Jerit Penjual Hewan Kurban di Sumedang Hadapi Sepinya Pembeli

Posted on

Penjualan hewan kurban di Pasar Hewan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, untuk kebutuhan Idul Adha 1446 Hijriah atau tahun 2025 menurun. Hal tersebut membuat pedagang hewan menjadi lesu.

Menurut Umar (70), salah satu pedagang hewan kurban jenis domba menurunnya penjualan dari hewan kurban diakibatkan dengan sepinya pembeli. Bahkan, ia membandingkan jika penjualan tahun ini sangat turun drastis dari pada tahun kemarin.

“Sekarang mah jelek penjualannya, dulu mah tahun kemarin bagus-bagus. Pembelinya berkurang, jadi domba banyak pembelinya nggak ada berkurang. Jauh banget sama tahun kemarin soalnya bisa dombanya habis sampai kekurangan domba, sekarang mah dombanya banyak tapi pembelinya nggak ada,” ujar Umar kepada infoJabar, Selasa (3/6/2025).

Umar mengatakan, tahun sebelumnya banyak pembeli yang berasal dari luar daerah Sumedang turut meriahkan di Pasar Hewan Tanjungsari. Sementara tahun ini hanya mengandalkan pembeli lokal saja.

“Tahun kemarin mah pembelinya dari Indramayu, Cirebon, Karawang, Serang, Pandeglang, sampai domba habis, sekarang mah masih banyak dombanya juga,” katanya.

Di tahun ini, Umar mengungkap bahwa dirinya baru menjual sebanyak 12 ekor saja. Sementara tahun kemarin ia mengaku bisa menjual ratusan ekor hewan kurban jenis domba untuk kebutuhan Idul Adha.

“Hari ini baru ngejual dua ekor, bawa 12 ekor baru lalu dua. Tahun kemarin bisa ngejual 500 ekor, sekarang mah palingan juga cuman 10 ekor,” ungkapnya.

Tak hanya pedagang hewan kurban jenis domba, kelesuan akan sepinya penjual pun juga dirasakan oleh Daud yang merupakan pedagang hewan kurban jenis sapi.

Daud menyampaikan, dalam penjualan hewan kurban tahun ini selain sepi peminat penjualan dari hewan sapi tersebut juga disebabkan dengan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK). Dengan adanya penyakit itu, Daud mengaku menjadi salah satu faktor turunnya penjualan di tahun ini.

“Penjualan sapi di tahun sekarang sangat menurun dibanding dari tahun-tahun sebelumnya. Selain peminat ditambah juga penyakitnya sekarang yang tidak bisa ditanggulangi terutama PMK,” kata Daud.

Daud menuturkan, jika tahun kemarin ia bisa menjual ratusan hewan kurban sapi tahun ini ia hanya bisa menjual puluhan hewan kurban sapi saja.

“Tahun kemarin bisa ngejual 200 ekor, sekarang mah puluhan paling juga nurunnya bisa 50 persen lebih,” tuturnya.

Ia berharap agar Pemerintah bisa mengatasi persoalan sepinya penjualan dari hewan kurban terutama dalam hal mengatasi penyakit yang selalu menjadi masalah bagi pedagang sapi.

“Keluhan utamanya mah ya itu penyakit, jadi dari penjualannya juga ikut menurun. Untuk penyakit PMK nggak ada obat khusus, mudah-mudahan ada solusi buat ngatasi semua ini,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *