Kadis Lingkungan Hidup Sukabumi Jadi Tersangka Korupsi, Arus Pantai Buffalo Renggut Nyawa Fahmi

Posted on

Sederet peristiwa terjadi di Sukabumi dalam sepekan ini. Mulai dari penetapan tersangka Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi gegara kasus korupsi, hingga tangisan bayi dari dalam kresek hitam kejutkan warga.

Berikut rangkuman berita Sukabumi selama sepekan:

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi kegiatan pemeliharaan kendaraan operasional angkutan sampah tahun anggaran 2024.

“Per hari ini, Kepala Dinas DLH Kabupaten Sukabumi sudah kita tetapkan sebagai tersangka,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Kabupaten Sukabumi, Agus Yuliana Indra Santoso, kepada infoJabar, Senin (14/7/2025).

Prasetyo langsung diamankan saat hadir memenuhi panggilan penyidik. Penahanan dilakukan untuk mengantisipasi potensi ketidakhadiran tersangka dalam proses lanjutan.

“Khawatirnya dia enggak datang lagi. Kebetulan dia datang, jadi langsung diamankan. Sementara kita amankan ke Rutan Warungkiara,” ujarnya.

Prasetyo menjadi tersangka ketiga dalam perkara ini. Sebelumnya, Kejari telah menahan dua ASN bawahannya, yakni TS, yang menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan HR, Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Sebelumnya kejaksaan mengungkap modus yang digunakan dalam kasus ini mencakup kegiatan fiktif dan markup anggaran. Salah satu contohnya adalah penggelembungan harga pembelian oli dan pencatatan fiktif jumlah barang.

Penyidik juga menemukan adanya kegiatan jasa yang seharusnya dilakukan pihak ketiga, namun justru dikerjakan sendiri oleh dinas tanpa prosedur resmi.

Setelah sehari dinyatakan hilang, Fahmi, bocah laki-laki berusia 12 tahun yang terseret arus di Pantai Buffalo, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Korban ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Senin (14/7/2025) sekitar pukul 14.15 WIB. Jasad Fahmi ditemukan dalam kondisi terlungkup pada radius sekitar satu mil laut dari lokasi awal kejadian.

“Korban berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan siang ini dan langsung dievakuasi menuju rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga,” ungkap Desiana Kartika Bahari, Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR.

Dalam keterangan yang diterima infoJabar, operasi pencarian dilakukan dengan sejumlah metode. Tim SAR gabungan menyisir laut menggunakan perahu karet sejauh dua mil laut dari lokasi terakhir korban terlihat. Penyisiran darat dilakukan sejauh dua kilometer, serta pemantauan visual udara menggunakan drone hingga jarak 300 meter.

Puluhan personel dari berbagai unsur terlibat dalam pencarian ini, di antaranya Pos SAR Sukabumi, Polair, Pos TNI AL Palabuhanratu, Polsek Palabuhanratu, Koramil Palabuhanratu, Destana Palabuhanratu, Kelurahan Palabuhanratu, Jampang Peduli, Jet Ski ASM Pantai Buffalo, IEA Sukabumi, Pramuka Peduli, Satpol PP Kelurahan Palabuhanratu, SAKA SAR, serta masyarakat dan keluarga korban.

Fahmi merupakan warga Kecamatan Palabuhanratu. Ia tercatat sebagai pelajar SD Patuguran. Ia tenggelam pada Minggu (13/7) sekitar pukul 16.45 WIB ketika sedang bermain air di pinggiran pantai bersama dua temannya, Indah (10) dan Ilham (12), yang juga berasal dari kampung dan sekolah yang sama.

Saat mereka sedang mandi-mandi di pantai, tiba-tiba datang ombak besar yang menyeret ketiganya ke tengah laut. Indah dan Ilham berhasil diselamatkan oleh tim Jet Ski ASM yang berada di lokasi, sementara Fahmi terseret arus dan dinyatakan hilang.

Suara tangis lirih itu jadi pusat perhatian pagi di sebuah Jalan Cipanengah, Kampung Koleberes, Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Selasa (15/7/2025).

Warga yang berkerumun di balik pagar besi bercat hitam-kuning hanya bisa menggeleng dan menarik napas panjang ketika seorang bayi perempuan mungil ditemukan tergeletak di atas tanah, beralaskan kantong keresek hitam, di samping semak belukar.

AS (56) selaku Ketua RT setempat, masih ingat jelas info-info saat warga datang melapor kepadanya. Kabarnya, bayi mungil itu pertama kali ditemukan oleh seorang tunawisma yang mencari barang rongsok di sekitar lokasi. Bagian tubuhnya ditutupi kain biru sedangkan kedua telapak tangannya sesekali mengepal ke atas.

“Saya lagi di rumah, tiba-tiba ada warga datang, mukanya pucat, bilang ada bayi dibuang. Saya langsung lari ke sana. Ya Allah, ternyata benar. Bayi masih hidup, tali pusarnya masih ada,” ujarnya dengan suara bergetar.

Warga sekitar hanya bisa menatap iba saat petugas Polsek Warudoyong mengangkat bayi itu dengan hati-hati. Bayi mungil dengan berat badan 3,3 kilogram dan panjang 50 sentimeter itu menangis pelan, tubuhnya masih hangat, menjadi tanda bahwa ia baru saja dilahirkan.

“Saat kami sampai di lokasi, bayi sudah ditemukan warga dan masih dalam keadaan hidup. Dibungkus keresek hitam, dengan ari-ari yang masih menempel. Bayi perempuan,” tutur Kasi Humas Polres Sukabumi Kota AKP Astuti Setyaningsih saat dikonfirmasi infoJabar.

Petugas segera membawanya ke Puskesmas Benteng untuk penanganan awal sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH untuk pemeriksaan lebih lengkap. Kondisi bayi dilaporkan stabil.

Sementara itu, di sekitar TKP, warga masih berdiri memandangi titik di mana bayi malang itu diletakkan. Di balik pagar besi itu, tanahnya penuh rumput liar, dengan sampah-sampah plastik berserakan.

Seorang pria tua dengan peci hitam tampak menatap kosong ke arah semak sambil sesekali mengusap wajahnya. Sementara ibu-ibu yang menggendong anak balitanya bergumam pelan, “Kasihan, kok tega ya ditinggalin begitu saja,” ucapnya.

Astuti memastikan, polisi saat ini tengah menyelidiki kasus pembuangan bayi tersebut. CCTV di sekitar lokasi diperiksa, saksi-saksi dimintai keterangan, dan koordinasi dengan Dinas Sosial pun sudah dilakukan untuk penanganan bayi selanjutnya.

“Kami akan terus telusuri siapa pelaku pembuangan ini. Ini perbuatan yang sangat disayangkan,” ujarnya.

Video yang memperlihatkan seorang perempuan dicekik dan dipukuli oleh pria di dalam rumah tersebar di aplikasi perpesanan. Korban dalam video itu diketahui berinisial AN (31), warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Pria dalam video merupakan suami siri korban yang kini telah dilaporkan ke polisi.

Informasi yang diberikan korban kepada infoJabar, kejadian itu berlangsung pada Jumat malam, 11 Juli 2025, sekitar pukul 19.00 WIB, di rumah pelaku yang berlokasi di Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar. Korban mengaku mengalami kekerasan fisik usai mencoba menasihati pelaku yang hendak menyerang seseorang dengan golok.

“Saya sempat dicekik, dipukul, dimasukin lagi ke kamar, dipukul lagi. Makanya saya langsung rekam video buat bukti. Karena dia suka enggak ngaku kalau sadar,” ujar AN kepada infoJabar, Selasa (15/7/2025).

Dalam video yang dibuat korban, terlihat adegan saat korban dihajar berkali-kali oleh pelaku kemudian rambut korban juga dijambak. Dalam foto yang diterima infoJabar terlihat juga wajah korban yang terlihat memar. Ia menyebut pelaku sering berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.

“Kalau dia lagi pakai obat, kalap. Tapi kalau sudah sadar, dia suka bilang enggak pernah mukul saya. Makanya saya videoin,” imbuhnya.

Korban menuturkan, malam itu pelaku baru saja mengantarnya berobat. Saat duduk di pinggir jalan, pelaku tersulut emosi karena merasa diledek oleh orang yang meludah sembarangan. Ia lalu masuk rumah dan mengambil golok, berniat menyerang orang tersebut.

“Saya larang, saya bilang jangan begitu, ada hukumnya. Tapi saya malah yang dihajar,” ungkap AN.

Akibat kejadian itu, korban mengalami memar di wajah, tangan kiri, dan punggung. Ia juga mengaku sempat ditahan di dalam rumah dan tak diizinkan melapor. Bahkan keluarganya ikut menyalahkan korban.

“Saya mau panggil RT tapi ditahan. Keluarganya malah nyalahin saya. Di rumah itu banyak orang tapi enggak ada yang bantu,” katanya.

Korban akhirnya berhasil menghubungi layanan darurat 110. Ia diarahkan ke Polsek Cikembar dan dijemput oleh petugas ke Polres Sukabumi. Laporan resmi dicatat pada Sabtu dini hari, 12 Juli 2025, dengan nomor STBL/B/358/VII/2025/SPKT/Polres Sukabumi/Polda Jawa Barat.

“Saya dijemput jam 11 malam, sampai Palabuhanratu jam setengah dua pagi. Saya sudah divisum, sudah BAP, sudah kasih semua keterangan,” ujarnya.

Korban berharap polisi segera menangkap pelaku karena ia masih bekerja di dekat rumah terlapor. Ia juga merasa terancam karena pelaku mengirim pesan intimidatif lewat fitur pesan sementara.

“Saya takut kenapa-kenapa, apalagi saya kerja enggak jauh dari rumah dia. Saya minta pelaku segera ditangkap,” tegasnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono membenarkan bahwa laporan kekerasan tersebut telah diterima dan kini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

“Sudah ditangani Unit PPA, masih dalam penyelidikan,” singkat Hartono saat dikonfirmasi infoJabar.

Suasana panik mewarnai lintasan rel kereta di Kampung Gandasoli, Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jumat (18/7/2025). Warga berkerumun di sekitar rel, menyaksikan petugas kepolisian saat melakukan olah TKP setelah insiden dua remaja yang merupakan pelajar SMK terserempet kereta api Siliwangi.

Kedua korban, siswa SR (17), warga Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Citamiang, dan siswi MM (16), warga Kampung Gandasoli, diketahui baru saja pulang sekolah. Mereka melintas di rel menggunakan sepeda motor berboncengan.

Namun nahas, di lintasan tanpa palang pintu di titik KM 64+6/7 itu, mereka tak menyadari kereta api Siliwangi KA 341 rute Cipatat-Sukabumi melintas. Mesin sepeda motor yang mereka tunggangi disebut sempat mati, hingga bagian belakang motor terserempet kereta.

“Kronologis awal kedua orang korban pulang sekolah, saat menyeberang rel kereta api menggunakan sepeda motor berboncengan tanpa palang pintu tidak melihat dan mendengar ada kereta api yang akan melintas, sehingga terserempet bagian belakang sepeda motornya serta kondisi mesin sepeda motor saat itu mati,” kata Kasi Humas Polres Sukabumi Kota AKP Astuti Setyaningsih.

Akibat peristiwa itu, kedua korban di bawa ke rumah sakit Hermina Sukabumi untuk penanganan intensif. Kondisi saat ini masih dalam perawatan namun saat ditemukan, kedua korban sudah tak sadarkan diri dengan keadaan yang memprihatinkan.

Sementara itu, Manager Humasda KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo turut prihatin atas peristiwa tersebut. Ia mengingatkan agar masyarakat selalu mengutamakan keselamatan dan disiplin berkendara saat melintas di perlintasan sebidang, serta tidak melakukan aktivitas apapun saat berada di sekitar jalur rel.

“Kereta api tidak bisa berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, penting bagi pengguna jalan untuk berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu saat melintasi perlintasan sebidang,” katanya.

Selama periode Januari hingga Juni 2025, KAI Daop 2 Bandung mencatat telah terjadi 6 kejadian kendaraan menemper KA di perlintasan sebidang dan 27 kejadian orang menemper KA di jalur rel. Di sisi lain, pihaknya telah melaksanakan lebih dari 43 kali sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang.

Jika dibandingkan dengan data sepanjang tahun 2024, tercatat 16 kejadian kendaraan menemper KA di perlintasan sebidang dan 50 kejadian orang menemper KA di jalur rel. Artinya, hanya dalam setengah tahun 2025, angka kejadian sudah mendekati setengah dari total kejadian sepanjang tahun sebelumnya.

“Data ini menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan dan kewaspadaan masyarakat masih perlu ditingkatkan,” ucap Kuswardoyo.

1. Kadis Lingkungan Hidup Jadi Tersangka Korupsi

2. Arus Pantai Buffalo Renggut Nyawa Fahmi

3. Tangisan Bayi dari Balik Keresek Hitam di Pinggir Jalan

4. Wanita Disiksa Suami Siri

5. Petaka di Rel Kereta Tanpa Palang Pintu