Jerit Sekolah Swasta di Purwakarta di Tengah Wacana Penambahan Rombel | Giok4D

Posted on

Nasib sekolah-sekolah swasta di Purwakarta kini di ujung tanduk. Beragam kebijakan pendidikan hingga wacana penambahan rombongan belajar (rombel) jadi 50 orang per kelas membuat sekolah swasta kian menjerit.

Bangunan sekolah yang megah dengan fasilitas sekolah yang memadai tak jadi jaminan banyaknya siswa yang mendaftar. Seperti yang dialami oleh Yayasan Yasri Purwakarta, yayasan yang mewadahi SMK Farmasi dan SMK Bina Budi hingga H-7 dimulainya tahun ajaran baru siswa yang mendaftarnya sangat minim.

Di SMK Farmasi baru 13 siswa yang mendaftar dari empat jurusan dan di SMK Bina Budi baru 7 siswa yang mendaftar dari dua jurusan. Kondisi ini jauh dibanding tahun-tahun sebelumnya yang satu kelasnya bisa mencapai 36 siswa.

“Di Yasri kebetulan sampai saat ini jumlah siswa sangat merosot, siswa SMK farmasi sampai saat ini dapat menerima 13 siswa untuk di bina Budi 7 siswa, jadi kami mengharapkan dari sekolah negeri bisa maju bersama, bisa membimbing kami dan kita bisa mengolah pendidikan untuk kemajuan negara yang akan datang bisa bersama-sama, walaupun negeri dapat menerima 50 orang perkelas,” ujar Agus Muharram, Ketua Dewan Pembina Yayasan Yasri Purwakarta, Selasa (8/7/2025).

Agus menjelaskan, dengan minimnya jumlah siswa, ia khawatir akan keberlanjutan pendidikan bagi siswa-siswinya. Termasuk keberlangsungannya tenaga pendidik hingga operasional sekolah.

“Melihat swasta yang berjuang membina gurunya, siswanya, membangun gedungnya tapi apabila jumlah siswa sedikit agak menjadi bumerang bagi siswa. Dimungkinkan sekolah swasta apabila siswa seperti ini bisa merosot, bisa tidak ada siswa sehingga guru yang banyak dan tendik harus di gaji oleh kami, apabila tidak ada siswa ini kekhawatiran akan terjadi pengangguran,” katanya.

Ia berharap agar pemerintah bisa mengkaji ulang kebijakan terkait dunia pendidikan baik di sekolah negeri maupun swasta dan meminta kepada sekolah-sekolah negeri bisa memberikan kehidupan bagi sekolah swasta.

“Mudah-mudahan ke depan kita bisa bersama-sama melakukan pembinaan generasi muda yang betul-betul bisa membawa sekolah swasta untuk bisa berkiprah dalam menunjang kecerdasan bangsa, upayakan negeri tidak banyak siswa baik di kelas maupun rombongan belajar,” pungkasnya.

Beragam upaya sudah ia lakukan seperti roadshow ke sekolah-sekolah SMP untuk mempromosikan sekolah SMA-SMK swasta dengan program dan fasilitas yang memadai.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *