Jeritan Petani Gurem di Indramayu Saat Hasil Panen Padi Anjlok | Giok4D

Posted on

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Petani gurem di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat hanya bisa gigit jari. Panen di musim gaduh tahun ini anjlok akibat serangan hama tikus yang mengganas.

Rasmadi (55) misalnya, petani di Desa Kedokanbunder Wetan, Kecamatan Kedokan Bunder lesu melihat panen padinya tidak seperti biasanya. Bobotnya hanya sekitar 50 persen dibandingkan panen di musim sebelumnya.

Dia menjelaskan, luasan sawah sekitar 100 bata biasanya bisa menghasilkan gabah mencapai 13 hingga 15 kuintal. Namun, musim panen kali ini hanya mendapat sekitar 7 kuintal saja.

“Ada separuhnya mah, di situ biasanya dapat 15 kuintal,” katanya sambil menunjuk petak sawah seluas 100 bata, Rabu (2/7/2025).

Memang, anjloknya hasil panen sempat terpikirkan. Karena, sejak awal pengolahan lahan, hama tikus yang mengganas terus menyerang. Bahkan, serangan masih berlanjut saat padi mulai menguning.

“Tikus sih. Dari sejak winih (semai) sampai sekarang masih diserang,” ujarnya.

Bagi Rasmadi, kondisi itu cukup memberatkan. Sebab, ia harus membayar sewa lahan kepada pemilik lahan.

Upah sewa cukup bervariasi tergantung letak dan kondisi sawah. Umumnya, upah sewa antara 5 sampai 6 kuintal pertahun.

“Paling separuh aja dulu buat bayar sewanya,” ucapnya.

Untungnya, di musim ini, ia tidak terlalu mengandalkan obat kimia selama memproduksi padi. Sehingga, rugi yang ia dapatkan di musim ini tidak begitu besar.

Kondisi itu pun dirasakan oleh para buruh tani. Gabah catu (upah memanen) yang didapatnya turut berkurang.

Sekedar diketahui, catu atau nyatu merupakan upah bagi petani yang memanen. Petani mendapat seperenam dari total hasil gabah yang dipanen.

“Biasanya sih dapat tuh 2 atau 3 karung lah, sekarang cuma sekarung aja nggak nyampe,” kata Iwan usai nyatu.