
“Anak-anak itu biasanya senang mencabut daun atau bunga, hanya sekedar iseng saja dan senang-senang. Nah, dari daun atau bunga itu ternyata bisa dibuat suatu hasil karya yang disebut batik ecoprint ini, sehingga mereka bisa lebih kreatif,” ucap Emma.
Emma menambahkan ke depannya hasil karya tersebut akan dibawa dan dipajang di sekolahnya masing-masing. Sehingga karya dari anak-anak tersebut bisa dipamerkan dan bermanfaat
“Kain bermotif daun kembang atau bunga akan diberikan kepada sekolah PAUD untuk dipasang dan dijadikan hiasan gedung sekolah,” pungkasnya.