Kadisdik Bandung Minta Ortu Siswa Tak ‘Nongkrong’ di Sekolah

Posted on

Hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tingkat SD dan SMP di Kota Bandung telah selesai dilaksanakan, Senin (14/7/2025). Setidaknya, ada 18.000 siswa di kedua jenjang tersebut yang hari ini tercatat masuk sebagai siswa di sekolah baru.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Asep Saeful Gufron mengatakan MPLS hari pertama berlangsung tanpa ada kendala berarti. Meski hujan turun sejak pagi dan beberapa acara yang seharusnya digelar outdoor jadi urung terlaksana, namun hal tersebut dinilai tidak mengganggu jalannya MPLS.

“Semua berjalan lancar sesuai dengan harapan meskipun ada anak-anak yang masih penyesuaian. Tadi pagi pun hujan saat penyambutan, tapi tidak mengurangi kekompakan kebersamaan guru menerima peserta MPLS,” ungkap Asep saat dihubungi infoJabar.

Meski demikian, ia menilai isu kemacetan di hari pertama tahun ajaran baru masih menjadi kendala yang menghantui. Hampir di seluruh ruas jalan di Kota Bandung, ia mengatakan, pagi hari ini mengalami kemacetan imbas anak sekolah yang kembali beraktivitas.

Oleh karenanya, Pemerintah Kota Bandung menerapkan perubahan jam masuk sekolah untuk siswa jenjang SD dan SMP. Bukan pukul 06.30 seperti yang dimandatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melainkan pukul 07.00 untuk jenjang SMP, dan pukul 07.30 untuk jenjang SD.

“Pak Wali Kota sudah mengeluarkan kebijakan berdasarkan hasil survei tingkat kemacetan di Kota Bandung. Kalau semua masuk bareng 6.30 akan terjadi stagnansi di jalanan,” paparnya.

“Tadi pagi saja hampir semua ruas jalan macet. Makanya SD masuk jam 7.30, SMP jam 07.00. Untuk SMA kan jadi kewenangan provinsi, masuk jam 6.30,” lanjutnya.

Selain itu, Asep mengatakan, salah satu hal lainnya yang menjadi catatan untuk mengurangi kemacetan di jam sekolah adalah soal pengantaran siswa oleh orang tua. Ia meminta agar selepas masa MPLS, tidak ada lagi siswa yang ditunggui oleh orang tuanya.

Pasalnya, kendaraan-kendaraan yang terparkir di sekitaran sekolah disebut menjadi salah satu biang kemacetan di pagi hari.

“Diimbau untuk orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah, mulai Senin depan tidak boleh ditungguin lagi. Hanya mengantar, pulang, lalu nanti dijemput lagi. Serahkan saja ke sekolah, anak jadi tanggungjawab sekolah,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar tidak ada siswa SMP yang membawa kendaraan bermotor sendiri ke sekolah demi keselamatan. Siswa dapat memilih untuk menggunakan kendaraan umum seperti angkot dari dan menuju sekolah.

“Kita imbau untuk naik angkutan umum, siswa tidak boleh bawa kendaraan seperti motor karena menyangkut keselamatan juga. Anak SMP dan setaranya dilarang bawa kendaraan,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *